"Semoga berhasil, ya, Met. Meski tipis, gue masih berharap Om gue punya hati nurani buat ngebantu elo, dan Pak Yoga. Pak Yoga orang baik, dan Tuhan selalu ngasih cara buat ngebantu orang baik, gimana pun kondisinya," kata Karin.
Setelah keduanya keluar dari rumah omnya Karin, dan beberapa pemilik saham dari GM Group lainnya, keduanya memutuskan untuk singgah sebentar di kafe. Untuk sekadar merilekskan diri dari rasa grogi, malu, dan semuanya yang sedari tadi mencoba untuk membuat niat mereka berontak mundur. Terlebih Meta, sangat tidak mudah untuknya bisa menghadapi para pemilik saham itu, sebab mereka juga berada di ruang rapat saat vidio memalukannya itu diputar dengan sangat nyata. Meta, merasa ditelanjangi setiap kali berhadapan dengan mereka. Namun dia harus melakukan usaha setidaknya untuk membantu Yoga mempertahankan posisinya. Dia benar-benar tidak mau, hanya karenanya Yoga akan hancur. Sebab jika ada orang yang hancur, seharusnya bukan Yoga. Akan tetapi dirinya sendiri.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com