Melupakan orang yang pernah singgah di hati tentu tidak akan mudah. Begitu juga yang dirasakan Zivana saat ini. Apa semua ini memang kebetulan? atau sebuah ujian yang menguji kebesaran hatinya.
Setelah perjumpaan dengan Bima tadi, Zivana mau tidak mau harus mengingat kembali tentang sosok Bima. Laki-laki yang pernah singgah di hatinya. Meski lebih banyak menundukkan pandangannya, tetap saja ua masih bisa menangkap wajah Bima dengan kedua matanya.
Zivana terpaksa menerima bantuan dari Bima karena tidak ada pilihan lain. Dia harus pulang karena waktu sudah semakin malam. Akhirnya dia pulang dengan meminjam jas hujan dari Bima. Dia tahu dengan menerima bantuan ini, artinya akan memberikan harapan untuk hatinya. Dan dia membenci itu. Tapi setiap kali bertemu, perasaan itu masih saja sama.
"Aliya, maafkan aku. Tidak seharusnya aku mencintai suamimu. Aku harus bagaimana untuk menghilangkan perasaan ini?" ucap Zivana dalam hati. Dia menangis dalam diam.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com