Aliya memberanikan diri memegang tangan Bima. Dia tahu Bima tidak akan sanggup melakukannya. Dalam hati Aliya merasa sakit karena Bima ternyata belum bisa mencintainya. Sampai kapan dia harus menunggu Bima? Aliya merasa jika Zivana memang orang yang diharapkan Bima, bukan dirinya.
"Kamu teringat Zivana kan, Bim?"
"Emmmm tidak Al." ucap Bima.
"Jangan bohong Bim. Sudah kelihatan dari raut wajahmu. Kamu itu paling tidak bisa berbohong."
"Kamu jangan marah ya Al."
"Bim, sejak awal kamu dan Zivana memamg saling mencintai. Jadi jangan paksa dirimu melupakan Zivana. Apalagi mencoba mencintaiku. Aku tahu kamu adalah orang yang sulit untuk jatuh cinta. Dan cintamu pada Zivana adalah yang sebenarnya dirasakan oleh hatimu. Jangan bunuh perasaan itu." Aliya menahan perih di antara setiap kata yang baru saja keluar dari mulutnya. Itu karena rasa cemburu yang tiba-tiba hadir.
"Maafkan aku, Al. Ayo kita coba lagi." Bima menoleh pada Aliya tapi wanita itu menggeleng pelan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com