"M... maafkan... a... aku... Paman," lirih, hanya itu yang terdengar dari mulut Bima. Sebelum darah segar dimuntahkan dengan sangat nyata dari dalam mulutnya. Semua abdi kembali menjerit, bahkan ada yang pingsan karena ndhak tahan melihat kondisi Bima sekarang.
Romo yang semakin marah, hendak menendang Bima. Tapi aku langsung menangkis tendangan Romo. Yang berakibat, tubuhku yang terpental karena tendangan Romo. Jujur, tenaga Romo meski sudah umur, benar-benar luar biasa. Dan aku bisa jamin, sekali atau dua kali saja Bima mendapat tendangan seperti ini, dia pasti akan... mati.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com