webnovel

Mengunjungi Calon Mertua

"Queena, aku mencintaimu!" kata Samael pada Queena dengan penuh kasih setelah melepas ciumannya

"Ya..." Queena masih mabuk setelah dicium.

Tidak menunggu lagi, mereka berdua terus berciuman di bawah banyak pasang mata, atau itulah yang seharusnya terjadi.

Untung saja May menggunakan kemampuannya untuk membuat indra mereka agak salah. Sehingga perbuatan keduanya tidak terlihat

Tubuh bagian bawah Samael susah ditahan saat ini, ini adalah respons yang seharusnya dimiliki pria!

Selama 10 menit, Samael terus-menerus mencium Queena dengan antusias dan bahkan merogok masuk ke pantat halus dan bundarnya! Perasaan ini sangat indah baginya!

Kemudian tangan kanan Samael memegang payudara besar Queena yang dibungkus dengan pakaian dan bra yang elastis.

Tapi rasa kenyal dan lembutnya ini terasa sangat enak.

"Hmm..." Queena mengerang nyaman dan tidak menghindar.

Setelah melihat ini, Samael memasukkan tangannya ke dalam pakaian Queena dan masuk lagi menembus Bra-nya!

Payudara bulat dan lembutnya sangat enak saat disentuh secara langsung!

"Um...um...um...."

Wajah Queena sudah memerah dan mabuk sambil terus mengerang di bawah mainan bibir Samael.

Kemudian, dia melepas ciuman dan gosokan payudara dan pantatnya yang membuat Queena agak kehilangan.....

Dia memandang Queena yang cemberut dan berkata: "Ini bukan tempat baik untuk itu, kita lanjutkan nanti?"

"Ya...." Respon Queena masih lambat, tapi dia masih mengaitkan kedua tangannya ke lengan kanan Samael.

"Baik, ayo pergi untuk melihat orang tuamu." Samael memandang Queena yang ada disampingnya.

Sayangnya dia tidak menjawab.

"May, tolong aku...."

"Hehehe, kakak...ini masalah mudah. Tapi lain kali, lakukan itu di kamar. Jika tidak, hasil seperti ini akan terjadi..." menjentikkan jarinya, Queena segera sadar dan May melanjutkan: "Ya! inilah efek ketampanan Kakak saat ini!"

Queena yang sadar memerah dan malu atas apa yang sudah mereka lakukan tadi!

Bagian bawahnya sudah basah dan dia hanya bisa mempererat pegangannya di tangan Samael!

"Lihat orang tuaku?" Queena bertanya.

"Tentu saja!" Samael menatap Queena sambil tersenyum.

"Oke!" dan Queena menjawab dengan mudah, tapi langkah kakinya masih lunak!

.....

"Ayah, Ibu, aku jatuh cinta!"

Revina yang berlari ke rumahnya langsung berbaring di sofa dan menangis sedih.

"Apa yang kau bicarakan? Usiamu masih kecil, dan kau sudah jatuh cinta? Apakah kau sakit?"

Seorang pria paruh baya berusia lima puluhan berjalan dengan termos dalam air mendidih, dan berkata langsung kepada Revina.

Nama pria itu adalah Cros Magdelan. mantan angkatan bersenjata bagian darat di Amerika Serimat. Dia memiliki dua anak perempuan, yaitu Queena Magdalen dan Revina Magdalen. 

Kehidupan keluarganya agak biasa. Tidak kaya, juga tidak miskin.

Tapi dia masih berharap bahwa kedua putrinya dapat menikahi pria yang kaya dan ideal. Lebih baik jika pria itu masihlah anggota ketentaraan.

"Baru saja, baru saja, uwahh! Aku benci kakak perempuanku, itu salah kakak perempuan yang membuat pangranku menghilang..."

Revina dengan sedih menutup wajahnya dengan bantal di sofa dan menangis terisak-isak.

"Kakak perempuanmu sudah kembali?" Tapi yang dikagetkan Cros adalah hal ini.

"Ya..." Revina mengangkat kepalanya dan berkata dengan sedih, "Ayah, kau harus membantuku. Nikahkan kakakku dengan Brother Guren, agar...agar aku bisa bahagia!"

"Kenapa kakakmu harus menikahi Guren agar kau bisa mendapatkan kebahagiaan? " Cros bingung dan bertanya-tanya.

Meskipun dia tahu bahwa putri bungsunya terlalu hyperactive dan agak sombong, percaya diri dan aneh, bagaimana bisa penjelasan ini masuk akal di telinganya?

Meskipun dunia memperbolehkan poligami, tapi kebanyakan orang masih monogami. Kecuali orang-orang kaya super di dunia ini. Jadi kata-kata Revina masih wajar...

"Tidak usah banyak bertanya! Ayah, lakukan saja seperti apa yang aku katakan!" Revina serius dan tangisannya berhenti.

"Bagus! Ayah mendengarkanmu." Cros mengangguk dengan pahit.

"Ayah, Ibu, aku kembali."

Baru saja selesai berbicara, suara indah Queena terdengar di pintu.

"Huh...." Revina yang mendengar suara kakaknya langsung menghilangkan senyumnya.

Alisnya langsung mengerut tidak senang, dan matanya yang tidak bahagia menyapu pintu.

"Gadis besarku telah kembali." Pintu dapur terbuka, dan sosok perempuan berusia 45 tahun lebih keluar dengan semangkuk pai dan berjalan menuju pintu.

Namanya Tulie Frans, ibu Queena dan Revina.

"Yo! Gadis ini membawa teman laki-laki yang tam...pan...."

Tulie agak tertegun sebentar dan Samael melihat ini segera berbisik, "May, hilangkan efek itu pada ibu Queena!"

"Hehe, mudah kakak!"

Kemudian, Tulie menggelengkan kepalanya dan segera berjalan ke pintu dan meskipun efek terpesona sudah dihapus oleh May, Tulie masih terkejut akan ketampanan Samael!

Namun, segera dia menyambutnya dengan sopan.

"..."

Begitu kata-kata itu keluar, Queena dan Samael menlepas sepatu dan masuk ke rumahnya

"Humph, humph, humph​​..." Di ruang tamu, Revina yang kesal menyenandungkan kata itu terus menerus dan menggembungkan pipinya kesal!

"Bu, perkenalkan dia, ini.....pacarku Samael, Samael Duedere."

Queena menjelaskan ini dengan malu-malu! Bagaimanapun dia masih terlalu malu karena apa yang mereka lakukan sebelumnya!

"Apa? Pacar?"

Próximo capítulo