webnovel

Chapter 65 - Makan Bersama

Gia akhirnya turun tangan dan memisahkan mereka berdua sebelum terjadi pertempuran yang konyol, ia melirik Xiuhuan yang cemberut dan memalingkan wajahnya karena merasa kesal tidak bisa mencium Gia, Xiao Bai juga tidak terlihat baik karena memiliki bekas memar sebab dilempar Xiuhuan.

"Aku lapar," celetuk Gia merasa lapar.

Dengan semangat Xiuhuan mendekati Gia. "Istri aku akan membuatkanmu makanan." Setelah kembali dari kota Zi Yu ia berlatih memasak agar Gia menyukainya.

"Kau... bisa memasak?" tanya Gia ragu.

Dengan semangat Xiuhuan mengangguk. "Aku telah berlatih setelah melihatmu suka makan."

'Itu berarti tidak lama,' batin Gia dalam hati dan semakin ragu dengan Xiuhuan.

"Kalau begitu aku pergi dulu." Tanpa babibu Xiuhuan meninggalkan Gia untuk menuju dapur.

"Tunggu!" Gia tidak sempat menghentikannya dan dia hanya bisa berdoa dalam hati semoga makanan yang ia buat tidak akan menyakiti perutnya.

Rawww Rawww

Xiao Bai meraung rendah dan menyundulkan kepalanya pada Gia.

"Ada apa?" Gia menaikan salah satu alisnya ketika melihat Xiao Bai yang sedikit sedih.

Xiao Bai menggunakan ekornya untuk mengelus perutnya memberikan tanda bahwa ia lapar.

"Kau lapar?" Gia memahami isyaratnya. "Tetapi apa yang kau makan?" Gia tidak sempat bertanya pada Xiuhuan mengenai makanan Xiao Bai, ia hanya tahu bahwa Xiao Bai menyukai energinya.

Xiao Bai menggunakan kepalanya untuk menggerakan tangan Gia agar ia paham menggunakan kekuatannya untuk memberinya makan.

"Kau ingin energiku? Tapi apakah baik memakan energi selain mastermu?"

Xiao Bai mengangguk pasti seolah memahami perkataan Gia.

"Ternyata kau bisa memahami perkataanku." Biasanya binatang kontrak hanya bisa dipahami oleh masternya namun ia pernah membaca dalam buku bahwa binatang kontrak dengan kekuatan darah kuno dapat langsung memahami perkataan manusia.

"Kau sangat cerdas, baiklah aku akan memberimu makan." Gia mengedarkan energi qi ke tangannya dan memusatkannya pada telapak tangannya, ia mengarahkan tangannya pada Xiao Bai agar ia bisa menikmati energi yang ia kumpulkan.

Xiao Baik dengan senang hati membuka mulutnya dan memakan energi Gia, ia tidak tahu mengapa kekuatannya sangat enak dan hampir melebihi masternya, Xiao Bai tidak ingin memikirnya dan hanya ingin makan sepuasnya.

Dahi Gia berkeringat karena menggunakan kekuatannya dengan banyak, sepertinya ia belum terbiasa dengan kekuatan ini dan membutuhkan energi yang lebihh banyak untuk melakukan hal sederhana.

"Maaf aku tidak bisa membuatmu kenyang." Ia menarik tangannya dari Xiao Bai karena tidak bisa terus-menerus memberinya makan yang akan menyebabkan pondasi kultivasinya tidak baik.

Xiao Bai memberinya penampilan menyedihkan karena menghilangkan makanan enaknya.

"Lain kali aku akan memberi lagi." Gia mengelus kepalanya dan disambut raungan senang Xiao Bai.

"Ayo kita keluar." Gia mengajak Xiao Bai keluar dan berjalan ke arah yang ditunjukan Xiuhuan kemarin, ia tidak sempat mengamati keadaan sekitar karena cukup malu akan kesalahpahamannya.

Ia menekan batu pada tembok dan membuat rak buku yang menjadi pintu masuk akhirnya terbuka dan dia dapat melihat ruang kerja Xiuhuan. Ruangan ini cukup sederhana dengan meja besar yang sering ia gunakan dan rak buku dibelakangnya yang dipenuhi dengan gulungan dan kertas serta satu set kuas. Tak ada lukisan atau apapun yang mengantung pada dinding bahkan ia tidak melihat vas bunga, mungkin Xiuhuan hanya menyukai ruangan yang sederhana dan ringkas.

Ia berjalan menuju pintu dan membukanya, lorong-lorong panjang bisa ia lihat seolah labirin yang siap menjebak siapapun yang memasukinya, beruntungnya ia bersama Xiao Bai yang menunjukan arah yang benar padanya jika tidak mungkin ia akan tersesat. Gia mengikuti Xiao Bai yang terbang di depannya, ia membawanya menuju ruangan ketika ia bertemu Xiuhuan pertama kali, keadaannya masih sama seperti kemarin namun mutiara cahaya tidak menyala karena matahari sudah muncul.

Gia berjalan menuju jendela dan melihat kolam yang ia lihat kemarin ternyata sangat indah dibawah sinar matahari, ia membuka jendela semakin lebar dan merasakan angin menerpa wajahnya dengan lembut. Ia melihat anak buah Xiuhuan tengah berkumpul di gazebo seolah bermain sesuatu.

Ia melompat dari jendela untuk menghampiri mereka karena ia bosan tidak melakukan apa-apa. "Apa yang kalian mainkan?"

"Waaaaa...."

Mereka tersentak kaget mendengar suara dari belakang mereka, mereka menoleh dan melihat Gia berdiri dibelakang mereka bersama Xiao Bai.

"Ah nona Gia," panggil Zhouming.

Gia menaikan salah satu alisnya karena mereka mengetahui nama aslinya.

"Apakah anda telah selesai berkultivasi ganda dengan master?" tanya Banzhou.

Gia sedikit terbatuk ketika mengingat kesalahpahaman tentang kultivasi ganda, ia tidak ingin membahasnya karena akan mengingatkannya dengan perbuatannya semalam. "Kenapa kalian sedikit pucat?" Gia mengalihkan pembicaraan.

Meifu menghela nafas ketika mengingat rasa mengerikan hasil residu kultivasi ganda mereka, jika mereka terus melakukan kultivasi ganda bukankah ia dan kawannya akan merasakan perasaan mengerikan itu terus. "Ini karena kultivasi ganda anda." Ia memilih jujur.

"Aku?" Gia menunjuk dirinya sendiri.

Guangli mengangguk dan kali ini ia yang menjelaskan. "Kekuatan anda pasti tidak biasa karena dapat bergabung dengan baik dengan kekuatan master." Semua orang memang sering berkultivasi ganda namun sangat jarang menemukan kekuatan yang cocok dengan mereka.

"Kekuatan master sudah cukup hebat jika ditambah dengan kultivasi ganda dengan anda, saya tidak tahu akan menjadi apa," komentar Guangli.

Gia menggaruk hidungnya yang tidak gatal karena bingung merespon ucapan Guangli.

"Apa yang kalian mainkan? Bolehkan aku bergabung?"

"Kami bermain mahjong dan kami kekurangan satu orang, anda bisa bergabung," jawab Meifu.

oOo

Xiuhuan telah menyelesaikan masakannya kemudian menaruhnya di meja, ia beranjak untuk memanggil Gia agar bisa menikmati masakannya.

"Istri makanan sudah siap..."

Gia dapat mendengarnya karena Xiuhuan menggunakan kekuatan untuk menghantarkan suaranya, ia menoleh pada anak buahnya meminta pendapat mereka. "Apakah kalian pernah merasakan masakannya?"

Mereka dengan serentak menggelengkan kepala, siapa juga yang berani memakan makanan dari tangan Raja Hantu yang ada ia malah akan meracuni mereka.

"Dia... pernah masak sebelumnya kan?" Gia bertanya pelan.

"Ini pertama kali untuk master," jawab Meifu.

"Ia tidak akan membunuhku dengan makanannya kan?"

"Saya rasa tidak." Mereka sudah tahu bahwa master sangat menyukai nona Gia dan dia tidak akan melukainya.

"Ikut denganku!" Gia menarik tangan Meifu dan Zhouming disampingnya.

"Tidakkk kami sudah kenyang," sahut Meifu panik.

"Nona kami tidak bersalah jangan tarik kami!" Zhouming menangis dalam hati karena Gia menariknya.

"Kalian harus menemaniku." Gia menariknya keras.

"Hahahahaha kalau begitu aku pergi dulu." Banzhou ingin segera pergi dari sana sebelum ia diseret.

"Kau ingin kemana?" Zhouming melototinya tajam karena ingin melarikan diri. "Kau harus ikut juga!" ia meraih tangan Banzhou dan menariknya.

"Tidakkkkkkk."

"Guangli kau harus ikut juga." Meifu meraih lengan Guangli dan menggeretnya. "Kau tidak bisa meninggalkan anggotamu di medan perang."

Guangli yang hanya diam sejak tadi akhirnya terseret oleh mereka untuk menikmati penderitaan bersama.

oOo

Xiuhuan tersenyum lebar untuk menyambut istrinya namun ia mengerutkan dahinya tidak senang karena Gia membawa banyak orang. "Kenapa kamu membawa mereka?"

"Ada terlalu banyak hidangan, aku tidak bisa menghabiskan semuanya, jadi aku mengajak mereka," jawab Gia.

Xiuhuan memberi tatapan tajam pada mereka agar segera pergi dan tidak mengganggu waktunya dengan istrinya

Tentu saja mereka membalas tatapannya seolah ingin pergi dan tidak ingin menikmati hidangan meragukan yang dibuatnya.

Gia mengabaikan tatapan tajam diantara mereka dan melihat penampilan hidangan yang dibuat Xiuhuan. Ia memang tidak mencium bau mencurigakan namun penampilan hidangannya tidak bisa di sebut baik karena hancur tak berbentuk yang menambah rasa keraguannya.

"Kau membuatnya sendiri?"

"Tentu saja, aku membuatnya khusus untukmu." Ia menekan kata khusus untuk memperingati mereka.

"Kau sudah merasakannya?" Ia menatap hidangan yang membuat selera makannya menghilang.

"Belum, tapi aku yakin pasti enak," ujarnya percaya diri.

"Kalau begitu kalian harus membantuku." Gia menatap mereka berempat untuk menemaninya makan.

Mereka dengan berat hati memakan hidangan Raja Hantu karena paksaan nona Gia, dengan pandangan tidak yakin mereka duduk dan mengambil mangkuk serta sumpit kemudian mengambil salah satu hidangan yang ada.

Gia menatap daging ayam yang tidak jelas bagian mana karena sudah dicincang berantakan, ia melirik mereka berempat yang memiliki keraguan sepertinya. Gia dengan susah payah membuka mulutnya dan mengunyah makanan tersebut kemudian menelannya.

Mereka berlima terdiam.

"Astaga sangat enak dan tidak beracun," seru Meifu spontan.

"Akhirnya master melakukan hal baik," kata Banzhou sambil menangis dalam hati.

"Aku masih hidup," ujar Zhouming bersyukur.

"Master masakan anda enak," ujar Guangli memuji dengan normal.

Gia tercengang merasakan keenakan hidangan Xiuhuan dilidahnya yang tidak sesuai dengan penampilan hidangan yang buruk, ia tidak bisa berkata-kata mengungkapan cita rasa dari makanan yang menggugah seleranya. Ia mengambil hidangan lain dengan cepat sebelum mereka berempat menghabiskan hidangan diatas meja.

Akhirnya perang memperebutkan makanan dimulai dan tangan mereka tidak berhenti mengambil hidangan yang ada.

-TBC-

Próximo capítulo