webnovel

Tanggung Jawab Besar

Keempat gadis Blackpink segera pergi setelah setuju satu sama lain bahkan tanpa menanyakan pendapat Samael yang menjadi bahan taruhan!

"Kau tidak keberatan?" Queena bertanya dengan aneh.

"Kenapa harus? Memberi sesuatu pada gadis cantik juga termasuk hobi kau tahu? Khusus para orang-orang di bidangku!" Samael mengatakannya sembari membuka kaleng jus disana.

Queena tidak bisa berkata-kata saat mendengarnya dan dia tiba-tiba berkata, "Samael, sejujurnya...Ayah dan Ibu sudah mulai meragukan hubungan kita kau tahu?"

"Huh?" Samael hampir tersedak.

Queena mengangguk dan berkata, "Itu karena kau pernah bilang bahwa aku hamil dengan benihmu....tapi sampai saat ini, melihat perutku yang rata....Jadi...kau tahu..."

Samael akhirnya paham kenapa itu terjadi, tapi saat dia melihat wajah memerah Queena dia tidak bisa berkata-kata.

"Jangan katakan jika kau malu. Dan, masalah ini sangat mudah." Samael melanjutkan, "Aku akan membenarkan masalah itu dengan jelas."

"....Kenapa tidak melakukan hal yang sebenarnya saja."

Gerakan Samael terhenti saat mendengarnya, dan dia menatap Queena dengan tatapan tidak percaya.

Bahkan Gabriel juga tidak menyangka bahwa Queena akan menjadi sebegitu beraninya untuk meminta seorang anak dari Samael !!!!

Samael tersenyum pahit dan berkata, ".....Aku, belum siap menjadi ayah."

Queena hanya terdiam, Gabriel merasa suasana sangat aneh, dan hati Samael menjadi kesulitan saat ini.

Tanggung jawabnya saat ini sudah sangat besar....dan untuk menambah beban tanggung jawab menjadi ayah yang lebih besar....

Samael belum siap.

Mungkin ada yang bilang Samael pengecut, tapi jika kalian tahu seberapa besar tanggung jawab seorang Ayah...maka perilaku Samael bisa dimengerti!

Ayah tidak hanya bertugas memberikan jatah uang ataupun finansial pada anak mereka, tapi juga harus bisa meluangkan waktu untuk mendidik mereka ke arah yang benar...

Faktor pertama sudah Samael bisa lakukan, tapi faktor kedua, dia tidak bisa!

Waktunya terlalu padat, dan seperti kata Helina, dia kaya tapi waktunya dengan keluarga menjadi sangat sempit.

Jika seorang Ibu mendidik dalam hal keseharian, maka Ayah bertugas untuk mendidik kelakuan!

Jika Samael sendiri tidak bisa meluangkan waktu untuk bersama keluarganya, lalu bagaimana dengan anaknya nanti kelak !!!!

Inilah alasan Samael belum siap !!!!

"My Lord...."

"Hentikan Gabriel, aku paham kekuranganku. Bukankah aku sudah berusaha untuk membagi beban kerjaku pada kalian? Ini hanyalah masalah waktu bukan?" Samael memberikan senyuman tenang padanya.

Gabriel hanya terdiam, sampai akhirnya menghela nafas dan kembali memberikan senyuman pada Samael.

Queena yang mendengarnya juga tersenyum dan berkata, "Aku siap kau tahu?"

"Aku tahu, tapi tolong tunggu sebentar oke?" Samael mengelus pipi Queena dan menyakinkan.

Queena mengangguk dan dia langsung melemparkan tubuhnya ke pelukan Samael.

Disaat yang sama, Samael menarik Gabriel ke pelukannya dan dia berbaring disana sembari memeluk kedua wanita cantik ini di kedua lengannya.

.....

Saat waktu terus berkurang, keempat gadis akhirnya kembali dengan wajah yang penuh kelelahan.

"Bagaimana hasilnya?" Samael bertanya dengan penasaran.

"Seri."

"Hah? Voli pantai masih bisa menghasilkan nilai seri? Maksudku, kalian tidak pernah menyusul dua angka untuk nilai terakhir?"

Keempatnya mengangguk dan langsung duduk di bawah payung dengan sangat kelelahan.

"....Ini mungkin bisa masuk Guinness....Bermain Voli Pantai sebegitu lamanya tanpa menemukan pemenang...."

"Yahh...Ini merepotkan. Masalahnya, untuk siapa hadiah itu akan berlaku nantinya?" Samael menggoda keempatnya.

Sayangnya keempat gadis itu tidak berniat menjawab dan hanya menatap Samael dengan mata memelas.

Samael mencoba menghindari tatapan mereka, tapi sayangnya itu tidak berguna.

"Huhhhhh....Baiklah, kalian menang. Tapi aku hanya akan mentraktir kalian makan besar dan tidak ada pengabulan permohonan?" Samael berkompromi.

Jisso yang mendengarnya hanya bisa memiringkan kepalanya dan berkata, "Itu lebih baik menurutku?"

"Ya, tidak masalah."

Pada akhirnya mereka berempat setuju dan Samael akhirnya berdiri, "Kalau begitu ayo kembali dulu."

"Nanti malam kita akan makan malam mewah !!!"

"Ooooohhh...."

Semangat masa muda Blackpink benar-benar habis saat ini, dan mereka hanya bisa berdiri dan berjalan dengan lemah menuju hotel.

Pada akhirnya Samael menyuruh Gabriel dan Queena membantu mereka, terutama dia tidak mau membiarkan beberapa laki-laki acak memanfaatkan hal ini.

Adapun Samael, dia saat ini berjalan menuju kamar mandi, tapi bukannya masuk kesana, dia bersandar di dinding depan pintu masuk kamar mandi.

Saat dia menunggu beberapa detik, dua sosok wanita yang cantik tiba-tiba muncul dengan bikini yang berani....

Tapi Samael tidak tergoda oleh mereka dan malahan matanya menyipit saat melihat mereka!

"Aha? Mata itu sangat menakutkan....Kenapa kita diperlakukan berbeda dengan wanita lain?"

"Jangan berlagak bodoh."

".....Apakah kau sudah menemukan identitas kami?" kata salah satu wanita disana dengan dingin namun senyumnya masih terpampang.

Samael hanya menutup matanya dan berkata, "Aku akan merasa bodoh jika tidak memahami gerak-gerik kalian."

"Maksudku, kalian benar-benar aktif beberapa minggu ini dibanding hari-hari lainnya?"

Kedua wanita itu hanya tersenyum dan langsung memeluk kedua lengan Samael dengan mesra.

Bahkan keduanya tidak ragu untuk menggosokkan dada besar mereka pada lengan Samael!

Tapi Samael masih tidak bergeming oleh tindakan ini dan berkata dengan dingin, "Bagaimana tanggapan pemerintah pada kelakuanku?"

"Anjing itu tidak bisa melakukan apapun tanpa kami~~, tentu saja mereka hanya bisa menggertakkan gigi dan membiarkan kami turun tangan ~~" salah satu wanita itu membisukkan ini ke telinga Samael.

"Turun tangan? Misalnya?"

Wanita yang lain juga segera berjinjit dan berbisik di telinga Samael: "Dengan membunuhmu."

Próximo capítulo