Kata-kata Samael sangat lembut, tapi begitu kalimat ini keluar, seluruh ruangan menjadi sunyi.
Guren yang awalnya penuh percaya diri, perlahan-lahan rasa percaya dirinya ini hilang. Tubuhnya lemas dan rasa persaingannya telah pupus ditelan ombak.
'Apa artinya menunggu anak Queena dan anakku lahir dan mengenalku sebagai ayah baptisnya? Mungkinkah...Mungkinkah mereka punya anak?!'
Orang tua Queena pastinya akan mengizinkan Guren untuk mengejar putrinya. Tetapi mereka pastinya tidak akan mengizinkan putrinya dengan Guren apabila dia punya anak!
Hari ini, Guren dipukul dengan keras baik di bagian harga diri ataupun peluang!
Pertama, wajah pihak lain yang bahkan lebih cantik daripada wanita, Guren merasa bahwa jarak keduanya bagaikan dari Kutub Utara ke Kutub Selatan! Kemudian Samael sendiri memiliki senjata di tangannya (ucapan) dan menembaknya langsung di dadanya!
"Ini..."
Queena, Cros, Tulie...semuanya menatap Samael bersama-sama.
Cros dan Tulie akhirnya mengerti mengapa putrinya selalu enggan membawa pulang pacarnya? Karena ... karena dia hamil!
Sebelum seorang wanita menikah, jika dia hamil, maka itu akan memalukan dan menjadi aib! Sekarang mereka mulai memahami pikiran putri mereka.
Tidak ada tanda keterangan bahwa mereka adalah suami istri. Saat ini, tiba-tiba putri mereka hamil! Lalu apa gunanya kencan buta ini!?
Mereka berdua langsung memandang Queena dan melihat wajahnya memerah malu dan tangannya menyentuh perutnya!
Mereka segera percaya dengan ini!
Jika Samael tidak mengatakannya hari ini, mungkin mereka masih dalam kegelapan.
"Samael...." Queena benar-benar ingin menggigit pundak Samael saat ini.
'Kau teman kencanku saat ini, oke? Apakah kau di sini untuk membantuku? Tapi kau berkata aku punya anak denganmu?! Di masa depan...bagaimana aku bisa berbohong di masa depan!!!!' Queena marah dan malu, tapi ada perasaan senang di hatinya.
"Apkah kau malu? Bahkan setelah semua itu...." Samael memengang tangan lembut Queena dan berbisik.
Memukirkan apa yang mereka lakukan tadi, wajah Queena semakin memerah!
Tapi segera tangannya menjepit pinggang Samael dan memutar keras.
Meskipun dia senang, tapi dia mengambil keuntungan dari dirinya sendiri. Jadi Queena memutuskan untuk mengambil imbalan darinya!
"Ayah, Ibu....aku tidak ingin jatuh cinta lagi!!!..." Revina tiba-tiba menangis.
Dia merasa ditusuk di dadanya lagi. Tidak, harus dikatakan bahwa saat ini dia di tutup mulutnya dengan sapu tangan berisi racun tikus dan kemudian dadanya ditusuk lagi dengan pisau berulang kali!
Ketika dia tahu bahwa Pangerannya adalah pacar kakak perempuannya, dia merasa sangat tidak nyaman. Tapi itu tidak masalah, karena ada Guren yang menurutnya bisa mengambil kakak perempuannya dari pangerannya!
Tapi...tapi sekarang, dia menemukan bahwa pangerannya dan kakak perempuannya ternyata memiliki anak! Serasa dunianya saat ini terasa seperti dunia hitam putih!
Ketika kakak perempuan mempunyai anak dengan pangerannya, bagaimana bisa dia mengambil pangerannya dari genggaman kakak perempuannya yang sedang hamil anaknya!?
"Kenapa kau tidak ingin jatuh cinta sekarang?" Cros bertanya-tanya.
"Tidak peduli apa, perasaanku hancur! Aku.... Aku tidak akan percaya pada cinta lagi! Wooooo..." Revina menginjak-injak lantai dengan kakinya, lalu menyeka air matanya dan berlari menuju kamarnya.
"Gadis ini....omong kosong apa lagi yang dia katakan?"
Cros semakin tidak bisa memahami putri kecilnya saat ini.
Kakaknya sedang hamil dengan pria yang menurutnya mampu, dia harusnya bahagia bukan? Kenapa dia tiba-tiba bilang bahwa dia tidak ingin jatuh cinta?
"Queena! Kehamilan itu masalah besar, mengapa tidak membicarakannya dengan orang tuamu? Datang dan duduklah dengan cepat."
Tulie dan Cros berdiri bersama dan dengan cepat membantu putrinya. Aneh, kenapa mereka bersemangat? Ini kehamilan di luar nikah tahu?
"Ayah, Ibu, kenapa aku harus memberitahu kalian? Aku...aku malu karena hamil di luar nikah!" Queena ingin menangis ketika dia menjawab.
"Itu benar...Samael bukan? apa yang akan kau lakukan dengan hal ini?" Cros tiba-tiba bertanya dengan tenang tapi dalam!
Samael juga berubah serius, tapi ada senyum pahit di wajahnya: "Aku...salah. Sebenarnya aku punya tunangan, bahkan identitas tunanganku sangat tinggi. Putri kerajaan..."
Semua orang sekali lagi terkejut!
"Aku mengenal Queena...saat dia masuk ke salah satu anak perusahaanku. Entah apa yang terjadi, saat itu aku bertemu dengan Queena di Bar...dan...itu terjadi...." pembicaraan menjadi berat.
Samael berakting, meskipun dia bukanlah aktris, aktingnya lumayan.
"...Jadi, apa yang akan kau lakukan dengan putriku?"
Samael menatap mata Cros dengan tegas dan berkata, "Aku akan bertanggung jawab!"
Wajah Cros melembut dan segera menepuk pundak Samael: "Kuserahkan putriku padamu!"
"Tentu...ayah."
"Kemarilah, mari kita makan malam. Samael, juga Guren, datang dan makan malam bersama."
Suasana hati Tulie senang sekaligus bersalah. Dia senang melihat putrinya mendapat suami yang cakap, tapi bersalah karena Guren.
"Paman, Bibi, kalian keluarga bicara saja saat ini, aku akan pergi." Guren mulai mengucapkan selamat tinggal.
Jika dia terus tinggal, hatinya tidak kuat! terutama saat dia tahu bahwa orang yang menjadi pasangan kencan butanya ternyata hamil!
"Pulang? duduk dan temani aku minum dulu baru pulang! Kau tidak akan menolak permintaanku bukan?"
"Baiklah paman, aku akan menemanimu minum kemudian pergi."
Cros merasa bersalah pada Guren. Bagaimanapun, dialah yang menyuruh Guren menghadiri kencan buta dengan putrinya.
Guren hanya duduk dengan canggung dan tidak mengatakan apapun lagi.
"Revina, keluar untuk makan." Tulie mengetuk pintu kamar Revina dan berteriak.
"Samael, duduk disampingku dan biarkan aku menghidangkan makanan untukmu." Queena menarik lengan Samael dengan intim.
"Oke." Samael juga tidak memiliki pendapat dan duduk tepat di sebelah Queena.
"Huh!!!..." Pada saat yang sama, Revina juga keluar dari ruangan dan duduk di sebelah kursi Samael yang kosong.
Dia menatap Kakak perempuannya dan Samael yang intim dengan mata penuh iri dan benci!
"Datang, datang, semuanya ada di sini. Mari kita makan."
Tulie berkata seperti itu dan Cros memimpin saat makan. Kemudian yang lain ikut makan, tapi setelah itu..
"Tunggu..." Tulie menghentikan Queena ketika dia mau lihat bahwa dia akan memakan hidangan pedas.
"Queena, kau sedang hamil sekarang. Selama kehamilan, kau harus memperhatikan makanan yang masuk ke tubuhmu. Kau tidak bisa makan hidangan pedas. Kau bisa menunggu sebentar, Ibu akan membuatkanmu sup ayam."
"Bu, kenapa sangat ketat?" Queena merajuk karena dia bahkan tidak bisa makan makanan favoritnya.
"Apa yang ketat? ini hal yang wajar!" Kemudian Tulie berlari ke dapur sendirian.
Melihat penampilan ibunya, Queena melemparkan semua kemarahannya pada Saamel. Ini karena dia mengatakan bahwa dia hamil!
'Jika itu adalah kehamilan yang nyata, itu lebih baik...bahkan aku berharap!...'
'Tunggu, kehamilan....nyata...ehehehe...."