"Kamu tahu, kan, kejadian di kantin tadi, dan bagaimana ancamannya. Kalau kita melawan sedikit saja, tamat riwayat kita. Jadi, lebih baik kita diam, untuk cari aman, oke," bisik Hardi.
"Kin, Di, ayo berangkat," ajak Meta. Kinan dan Hardi langsung melongo. Berangkat? Berangkat dengan tampilan Meta seperti ini?
"Berangkat ke mana?" tanya Kinan bingung.
"Ke konferensi pers lah!"
"Lo, lo keluar kamar tadi nggak ngaca?" tanya Kinan yang sudah hilang sabar. "Penampilan lo gini lo mau konferensi pers?" tanyanya.
"Kamu bisa meriasi Tita lagi di mobil," ucap Yoga dengan entengnya.
Kinan hanya mangap-mangap, kedua tangannya mengepal kuat-kuat. Bagaimana bisa ada manusia seperti Yoga? Memangnya dia pikir, merias wajah adalah pekerjaan yang satu menit bisa selesai? Memangnya dia pikir, apa yang dia lakukan sepenuh hati agar sahabatnya tampil sempurna tadi benar-benar tidak berarti?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com