webnovel

10 - Zad vs Rein

Rein melihat ke orang itu dengan serius.

"Kau..."

"ZAD!!"

"Aaaah, Kau jadi babak belur begini"

Katanya, sambil menyenderkan El di Pilar. Rein tidak lengah, dia tetap dalam posisi siaga dan menjaga pertahanannya.

"Sekarang..."

"It's Show Time!"

Zad maju dengan perlahan ke arah Rein, Tatapannya Tajam, Wajahnya Serius, Tangannya Dikepal sangat kuat.

Dia kemudian maju dengan cepat kearah Rein, Tangannya menguat dan meninju Rein hingga terpental ke Pilar.

"AAAAAARRCKHH" Rein masih belum terjatuh ke lantai, dia menahan tubuhnya dengan kedua kakinya.

"Zad...., Aku pasti kalah jika harus adu fisik denganmu. Maka dari itu, aku tidak punya pilihan lain."

Scarlet Tornado

Sesuai Nama-nya, Angin beliung melanda tempat itu. Pilar Pilar runtuh dan berjatuhan.

"A-ack!!"

Zad memegang Pilar didekatnya, Dia Menggunakannya agar tidak terhempas oleh Angin tersebut.

"Ah, Aku berlebihan. Karna terlalu besar, aku tidak bisa melihat dimana Posisi-nya sekarang."

...

"JANGAN-JANGAN! DIBELAK--"

Zad muncul dibelakang Rein, menyerang Menggunakan Mana-nya, memusatkan mana-nya pada Telapak Tangannya. Di udara dia melakukan pukulan penuh, Rein bahkan tidak sempat melakukan pertahanan.

Anginnya me-reda, Rein dengan wajahnya yang lelah tetap bisa bertahan.

Tenanglah, Aku tidak boleh meremehkan dia. Kekuatannya hampir setara dengan diriku, Dia sangat unggul dalam pertarungan jarak dekat.

Tunggu, Kalau begitu bukankah lebih baik jika aku menjaga jarak dengannya..?

Rein sudah memutuskannya, dia akan menghindari Pertarungan jarak dekat. Dia menjaga jarak dengan Zad.

Rein berlari memutari ruangan, Dia menggunakan Mana-nya dan menciptakan Energi Blast yang banyak, Dia mengarahkannya Ke arah Zad, Energi tersebut diluncurkan dengan kecepatan tinggi dan menyerang Zad.

"Apa?!"

Zad menciptakan Pelindung dari Mana. Serangan tersebut berhasil di Blokir oleh Zad.

"Lihat Kemana Kau!"

Serangan tadi hanyalah pengalihan, Dia Menembaki Energi Blast ke arah Zad dari arah samping.

"AAAAAACKKK"

"Bullseye!"

Tepat sasaran, Serangan tadi mengenai Pundak Kirinya.

Rein sekali lagi memutari tempat. Tapi tentu saja dia sadar, Serangan tadi tidak akan mempan lagi.

Kali ini Rein melakukan taktik yang berbeda, dia bersembunyi di balik Pilar untuk sementara.

Ini akan menjadi sulit kedepannya, jika aku tidak segera mentarget pundak kanannya, dia akan melakukan serangan balik. Sebenarnya aku masih punya 1 rencana lagi, pilar didekatnya sangat memungkinkan untuk menjadi pemantul serangan. Tapi aku tidak bisa menjamin keberhasilannya. Kali ini, aku akan melakukan taruhan pada serangan ini.

Rein menunjukkan dirinya.

"Disana!"

Zad menembaki Energi yang besar ke arah Rein.

!!

"Menghilang..?!"

"Dimana? Dimana dia?"

Rein menghilang dari posisinya, Zad tetap berjaga-jaga dari segala arah.

"ATAS?!"

"Kau Salah, Aku berada didepanmu!"

"Apa?!"

"Accelerate! Pure Blast!"

Serangan Blast tadi kembali menyerang Zad tapi kali ini Serangannya Bertubi tubi dan sangat cepat. Zad tidak bisa melihat pergerakkannya, Pelurujya sangat cepat dan tak bisa di tangkap oleh mata sekalipun.

Zad terkena serangan tadi, mengenainya berkali kali hingga dia harus terpental ke ujung Ruangan. Kaki nya masih bisa bertahan, Dia sama sekali tidak gentar.

Dia masih bisa berdiri dengan kedua kakinya.

(...Kalo dipikir... Tujuanku melakukan perjalanan ini... Apa ya..?)

(...Dan Lagi, Padahal ini cuma latihan tapi kami sampai harus bertarung separah ini...)

Zad..., Jangan gentar! Lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Jangan berpaling, Jangan Melihat Ke belakang, Terus berpandang ke depan! Jangan Jatuh, Jangan Berlutut! Jangan Dibodohi! Jangan Menyerah!!

Ingatan Zad terulang dalam pikirannya. Dia mendengar seseorang berkata kepadanya seperti itu.

Matanya Terbuka!

Dia melihat sesuata yang luar biasa! Harapan! Dia melihat sebuah harapan yang akan datang kepadanya. Maka dari itu, Dia memilih untuk terus mengikuti jalan yang sudah dia Pilih!

"Benar..., Aku dari awal sudah memutuskannya. El, Aku akan terus mengikuti jalan yang kau pilih! Karena, Begitulah Sifatku!"

"Kalau Rein berusaha untuk menjaga Jarak..."

"...MAKA AKU AKAN MENDEKATINYA!!"

Zad Berlari dengan sangat kencang! Dia terus Menghindari Serangan yang datang kepadanya. Dia melompati, menunduk dan menangkisnya! Kecepatan Serangan tersebut Melambat, tetapi Kecepatan Lari-an Zad malah semakin Cepat!

"Tinggal sedikit lagi..."

"Aku akan Mendekatinya!!!!"

"REINN!!!"

*BOOOM!!

!!

...

Sebuah ledakan terjadi...

"Hah... Hah... Hah... Itu tadi hampir saja, Aku terlambat dikit maka semuanya berakhir. Aku meleset sedikit juga akan berakhir. Taruhan ini benar benar beresiko" -Rein.

"Oi! Rein! Kau sudah berlebihan!" -Weiss.

Apa... Semuanya akan berakhir...

El...

"Tidak, Zad. Aku tahu apa yang kau pikirkan sekarang. Kau pasti memikirkan hal yang tidak masuk akal seperti Semuanya akan berakhir atau semacamnya. Aku tidak mengerti itu."

"E-El..."

"Untuk kali ini... Biarkan Aku yang membantu-mu, Kiel?" Begitu, Kata anak yang berdiri disana sebagai seorang pemimpin, Elios Waithful.

"Orion, Mengamuklah."

*GRRRRR

*RRRRAAAAAAAAAAARRRR

Orion menunjukkan Dirinya, Dia mengambil sebuah Pilar dari tempat itu.

"Pilar? Jangan-jangan?!"

Orion berlari sambil membawa pilar tersebut. Dia mengayunkannya ke arah Rein.

Rein berhasil menghindarinya, Entah bagaimana.

"Oi Oi Yang Benar saja..."

Rein menyerang El dengan tembakan anginnya, Kecepatannya tidak kalah cepat dengan Mana Blast yang sebelumnya. Karena serangan ini adalah Kecepatan Angin.

"Dia, Menghindarinya?!!"

"Orion, Lakukan!"

*GROAAARRRRRRRRRRRRR

Orion sekali lagi mengayunkan Pilarnya. Rein yang sedang dalam keadaan tidak fokus terkena Serangan tersebut dan terpental di udara. Masih belum selesai, Orion Tetap mengejarnya dan melempar Pilar yang dipegangnya ke arah Rein.

"G-Gawat... Aku bisa mati!"

"ORION! KAU BERLEBIHAN!!"

...

...

*Bang!

Suara Tembakan terdengar, Weiss menembakkan Senjata Api-nya ke atas.

"Tak akan ku biarkan kalian melakukannya lebih dari ini, akan ada pertumpahan darah"

"El, Ubah Orion kembali menjadi senjata."

"Rein sudah Babak belur begini, Kalian bedua sudah melakukan yang terbaik." Puji Weiss kepada Zad Dan El.

"A-Anu, Apa Dia... Bisa disembuhkan..?" Tanya el karena khawatir dengan keadaan Rein.

"Tentu saja, aku mengenal seorang dokter yang hebat. Kita akan pergi ke Kota."

"Kota..?"

Weiss baru menyadari, El dan Zad berasal dari Pedesaan. Jadi mungkin agak sulit jika harus membawa mereka berdua ke Perkotaan.

"Ah... Kalian berdua berasal dari pedesaan ya..?"

Tanya Weiss.

"I-iya..." Jawab Zad sambil mencoba untuk berdiri.

"Hey, Jawab. Untuk apa kalian Menjadi seorang... Explorer?"

Weiss menanyakan hal itu kepada mereka berdua, dia ingin tahu seberapa besar potensi mereka untuk terus mengikuti jalan yang mereka pilih.

"Mungkin... Sudah saatnya aku menceritakan masa lalu-ku..." Jawab El.

Aku adalah... Anak Raja.

"Anak Raja?!"

Zad terkejut karena baru kali ini dia mendengarnya. Tapi Weiss sepertinya tidak begitu kaget karena dia bisa mengetahui wajah seorang bangsawan hanya dengan sekali lihat.

Aku dilahirkan sebagai Elios Waithful, Sejak kecil mereka selalu melarangku pergi ke luar Istana. Yang bisa kulakukan hanyalah membuka jendela dan menatap Langit.

Lalu, Bangsa Heldom menyerang Kerajaan kami. Yang bisa kulakukan hanyalah berlari, meninggalkan Ayahku yang terbakar api disana. Aku hanya bisa berlari ke belakang Istana dan pergi ke Hutan. Aku tidak mungkin bisa melihat ke belakang, Melihat seluruh Rumah Warga dan Istana menjadi Lautan Api. Saat itu, Aku hanya bisa berteduh di sebuah Goa. Kesepian, itulah yang kurasakan pertama kali.

Kemudian, Seekor beruang Goa datang menyerangku. Itu wajar... Karena itu adalah habitatnya... Aku sudah salah mengira tempat tersebut tidak ada penghuninya. Aku berlari terus tidak tahu arah dan hanya berlari tanpa tujuan. Lalu aku menemui Desa Gardena, Tempat dimana aku menemui Kiel.

Aku melihat dia sedang dipukuli Anak-anak di desa itu. Entah kenapa, Insting ku langsung bertindak untuk menolongnya.

Bel berbunyi, seorang Explorer sudah pulang.

Namanya adalah Noah.

Sepertinya, Dia melihat potensi-ku untuk Mengendalikan Mana.

Dia membawaku untuk masuk ke Party-nya, Aku dilatih disana. Tapi, Anggota yang lain tidak senang dengan kehadiranku disitu. Sehingga... Noah Mengusirku.

Lalu aku kembali ke tempat dimana semuanya dimulai, Istana Kerajaan. Saat aku kembali, Semuanya hancur, reruntuhan dimana-mana. Perumahan Habis terbakar oleh api. Istana pun sudah tidak berbentuk lagi.

"Lalu kau bertemu Zad kembali, dan melakukan pelatihan dengan Rein..?" Tanya Weiss.

"Ya... Tapi Disaat terakhirnya, Ayah-ku berkata bahwa aku akan menggantikan posisinya" Jawab El.

"Posisinya? itu berarti Menjadi seorang Raja....?" Tanya Weiss lagi.

El sepertinya masih tidak yakin. Ia masih ragu apakah dia bisa menjadi seorang Raja atau tidak

"Kalau begitu tinggal lakukan saja bukan..?"

"Rein..! Kau tidak apa-apa..?"

Rein terbangun, dia berkata: "Dunia ini sangat kejam, kau tahu itu kan? Kami mempercayakan kedudukan Raja kepadamu, El. Ubahlah Dunia ini! Kita hanya membutuhkan satu orang Raja saja yang bisa mengatur Seluruh Dunia!"

"Itu benar, El. Lakukan yang terbaik, dan teruslah gapai tujuan itu!" Kata Weiss.

Akh! Pikiranku kacau!

"Itu karna kau bodoh, Zad!" Ejek Rein sambil memukul kepala Zad.

"Kalau Kamu, Zad..?" Tanya El.

"Ah, benar juga... Dulu aku adalah an-"

*sfx: Rumble...

Tempat tersebut sudah mau runtuh, langit langit sudah berjatuhan disana.

"Oi, Oi, ini berbahaya. Kita harus segera keluar dari ruangan ini!"

Mereka keluar dan ruangan tersebut sudah hancur. Tapi tempat yang lain tampaknya masih utuh.

"Zad, El" Weiss memanggil mereka.

"Ada apa? Weiss..."

Berpeganglah!

"Huh? Kenapa tiba-tib--"

Cahaya silau menutupi tubuh mereka. kemudian cahaya itu menghilang. Tetapi saat mereka membuka matanya Mereka sudah berada di atas Gunung

Apa yang terjadi Kenapa kita sudah berada diatas sini

"El, Zad! Lihatlah!"

Mereka bangun dan menuju ke arah Weiss yang sedang duduk di pinggir Gunung.

'WOOOAHHH!!!"

Pemandangannya sangat indah, Sungai mengalir dan dikelilingi oleh pohon-pohon rindang.

Mereka bisa melihat seluruh Fog Forest dari atas situ. Permukaan puncak gunungnya tentu saja Datar karena merupakan potongan kaki dari pohon raksasa.

"Anu... Weiss.."

Zad Memanggil Weiss karena penasaran dengan yang tadi dilakukannya. Weiss menoleh kebelakang,

"Oh, Tadi... Itu adalah Teleportasi."

"TELEPORTASI?!"

Zad terkejut, begitu juga El. Mereka tidak percaya bahwa teleportasi itu benar benar ada.

Próximo capítulo