webnovel

TIBA DI KOTA NEW BURGH

Hampir dua puluh lima jam perjalanan yang di tempuh Justine untuk sampai di Bandara Stewart kawasan basis militer.

Sambil menghela nafas lega, Justine berjalan keluar dari Bandara setelah berpisah dengan Reynata saat turun dari pesawat.

Justine lebih cepat turun duluan karena tidak ingin Brown menunggu terlalu lama. Apalagi saat melihat Reynata sibuk dengan berbicara dengan seseorang lewat telepon, tidak ada alasan bagi dia untuk berlama-lama di pesawat.

"Hei!!! Justine!!!" panggil seseorang sambil melambaikan tangannya.

Justine menoleh ke arah suara yang memanggil namanya.

Wajah Justine terlihat senang saat melihat Brown berlari menghampirinya.

"Senang bertemu denganmu Son? kamu lebih tampan sekarang ya?" ucap Brown memeluk Justine sambil menepuk-nepuk punggungnya.

Justine hanya tersenyum membalas pelukan Brown.

"Aku juga senang bertemu denganmu Paman Brown. Sudah bertahun-tahun tidak bertemu ternyata rambut Paman bisa beruban juga." ucap Justine dengan bahasa isyarat yang sudah terbiasa di mengerti Brown.

"Dengan adanya uban sudah menandakan kalau aku sudah tua. Tapi ingat, rambut boleh beruban tapi tenaga tidak perlu di ragukan lagi. Aku masih kuat menggendong kamu dari sini sampai rumah." ucap Brown dengan wajah terlihat bahagia.

Justine tertawa sambil mengangguk-anggukkan kepalanya mengiyakan candaan Brown.

"Ayo, kita pulang sekarang. Aku akan mengenalkan kamu pada seseorang yang mungkin kamu sudah lupa." ucap Brown dengan penuh kegembiraan membawa Justine ke tempat mobil Jeep-nya.

"Seseorang? siapa Paman?" tanya Justine dengan tatapan tak mengerti.

"Kamu akan tahu setelah kita di rumah." ucap Brown dengan tersenyum.

Dengan naik mobil Jeep, Justine duduk diam sambil menikmati suasana yang ada di sekitarnya.

"Sangat ramai sekali di sini Paman? apa rumah Paman masih jauh dari sini?" tanya Justine sambil menggerakkan tangannya. Brown melihat gerakan tangan Justine, sudah paham dan mengerti apa yang di katakan Justine walau tanpa berbicara.

"Lumayan jauh, ada di balik perbukitan itu. Sebuah desa yang tidak terlalu ramai. Banyak perternakan kuda di sana. Kamu pasti menyukainya." ucap Brown sedikit mempercepat kendaraannya agar cepat sampai di rumahnya.

Hampir dua satu jam perjalanan, akhirnya Brown dan Justine sampai juga di rumah Brown yang terlihat sederhana tapi sangat luas dengan sebuah istal dan beberapa kuda di dalamnya.

"Wah!! rumah Paman kelihatannya sangat nyaman sekali." ucap Justine dengan wajah terlihat takjub.

"Cepatlah kamu turun dan masuk ke dalam rumah itu. Kamu bisa beristirahat sebentar. Setelah itu kita pergi ke sungai untuk mencari ikan." ucap Brown sambil menepuk bahu Justine turun dari mobil Jeep-nya.

Justine melepas kacamatanya kemudian berjalan ke rumah Brown sambil melihat ke sekeliling rumah yang terlihat sejuk dan nyaman.

"Ceklek"

Tiba-tiba pintu terbuka, Justine cukup terkejut saat melihat gadis muda seusia dirinya berdiri di pintu dengan tersenyum.

"Hei... Justine??" sapa gadis itu dengan sebuah senyuman.

Justine tersenyum dan melambaikan tangannya walau dalam hatinya tidak tahu siapa gadis yang sudah menyapanya di rumah Brown.

"Apa kamu lupa siapa dia Justine?" Tanya Brown mendekati Justine yang masih MB berdiri di tempatnya.

Justine menatap Brown sambil mengangkat kedua bahunya meminta penjelasan siapa gadis itu.

"Apa kamu tidak mengingat gadis kecil yang berambut keriting dan kamu memanggilnya keriting." ucap Brown mengingatkan sebuah panggilan yang biasanya Justine sebut.

Justine menatap Brown kemudian beralih ke arah gadis di depannya.

"Kamu...kamu Kelly?!!" ucap Justine dengan bahasa isyaratnya menatap Kelly dengan tatapan tak percaya.

Kelly tersenyum menganggukkan kepalanya sambil merentangkan tangannya ingin di peluk Justine.

Dengan tersenyum Justine memeluk Kelly dengan sangat erat. Justine sangat ingat bagaimana saat dia menangis meminta Brown untuk menyelamatkan Kelly yang menangis berontak dari seorang pria yang menyuruhnya jadi pengemis.

"Justine, kamu sangat tampan sekarang. Apalagi kamu tinggi tegap." ucap Kelly dengan tatapan kagum melihat ketampanan Justine.

Justine tersenyum mengacak-acak rambut Kelly yang sedikit keriting.

"Kamu juga cantik dengan rambut keriting seperti ini. Apa kamu masih suka menangis?" tanya Justine sambil menyentuh ujung rambut Kelly.

Kelly menggelengkan kepalanya dengan perasaan malu tapi bahagia setelah bertahun-tahun berpisah dengan Justine akhirnya mereka bisa bertemu di saat dewasa.

"Justine, Kelly sebaiknya kalian masuk dan nikmati makan siang kalian." ucap Brown setelah menemui Selena yang sedang menyiapkan makan siang untuk menyambut kedatangan Justine.

Dengan perasaan berbunga-bunga Kelly menarik lengan Justine dan membawanya masuk ke ruang makan.

Selena tersenyum melihat kebahagiaan di wajah Kelly yang selalu mengharapkan kedatangan Justine.

"Hei...Bibi Selena." sapa Justine dengan gerakan bibirnya tanpa suara memeluk Selena istrinya Brown dengan sangat erat.

"Kamu sudah dewasa singaku. Aku sangat merindukanmu." ucap Selena mengusap wajah Justine dengan penuh kebahagiaan.

"Aku juga merindukanmu Bibi Selena, terutama masakanmu yang enak. Sudah lama aku menginginkan masakan Bibi." ucap Justine dengan bahasa isyaratnya.

"Keinginanmu akan aku penuhi sayang. Aku sudah memasak makanan yang kamu suka. Siapa yang membantuku memasak kalau bukan Kelly." ucap Selena sambil melirik ke arah Kelly yang sedang menyiapkan piring di atas meja.

Sejak Kelly di selamatkan Brown atas permintaan Justine, Selena dan Brown menjadikan Kelly sebagai putri angkatnya. Dan selama itu hidup mereka bahagia hingga Kelly dewasa.

"Kelly kamu jangan berdiri saja, ayo cepat duduk. Justine sepertinya sangat lapar sekali." ucap Brown seraya mengambil nasi dan ikan.

Justine melihat beberapa macam makanan yang sangat dia sukai.

"Bibi Selena, terima kasih sudah memasak ini semua untukku. Dan kamu Kelly aku akan mengajakmu jalan-jalan nanti sore. Tapi tentu saja kamu harus menunjukkan di mana tempat yang indah." ucap Justine dengan bahasa isyaratnya merasa terharu dengan kebaikan Brown dan Selena.

"Kamu tenang saja Just, aku akan membawamu ke desa sebelah yang lebih ramai di banding desa kita ini." ucap Kelly dengan antusias menerima ajakan Justine.

"Drrrt... Drrrt... Drrrt"

Brown dan Selena menoleh ke arah Justine saat mendengar suara ponsel Justine berbunyi.

"Justine ponsel kamu berbunyi, siapa tahu Ronnie yang mencarimu." ucap Brown sangat yakin kalau Ronnie yang menghubungi Justine.

Dengan segera Justine mengambil ponselnya dari kantong celananya. Dan ternyata memang benar Ronnie yang menghubungi Justine.

"Hallo Justine, berikan ponselmu pada Brown. Aku mau bicara dengannya." ucap Ronnie mengaktifkan video call agar bisa mengerti ucapan Justine lewat gerakan tangannya atau gerakan bibirnya.

Segera Justine memberikan ponselnya pada Brown.

"Hei... Ron, ada apa? Kita sedang makan siang. Kamu sudah makan siang belum Ron?" tanya Brown penuh perhatian.

"Aku baru mau memasak. Brown aku hanya mengingatkan padamu saat mengantar Justine ke tempat pendidikan militernya kamu temui saja Letnan Sky. Dia yang akan membantu Justine dalam menyelesaikan pendidikannya." ucap Ronnie yang mendapatkan informasi kalau pelatih Justine di sekolah pendidikan militernya adalah letnan Sky.