webnovel

Keputusan Helina (1)

Helina ingin melepaskan diri dari ciuman ganas Samael, tapi kekuatan yang dia kerahkan hanya setitik debu bagi Samael!

Lengan Samael menjadi semakin erat, dan Helina yang merasakan ciuman panas ini tanpa sadar menjadi lemas di seluruh tubuhnya!

Tangan Samael yang lain tidak menganggur dan terus menguleni dada Helina yang lumayan besar!

"Nnn, Samael! Hentikan! Mmm...."

Samael mencium Helina, dan menempelkan punggung Helina ke dinding!

Kedua tangan yang bebas segera menjelajah di seluruh inci tubuh Helina, dan membuat tubuh Helina yang sudah tak tersentuh oleh lelaki menjadi sangat panas!

Samael melepas kancing baju Helina dan menampakkan bra ungu seksi yang membuatnya tergoda!

"Helina, apa kau sengaja menggodaku?"

"Tidak! Lepaskan Samael! Jangan lakukan ini !!!" Helina menggelengkan kepalanya, tapi tubuhnya sangat jujur.

Samael melepas bra miliknya dan menikmati ceri matang yang ada disana!

"Nnnn !!!! Aaahhhhhh, tidak! Tidaaaakkk !!!!!!"

Jeritan Helina sangat keras, sehingga Samael merubah wajahnya karena ini pasti akan menarik perhatian wanita di rumah!

Duk, Duk, Duk

Benar saja, langkah kaki terdengar di telinga Samael, dan tanpa ragu Samael melepas Helina dan berjongkok.

Helina juga dengan cepat merapikan bajunya sambil berbalik.

Jika dilihat dari depan, maka hanya bagian pinggang keatas yang akan kelihat di dapur ini, jadi Samael tidak akan terlihat!

"Bibi! Apa yang terjadi?!"

Sosok Tivania dan yang lain bergegas dan melihat Helina yang saat ini berbalik badan.

"T-Tidak, hanya jariku yang teriris pisau....maaf membuat kalian khawatir." Helina berkata dengan sedikit gugup.

Kylie yang mengendus bau ruangan dapur agak mengernyitkan dahinya, dan dia merasa kalau ruangan disini berbau akrab.

Seolah akhirnya tahu bau apa ini, Kylie melebarkan matanya tak percaya saat melihat Helina.

"Bibi, Samael, dimana Samael?" tanya Kylie penasaran.

Helina terkejut dan tubuhnya agak bergetar saat ini, karena Samael yang ada di bawah memainkan daerah pribadinya yang sudah lama tidak disentuh!

Panas di tubuhnya semakin naik, dan beberapa cairan keluar dari gua miliknya!

"Nn, Samael? Hah, Hah, dia...seharusnya kembali ke kamar, Nnnya !!!!"

Tingkah laku Helina membuat tatapan semua wanita itu curiga, dan Kylie yang melihat respon ini semakin menjadi tidak percaya!

'Samael dan ibunya....tidak mungkin, bukan? Tapi....tidak ada laki-laki lain di vila ini....'

"I-Itu benar! Kalian, kalian kembali saja !!!! Annn, aku, masih menyiapkan makanan untuk kalian!"

Helina mencoba menyingkirkan mereka, tapi keingintahuan mereka sangat terpancing saat ini!

Sampai akhirnya Kylie menepukkan tangannya dan berkata: "Baiklah, lebih baik ikuti kata bibi, dan ruangan menjadi pengap saat ini karena kalian semua berkumpul."

Mendengar Kylie, mereka akhirnya mengangguk dan pergi.

Melihat ini, Helina merasa lega, tapi saat tatapannya tertuju pada Kylie, dia merasa sangat malu dan takut!

Kylie tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya pada Helina, lalu pergi tanpa mengatakan apapun.

Disaat semuanya sudah pergi, Samael yang berjongkok dan memainkan daerah terlarang Helina merasakan tatapan dari samping.

"!!!!"

Samael terkejut bukan main saat melihat Finri yang saat ini sedang menatapnya dengan mata yang polos!

Helina juga terkejut dengan ini, dan getaran di tubuhnya semakin hebat!

Kakinya saat ini sangat lemah, dan dia sudah tidak kuat menopang tubuhnya dengan kedua tangannya sehingga dia terjatuh ke lantai yang basah karena genangan air disana.

"Kakak Sam, Ibu...Finri lapar."

Mendengar kata-kata Finri, Samael segera berdiri, mencuci tangannya dan segera mengangkat Finri ke pelukannya.

"Apakah adik kecil Kakak sudah lapar? Hmm? Mau makan apa? Biar Kakak memasakkannya untukmu!" Samael menenangkan dirinya dan bertanya dengan senyuman khasnya.

Tapi tubuhnya selalu menutupi mata Finri agar tidak melihat Helina yang mati lemas di lantai, agar bayangan ini tidak mengganggu Finri.

Finri juga tidak memikirkan hal itu dan malahan memikirkan makanan apa yang ingin dia makan.

Sembari dia berpikir, Samael terus menjauh dari dapur.

"Finri mau cake !!!! Cake besar !!!!"

Samael tersenyum saat mendengar ini, lalu menurunkannya ke lantai dan berkata: "Biar kakak membuatkannya, saat ini, bermain dengan kakak perempuanmu oke?"

"Oke."

Finri pergi yang membuat Samael menghela nafas lega, dan dia segera kembali ke dapur dimana sosok sexy Helina masih terletak di lantai.

Kulitnya yang putih terlihat beberapa bercak merah, nafasnya lumayan tersenggal-senggal, dan air mancur terus membasahi lantai!

Samael mendekat, berjongkok dan segera mengelus Helina dari pipinya, leher, pusar, sampai akhirnya jatuh ke bagian pahanya dengan lembut.

Sentuhan ini membuat tubuh Helina yang masih sensitif merasa seperti tersengat listrik!

"Sangat indah, Helina...."

"Hah Hah Hah Hah....Sam, ael....tolong, hentikan...." Helina meminta belas kasihan pada Samael.

Samael tersenyum penuh disana saat melihat Helina dengan tatapan obsesi saat ini di matanya, tapi perilakunya masih tenang.

"Helina, kau sangat sangat cantik, itu benar-benar indah...." Samael mengangkat Helina ke pelukan putri dan mengatakan itu.

Kemudian dia mencium lembut bibir Helina, dan Helina menerima ini dengan pasrah karena dia kelelahan.

"Apa kau masih berpegang teguh pada hubungan keluarga ini?" Samael bertanya pada Helina.

Helina mengangguk, yang membuat Samael tertawa kecil.

"Kalau begitu akan kutunjakkan padamu, kalau dunia ini, tidak bisa menghentikan betapa aku mencintaimu !!!!"

"Akan kutunjukkan padamu, dunia yang aku kuasai! Dunia dimana perintahku adalah yang tertinggi !!!!"

Dengan mengatakan ini, Samael membuka gerbang menuju surga, yang membuat mata Helina terbuka lebar tidak percaya!

Gerbang Surga terbuka lebar dan membawa beberapa kabut emas.

Samael masuk, dan setelah memasuki gerbang, keduanya muncul di sebuah tanah dimana ratusan ribu malaikat suci berlutut di tanah!

Samael menempatkan Helina di sebuah tahta emas yang indah, dan setelah itu dia berlutut satu kaki didepannya sambil memegang satu tangannya.

Gabriel segera muncul sambil membawa sebuah kotak kecil indah dan membukanya disamping Samael.

Samael mengambil kotak itu, membukanya dan berkata pada Helina: "Sudah lama aku ingin melakukan ini, tapi Helina Viollen, maukah kau menjadi istriku?"

Próximo capítulo