Meta buru-buru keluar dari mobil, berjalan mendahului Hardi dan membuka pintu dengan kunci cadangan yang ia bawa. Kemudian, dia kembali membalikkan badan, saat Hardi hendak melangkah masuk ke dalam ruang tamu. Sembari menyipitkan matanya, Meta langsung menatap Hardi dengan pandangan membunuhnya, menghadang Hardi sampai cowok itu tidak bisa masuk ke dalam kontrakan.
"Elo cowok, elo nggak boleh ikut gue ke atas. Duduk manis di sini, dan gue bakal panggilin Kinan buat elo!" kata Meta memperingati. Tentu, dengan mimik wajah galaknya.
Hardi hendak berjalan lagi, tapi Meta kembali memandangnya kini sambil berkacak pinggingang. Membuat Hardi yang sedari tadi diganggu oleh Meta agaknya kesal juga. Dia ingin mencekik cewek tengil ini. Tapi, setiap kali dia ingat jika bosnya naksir cewek ini membuatnya mengurungkan niat. Mencoba sekuat tenaga mengumpulkan stok sabar terbanyak, agar dia tidak meledak.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com