webnovel

Merencanakan Pernikahan

Setelah Mu Yi pergi, Yu Siqi segera tersenyum kepada Qin Tian sambil berkata. "Yang Mulia, lama tidak bertemu, anda menjadi semakin tampan dibandingkan terakhir kali kita bertemu." Katanya sambil meletakkan tangannya yang seperti salju di pundak Qin Tian.

Qin Tian tidak bisa membantu tetapi merasa terperangah saat dia disentuh oleh Yu Siqi.

Meskipun kecantikan Yu Siqi tidak begitu mencolok, tapi dia adalah satu-satunya wanita cantik yang dekat dengannya.

Sebagai pangeran dengan bakat tak tertandingi, seseorang yang tidak memiliki status tidak akan berani mendekatinya. Mereka hanya akan memujinya dari jauh. Yu Siqi bagaimanapun adalah putri satu-satunya salah satu pakar terkuat di kerajaan Qin. Dengan status yang hampir setara, hubungan mereka tentu tidak begitu canggung.

Tapi Qin Tian tidak tahu harus bersikap seperti apa. Dia juga terlalu sering berkultivasi sehingga dia tidak terlalu banyak berpikir. Namun, disentuh langsung oleh Yu Siqi membuat Qin Tian merasa aneh.

Qin Tian mencoba menenangkan dirinya dan berbalik ke Yu Siqi. "Ehm, sister Yu, lama tidak bertemu. Dan juga, panggil saja aku saudara Qin." Qin Tian berkata.

"Tapi Yang Mulia juga harus memanggilku Siqi." Jawab Yu Siqi dengan senyum menggoda.

"Ehm." Qin Tian tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya meminta Yu Siqi berhenti memanggilnya Yang Mulia, tapi Yu Siqi ingin panggilan yang lebih akrab.

"Ngomong-ngomong, kenapa banyak orang datang ke istana?" Qin Tian segera mengalihkan pembicaraan.

Yu Siqi terlihat tidak senang melihat Qin Tian mengalihkan pembicaraan. Dia juga agak terkejut mendengar pertanyaan Qin Tian. "Kamu tidak tahu?" Dia bertanya dengan heran.

"Tidak! Aku baru saja kembali." Qin Tian menjawab.

"Ooh! Kalau begitu kamu akan tahu setelah kembali." Dia memilih tidak menjawab pertanyaan Qin Tian.

Qin Tian tahu Yu Siqi ingin Qin Tian mengetahui langsung dari raja.

Suasana menjadi hening sejenak sebelum Yu Siqi berbicara lagi. "Ngomong-ngomong saudara Qin, bolehkah saudari ini bertanya?" Katanya sambil tersenyum manis.

Qin Tian terkejut sesaat mendengar cara Yu Siqi memanggilnya. Dia kemudian menatap Yu Siqi. "Sister Yu, mengapa begitu ragu? Kamu bisa menanyakan apa saja." Qin Tian menjawabnya sambil tersenyum.

Mendengar Qin Tian tidak keberatan, Yu Siqi segera melanjutkan kata-katanya. "Ehm, sister ini hanya ingin tahu tingkat kultivasimu saat ini." Dia berkata sambil menatap mata Qin Tian. Ekspresinya terlihat sedikit serius.

Sebenarnya dia juga agak khawatir menanyakan itu karena selama ini Qin Tian sengaja menyembunyikan kultivasinya. Di dunia ini, itu akan dianggap tidak sopan untuk menanyakan tingkat kultivasi seseorang ketika orang itu dengan sengaja menyembunyikannya.

Mungkin kebanyakan orang lebih suka memperlihatkan kultivasi mereka agar orang lain tahu betapa kuatnya mereka. Namun, beberapa orang memilih untuk merahasiakannya karena berbagai alasan.

"Ehm!" Qin Tian tidak bisa untuk tidak terkejut dengan pertanyaan Yu Siqi. Meskipun dia selalu menyembunyikan kultivasinya, namun itu tidak benar-benar rahasia. Lagipula, saat dia berkultivasi di akademi, orang-orang masih dapat melihat tingkat kultivasinya.

Untuk pertanyaan Yu Siqi, Qin Tian tidak merasa itu tidak sopan.

Melihat perubahan Qin Tian setelah mendengar pertanyaannya, Yu Siqi berpikir Qin Tian merasa terganggu dengan pertanyaannya. Dia ingin menarik kembali kata-katanya tapi terpotong oleh kata-kata Qin Tian.

"Oh, itu hanya tingkat kultivasi! Tidak masalah jika sister Yu ingin tahu. Semua orang di akademi juga mengetahuinya." Sambil mengatakan itu, tubuh Qin Tian yang awalnya tidak memancarkan apapun segera mengeluarkan aura yang membuat angin berhenti berhembus.

Swoosh...

Itu hanya terjadi dalam satu nafas, namun Yu Siqi sangat terkejut sehingga mulutnya terbuka lebar.

"Ini! Ini!" Yu Siqi menggosok matanya beberapa kali karena dia merasa sulit untuk percaya dengan apa yang dilihatnya.

Dengan Qin Tian yang merilis auranya sendiri, Yu Siqi langsung bisa menentukan tingkat kultivasi Qin Tian. Namun, mengetahui kultivasi milik Qin Tian hanya membuatnya kaget sehingga dia tidak bisa berbicara.

"Kamu... Kamu sudah berada di tahap puncak ranah Spiritual." Dia akhirnya berbicara sambil menunjuk ke arah Qin Tian dengan tatapan penuh kekagetan.

Rumor tentang kejeniusan Qin Tian diketahui oleh semua orang di kerajaan Qin. Dan sebagai orang yang telah berinteraksi beberapa kali dengan Qin Tian, dia secara alami tahu betapa tak terduganya Qin Tian itu. Namun, bahkan jika dia melebih-lebihkan Qin Tian, dia berpikir bahwa Qin Tian mungkin hanya mencapai tahap awal ranah Spiritual. Tapi kenyataan di depan matanya ini membuatnya akhirnya sadar bahwa dia masih meremehkan Qin Tian.

Ketika Yu Siqi masih dipenuhi dengan kejutan, tiba-tiba Qin Tian mendengar sesuatu di benaknya. Itu adalah panggilan ayahnya yang menyuruhnya untuk mendatanginya.

Sebagai ahli terkuat di kerajaan, kekuatan raja Qin secara alami tak terbayangkan. Bahkan Qin Tian sendiri merasa ayahnya sangat tidak terduga. Meskipun di permukaan kekuatan yang ditampilkannya hanya satu tingkat di atas para pemimpin klan, namun Qin Tian merasa ayahnya jauh lebih dari itu.

Dengan kekuatan ayahnya, mungkin tidak ada sesuatu di seluruh ibukota kerajaan yang bisa lepas dari pandangan matanya. Mengirim pesan melalui indera spiritual tentu saja bukan masalah baginya.

"Sister Yu, raja memanggilku! Aku akan pergi dulu." Qin Tian kemudian berkata kepada Yu Siqi yang masih dalam keadaan syok dan melangkah pergi menuju istana.

Setelah hanya bayangan Qin Tian yang terlihat di matanya, baru kemudian dia bangun dari keadaan syok.

"Dia benar-benar menyembunyikan dirinya dengan baik." Yu Siqi mendesah. Ada jejak kelegaan di matanya setelah dia mengetahui tingkat kultivasi Qin Tian. Namun, dalam beberapa saat ekspresinya terlihat sedikit redup seolah-olah dia sedih dengan jarak mereka yang semakin jauh.

Dia tahu, dengan bakat Qin Tian, tidak akan lama sebelum namanya diketahui oleh semua orang di benua.

Istana kerajaan itu sangat besar. Selain ruang utama yang menjadi tempat singgasana raja berada, ada juga banyak tempat lainnya dengan berbagai kegunaan.

Tempat tujuan Qin Tian kali ini adalah tempat khusus yang menjadi tempat tinggal ayah dan ibunya. Sebagai tempat tinggal raja dan ratu, itu terletak di lokasi paling inti istana. Butuh beberapa putaran perjalan bagi Qin Tian sebelum dia tiba di depan pintu masuk.

"Yang Mulia!" Ketika Qin Tian tiba di depan pintu, ada seorang lelaki tua bertubuh sedang yang memberi hormat kepadanya.

Meskipun dia sudah terlihat sangat tua, namun tekanan yang berasal darinya akan membuat siapapun kesulitan bernafas.

"Paman Lin." Qin Tian memberi hormat kembali.

Nama lelaki tua itu adalah Lin Ji. Dan identitasnya adalah pelindung kerajaan Qin.

Kekuatannya tidak terduga. Dikatakan bahwa dia hanya sedikit lebih lemah daripada raja itu sendiri.

Meskipun Lin Ji bertindak hormat terhadapnya, Qin Tian tidak berani bersikap teledor di depan pelindung kerajaan ini.

"Yang Mulia Raja dan Ratu sedang menunggu Yang Mulia di dalam." Ucap Lin Ji sambil mendorong pintu terbuka.

"Mn." Qin Tian memberi hormat sekali lagi sebelum melangkah masuk ke dalam.

Setelah melewati pintu, Qin Tian segera memasuki sebuah aula yang tidak terlalu luas. Jika dibandingkan dengan kemegahan istana, penampilan aula ini tampak biasa. Itu terlihat lebih seperti ruangan rumah biasa.

Tepat di tengah-tengah aula itu ada deretan kursi tamu, tempat keluarga biasa berkumpul.

Di kursi itu, duduk dua orang, pria dan wanita yang terlihat berusia tiga puluh tahunan.

Pria itu memiliki wajah tampan dan rambut panjang. Ekspresinya terlihat bermartabat sementara matanya tajam seperti pisau. Siapapun yang melihatnya secara alami merasakan perasaan hormat terhadapnya.

Dia adalah Qin Shi, raja dari kerajaan Qin dan ayah kandung Qin Tian.

Adapun wanita itu, dia juga memiliki penampilan yang tidak kalah menarik. Meskipun kecantikannya tidak terlihat begitu mencolok, namun pesona dewasa yang dipancarkan olehnya akan membuat siapapun yang menatapnya merasakan perasaan hangat.

Namanya adalah Lin Yue. Dia adalah ratu kerajaan Qin sekaligus ibu kandung Qin Tian.

Berbicara tentang kekuatan, tidak ada yang tahu sekuat apa ratu itu. Asal usul ratu agak misterius. Bahkan Qin Tian sendiri tidak tahu asal usul ibunya. Namun, satu hal yang pasti! Lin Ji itu sebenarnya bukanlah pengikut kerajaan Qin. Kenyataannya, dia adalah bawahan pribadi milik ratu.

"Ayah! Ibu!" Qin Tian segera memberi hormat saat dia tiba di depan mereka.

Karena tidak ada orang di sana, Qin Tian tidak memanggil mereka dengan sebutan formal seperti ayah kerajaan atau ibu kerajaan.

"Mn, kamu menerobos lagi, bagus, sangat bagus." Ketika pertama kali melihat Qin Tian, yang pertama dilihat oleh raja Qin adalah kultivasi Qin Tian. Melihat kultivasi Qin Tian menerobos sekali lagi, raja Qin terlihat sangat puas.

"Ini bukan apa-apa." Qin Tian menjawab dengan rendah hati. Namun, dalam hati dia sangat puas. Sebenarnya, meskipun dia terlihat tenang, dia juga orang yang bangga.

"Hmph, yang kamu lihat hanya kultivasi Tian'er." Namun, melihat tindakan raja, ratu tampak tidak senang.

Tapi raja tampak tidak peduli dengan ketidaksenangan ratu, dia hanya terkekeh.

"Hmph." Ratu mendengus melihat raja mengabaikannya. Dia kemudian menoleh ke Qin Tian dan berbicara. "Tian'er, kamu bisa dianggap sudah dewasa sekarang. Meskipun kamu masih belum memasuki usia untuk menikah, tapi tidak akan lama sebelum kamu pergi meninggalkan kerajaan ini. Sebelum pergi, mengapa kamu tidak menikah terlebih dahulu dan meninggalkan kami seorang cucu untuk dirawat. Gadis itu, Yu Siqi, bagaimana? Apakah kamu menyukainya?" Kata ratu sambil tersenyum sementara Qin Tian dan bahkan raja terperangah mendengar kata-katanya.

Kata-kata ratu seperti Guntur di telinga Qin Tian. Dia tidak tahu harus berkata apa.

Sebenarnya, dia juga tidak merasa keberatan jika harus menikah dengan Yu Siqi. Yu Siqi cantik dan menawan, bahkan Qin Tian merasa sulit menolak gadis sepertinya. Jika dia tumbuh dewasa, dia pasti akan menjadi semakin menawan. Dan juga, dia tahu bahwa Yu Siqi sebenarnya juga menyukainya dari tindakannya terhadapnya. Dengan berbagai faktor tersebut, Qin Tian tidak memiliki alasan untuk tidak setuju. Namun, dia merasa masih terlalu muda. Dia merasa tidak bisa memutuskan masalah seperti itu.

"Ini! Ini!" Sementara Qin Tian terdiam, raja agak terperangah dengan keinginan ratu.

Dia ingin berbicara, namun sebelum dia berbicara, suara ratu sudah memotongnya. "Lebih baik kamu diam." Katanya dengan dingin.

Dia kemudian menatap Qin Tian dan berbicara lagi. "Tian'er! Bagaimana menurutmu? Jika kamu tidak keberatan, kita akan mengadakan upacara pertunangan di pertemuan nanti."

Kata-kata ratu membangunkan Qin Tian. Dia menatap ratu dan hanya tersenyum karena tidak memiliki kata-kata untuk diucapkan.

Melihat Qin Tian, ratu langsung dapat menyimpulkan pikiran Qin Tian. Dia tersenyum lembut. "Baik! Karena Tian'er sudah setuju, kita akan mengadakan upacara pertunangan nanti." Ratu terlihat puas.

Dia kemudian menatap raja dan berkata. "Kamu sebaiknya membicarakannya terlebih dahulu dengan Yu Su itu."

Próximo capítulo