"Memangnya jumlah dari semua mainan itu berapa? Bahkan mainan satu tokomu ini saja mampu aku bayar saat ini juga," ketusku kepada si pemilik toko. "Kamu punya telepon, kan? Jangan sampai kamu cukup miskin untuk tidak punya sebuah telepon," ejekku lagi.
Si pemilik toko pun langsung mengajakku masuk ke dalam kemudian aku segera memberitahu Paklik Sobirin untuk segera datang dan membawa mainan-mainan Abimanyu. Awalnya, Abimanyu menolak sebab dia mau membawa semua mainan itu bersamanya. Dengan sedikit rayuan akhirnya sebuah solusi tercapai. Paklik Sobirin sembari membawa mainan-mainan itu, mengikuti kami ke kampus dulu untuk menjemput Manis.
Memang benar-benar, anak kecil sangat unik. Berpisah dengan mainannya saja, bahkan seperti berpisah dengan kekasih hatinya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com