webnovel

desiran asmara remaja

guyonan dari sahabat seasrama,begitu membuatku serba salah,namun mereka seperti nya mendukung, hingga mereka berlaku konyol,seakan memberi kesempatan, dengan teratur mereka mundur ke barisan belakang, dan mempersilahkan are berdiri tepat di belakangku, are seperti memberi perlindungan dari desakan penonton, yang memberikan semangat pada jagoan jagoannnya,tapi aku memiliki power kuat, jutaan semangat memenuhi ragaku,

bagai seorang pemacu kuda yang ingin segera menampilkan yang terbaik,untuk segera mendapat penilaian dari juri pribadi, yang membuat perubahan besar dalam hidup.

begitu lucu nya bila ku ingat kepolosan saat mengartikan cinta pada saat itu.

tidak ada permintaan maaf lagi,

mungkin aku sudah menyadari kesalahan dan keegoisan atau karna terlalu banyak rindu hingga melupakan masalah yang sudah berlalu,

cinta itu memaafkan.

are mengambil sesuatu di saku nya ternyata tiga buah kaset dewa 19 seheila on 7,dan kaset kosong

riang rasanya hatiku, ingin cepat cepat memutar suara dewa 19 namun saat itu bukan lah waktu yang tepat,

padahal dewa 19 memang sedang hits di kalangan remaja dan menjadi panutan, bersaing dengan Slank dan oi Iwan fals dan aku sudah punya banyak kaset nya,

namun entah apa yang menguasai jiwaku hingga kebahagiaan ku melampaui batas

imabalan atas kesabaran adalah keberhasilan yang jelas terlihat,

cinta memang begitu hebat

menahan sabar dengan begitu kuat

walau terkadang bagai orang yang sekarat

hanya dengan memikirkan bayangan saja,jauh pun terasa dekat,

cinta butuh kesabaran untuk menguji kesetiaan.

dan aku bagai seorang pemenang,yang berhasil menaklukan peperangan di Medan perang,

tiba tiba wajah are seperti kecewa ketika kak Rendi datang dengan wajah di upayakan ramah namun tetap terlihat sinis,

"vey ayo kita siap siap, semuanya grup syarhil ke belakang panggung, ajak ka Rendi

"iyaa kak sebentar pintaku

aku meminjam bolpen ke teman di sebelah ku,dan merobek kertas konsep,ku tulis nomor telp asrama,

kak Rendi terlihat kesal saat aku memberikan kertas itu pada are,

"eh ree .. di rumah mu sedang ada haul kan ?kok kamu disini? kamu nonton juga?

"iyaaa kak ucap are sambil memberikan salam

"di Sukabumi kamu ikut lomba kan?kata kak Rendi berusaha basa basi,

"ingsyallah kak sahut are tegas

"bagus ucap kak Rendi menepuk bahu are

"vey kak Rendi,are pamit dulu mau gabung sama temen temen dulu ya...

pintanya sambil melangkah pelan, namun tak lamaa dia menoleh kembali ke arahku sambil mengepalkan tangannya

"vey semangatt ya...ucapnya tanpa malu di depan kak Rendi,

kak Rendi memalingkan pandangan nya,

tidak ada wajah seakrab dulu

begitu sangat hambar, kak Rendi seperti menyadari ketertarikan ku pada are

hingga wajah merah kak Rendi sudah bisa ku artikan cemburu,

are pun berjalan meninggal kan ku yang kesepian dalam keramaian, hush romansa desiran asmara remaja,pribahasa di masa itu (bucin),

rasa nya aku ingin menahan kepergian are

namun mau bagai mana lagi?

ada rasa lega kala itu meyakini bahwa are merasakan hal yang sama,

merasa ada balasan atas penjara rindu,

sampai tiba nya giliranku tampil waww...

ternyata are memandangiku dari kejauhan,

dia memberikan suara dukungan dengan keras,tegas dan riuuuhhh bergemuruh,

terlihat sahabat sahabat are ikut memberiku semangatt dengan sorak sorak dan suara tepuk tangan,kadang jeritan pujian saat aku menerangkan isi kandungan ayat Alquran,

setelah turun dari panggung,aku kehilangan areansyah namun ternyata Wira temannya akew bilang, dia sudah tidak ada di lapangan sudah pergi karna waktu sudah sangat sore,

dalam pencarian aku di kejutkan dengan kedatangan kak rendi

sahabatku mengisyaratkan matanya ke arah kak Rendi,sepertinya mereka ingin memberi tahu kehadiran kak Rendi bersama para gadis gadis cantik binaaannyaa,

"vey kenalkan ini Lisna pacar nya are

aku hanya tersenyum tanpa ada keterkejutan sama sekali

Lisna tersipu malu seperti mengiyakan kak Rendi

"ahlan wasahlan de ivey,ucapnya lembut sambil melipat tangan nya di dada,

oh cantik nya Lisna perawakan mungil hidung mancung dan berpakaian rapih,kulitnya begitu mulus,kalo ucapan kak Rendi benar berarti

aku bukan lah saingannya,

aku tidak bisa di bandingkan dengan Lisna,

tapi kepala ku sudah penuh dengan tekad,untuk tidak melakukan hal yang merugikan ku seperti yang lalu,aku mulai belajar tidak peduli apapun yang menyudutkan ku untuk melupakan are,

rasanya pecahan krikil kecil itu sudah tidak bisa menembus lagi,

hatiku mendadak menjadi baja

aku hanya peduli rasaku sendiri

kenapa tiba tiba kak Rendi merusak suasana, mungkin dia sengaja atau membalas keberanianku tadi??

atau kah dia berharap aku mundur??

atau berharap hatiku hancur??

sungguh aku tidak peduli sedikitpun.

acara belum berakhir namun ayah asrama beserta supirnya datang menjemput kami,

ayah akan menghadiri acara di rumah nya ibu Santi, haulan anak nya kata ayah asrama memberi pengertian agar aku pulang lebih dulu dan istirahat,

aku tahu siapa itu Bu Santi ternyata dia Tante nya areansyah,

saat itu aku berharap di ajak ke rumah Bu Santi,

namun salahhhh,

ternyata ayah asrama memintaku untuk pulang,dan beristirahat bersama sebagian sahabatku yang sudah selesai lomba,

ayah asrama berpesan,agar tidak usah menunggu pengumuman kemenangan, karna akan di wakil kan oleh kak Rendi

ayah asrama begitu sangat mempercayainya,

kami pun menyetujui nya

-------------

di perjalanan aku minta supir untuk memutarkan kaset dewa 19 di tape mobil nya ketika aku membuka kaset ternyata itu berisi uang kertas bernilai 200 nilai yang sangat berharga di tahun itu,apa maksudnya kak are yaa,

sejujurnya aku tidak suka mendapatkan hadiah berbentuk uang apalagi tidak di jelaskan alasannnya,

aku berniat akan mengembalikan nya suatu saat,

dan menjelaskan ketidak nyamanku ketika mendapat uang,

sesaaat

bayangan Lisna membuat ku terus berfikir dan aku berusaha menepis nya

berusaha meyakini bahwa itu semua adalah tipu daya kak Rendi untuk membuatku cemburu,

sayup sayup terdengar dentuman gitar yang menenangkan membuat lelah ku hilang dan menyalakan gelora terdalam yang sulit di lukiskan

aku tidak ingin terkecoh kembali oleh rasa yang bertentangan dengan keinginan,

aku tidak ingin menangisi ketidak pastian,

aku memejamkan mata,

sambil mendengarkan bait bait lagu syahdu dan berharap ada pesan yang akan di sampaikan are lewat lagu

jreeng....

aku tak mengerti apa yang ku rasa

rindu yang tak pernah begitu hebatnya

aku mencintai mu lebih dari yang kau tahu

meski kau takan pernah tahu

aku persembahkan hidup ku untuk mu

telah ku relakan hatiku padamu

namun kau masih bisu diam seribu bahasa

dan hati kecilku bicara

baru ku sadari

cintaku bertepuk sebelah tangan

kau buat ku remuk seluruh hatiku

semoga waktu mengilhami

sisi hatimu yang beku

semoga akan datang keajaiban

hingga akhirnya kau pun mau

baru ku sadari cintaku bertepuk sebelah tangan

kau buat remuk seluruh hatiku.

Próximo capítulo