Tivana tercengang dengan perkembangan ini, dia tahu bahwa Samael tampan, tapi anehnya....ketampanan Samael tidak bisa membuat wanita langsung jatuh hati!
Tapi pemikiran ini salah! Sebenarnya wajah Samael sebelum transformasi sudah tampan! 6 dari 10 wanita akan dengan senang hati menjadi pacarnya jika Samael mengaku pada mereka.
Sayangnya, kemungkinan itu naik menjadi 10 dari 10 wanita akan menerima dengan senang hati, jika Samael mengaku pada mereka! Inilah yang terjadi setelah transformasi Samael!
Terbangun dari keterjutannya, Tivana masam memandang Samael. Dia tidak menghentikan tindakan ciuman panasnya saat ini dengan Lola. Dia adalah putri kerajaan, satu laki-laki banyak perempuan itu wajar! Bahkan ayahnya, memiliki 20 istri, hanya saja, 19 lainnya selir dan ibunya adalah Permaisuri!
Pendidikannya membuat keterbukaan akan hubungan pria dan wanita tidak seperti orang pada umumnya. Selain itu, dunia memperbolehkan poligami asalkan sang laki-laki cakap! Dan Samael sangat cakap di mata Tivana!
10 menit kemudian, Lola dan Samael melepas ciuman mereka dengan Lola yang terengah-engah dan memerah, sedangkan untuk, Samael dia hanya tersenyum santai.
"Hisss..." rasa sakit tiba-tiba membuat Samael mengingat keberadaan tunangannya!
Dia melirik pinggangnya dan melihat sebuah tangan kecil dan lembut memutar daging bagian sana.
Samael berbalik dan menatap Tivana dengan pandangan minta maaf, "Maaf..."
"Selama kau tidak meninggalkan Nona ini...Umm..."
Tivana terkejut dengan ciuman tiba-tiba Samael, tapi kemudian, dia berinisiatif membuka mulutnya dan membantu lidah Samael. Kedua tangannya memeluk leher Samael dan tubuhnya melekat pada tubuh semputna Samael.
Dada besar Tivana yang terasa di dada Samael membuat ciumannya semakin intens dan panas. Tangannya tidak diam dan memainkan pantat Tivana.
"Tidak...jangan sekarang..." Tivana segera melepas ciuman dan berkata.
Samael hanya tersenyum dan berkata, "Tidak masalah...Toh, kau tunanganku."
Mendengar kata Tunangan, semua wanita disekeliling Samael seakan tersengat guntur! Mereka terkejut dan tidak bergerak. Hanya Lola yang sudah menduga ini tidak terkejut.
"Baik, kita terlalu lama disini...aku yakin para Jurors sudah lama menunggumu, Samael." Lola tiba-tiba memcah keheningan.
Samael dan Tivana mengangguk dan mengikuti dibelakang Lola menuju tempat penjurian dibawah patung anak perempuan yang masih belum sadar akan adanya realita.
"Samael, dua juri International Frédéric Chopin Piano Competition kali ini Master-master piano yang terkenal, yang satu bernama Rock dan yang lain disebut Ohlsson. Keduanya adalah master piano yang terkenal secara internasional. Mungkin kau seharusnya sudah mendengarnya. "
Samael mengangguk diam-diam. Rock dan Ohlsson, Ohlsson sudah pasti terkenal dan dia memang pernah mendengar nama Rock. Mereka bisa dianggap sebagai master piano kelas satu di dunia.
Tapi Samael juga mengerutkan kening, pada saat yang sama, dia tahu bahwa Ohlsson adalah master piano yang sangat terkenal dan dia sangat menghormatinya.
Tapi Rock...
Pada saat ini, melihat Samael diam, Lola sedikit mengernyit dan tahu apa yang dilikirkannya. "Samael, kau harus berhati-hati. Di antara dua hakim, Ohlsson memang sangat adil dan memiliki reputasi yang baik. Ini benar-benar gaya master pianis. Tapi Rock ini....."
"Ada apa dengan Rock?" Tivana di sebelahnya segera bertanya.
Lola menghela nafas dengan lembut dan berkata, "Bakat piano Rock ini tidak masalah, ini jelas seorang pianis kelas satu. Namun, masalahnya adalah dia sangat sombong sampai ke tulang-tulangnya. Bahkan banyak pianis profesional di dunia ini sangat membencinya!"
Samael tahu ini dan sedikit mengangguk.
"Samael, bakat dan keterampilan pianomu jelas bagi semua orang. Aku percaya mereka tidak akan berani mempermalukanmu, mungkin. Tapi, kali ini penilaianmu pasti akan berhasil dan kau akan secara pasti memasuki final di Polandia!!!" Lola menghibur Samael, dia benar-benar sangat optimis tentang Samael!
"Terima kasih Lola, aku akan melakukan yang terbaik." Samael tersenyum.
"Nah, itu baru laki-laki! Kau harus semangat dan percaya diri!." Lola juga tersenyum.
"Ya."
Ketiganya berjalan dengan santai dan akhirnya memasuki ruang musik yang dipenuhi orang disana.
Di tengah ruangan, jelas terlihat dua sosok yang seperti sedang menunggu.
Keduanya mengenakan jas dan sepatu kulit, yang juga merupakan pakaian standar untuk musisi. Sosok pertama berusia lima puluhan, dengan wajah ramah dan sosok gemuk, dia adalah seorang master piano bernama Ohlsson yang menelpon Samael kemarin, dan dia tersenyum ke arah Samael dengan senyum ramah.
Yang lainnya berusia sekitar 30 tahun, dengan tampilan yang agak sombong dan menatap Samael dengan dingin.
Samael sedikit mengernyit, dan dia tahu bahwa pria ini adalah Rock.
"Kau Samael?" tanya Rock langsung dengan sedikit arogansi.
Tampaknya dia memang dilahirkan untuk menjadi superior. Bahkan jika Samael tidak mendengarkan nada kesombongannya, dia sudah tahu seperti apa itu Rock.
"Siapa kau?" Samael juga bertanya dengan dingin.
Untuk pria seperti ini yang tidak memiliki kesopanan, Samael tidak memiliki perasaan yang baik. Bahkan jika dia tahu siapa itu Rock, dia tidak akan mengatakannya!
"Huh, aku Rock, kali ini pengujimu, aku dan dia akan menilai permainan pianomu," kata Rock ringan. "Meskipun aku tidak berpikir seberapa kuat pianomu sama sekali. Aku tidak berpikir pianomu sangat bagus, lebih tepatnya, sangat membosankan. "
Rock memang sangat sombong!
'May, bisa mendengarku?'
"Ada apa kakak? ingin May membuat orang itu menjadi idiot total?"
'Itu nanti saja, sekarang katakan, berapa nilai kekuatannya?'
"3!" Jawaban May membuat Samael semakin membuatnya memandang Rock dengan lebih dingin!
Orang-orang lemah yang berpura-pura kuat! sungguh sampah diantara sampah! Meskipun Samael sendiri sampah! Tapi tidak akan jauh sebelum dia akan membuang label sampah dalam kekuatannya!
"Sebagai pianis internasional yang terkenal, kau setidaknya harus selalu menjamin sikapmu. Tampaknya kau tidak layak menyandang gelar pianis Internasional."
"Sial, apa maksudmu itu, Hah?! Kau yang bahkan tidak mengerti musik sama sekali tidak pantas menceramahiku! Kau hanyalah laki-laki Gigolo yang hanya didik oleh ibumu yang pelacur!"
Mendengar ini, wajah tampan Samael mengerut tidak senang dan tanpa sadar ada aura pembunuh keluar dari tubuhnya.
"Kau boleh menghinaku, terserah kau memanggilku apa! Baik itu Gigolo atau apapun...tapi! menghina ibuku....itu kesalahan besar!"