webnovel

Aku Akan Menjaga Kalian, Kakak-Beradik

Editor: Wave Literature

Qiao Chen merasa sangat lega karena kakak iparnya ini berkali-kali lipat lebih baik dari Su Ze dalam segala hal. Su Ze benar-benar tidak tahu cara menghargai kakaknya, hingga akhirnya ada pria lain yang bisa menghargainya. Kelak Su Ze pasti akan menyesal! pikir Qiao Chen. Lalu, ia menatap Mo Yesi dan berseru, "Kakak Ipar!"

Mo Yesi merasa sangat puas mendengar Qiao Chen memanggilnya 'Kakak Ipar'. Ia pun melepas arloji yang ia kenakan di pergelangan tangannya dan menyerahkan arloji itu pada Qiao Chen. "Hari ini aku hanya berencana untuk mampir sebentar. Karena aku tidak punya waktu untuk mempersiapkan apapun, ambillah ini sebagai hadiah."

Qiao Chen langsung menarik napas karena terkejut melihat arloji yang disodorkan oleh Mo Yesi. Itu adalah arloji mekanik berlian Patek Philippe yang harganya lebih dari dua juta Yuan! Bagaimana bisa Kakak Ipar memberikan barang seharga jutaan begitu saja kepada orang lain? Kakak Iparku memiliki begitu banyak uang? pikir Qiao Chen takjib.

Qiao Mianmian tak kalah terkejut ketika melihat Mo Yesi memberikan arlojinya pada Qiao Chen. "Tidak, tidak. Arloji ini terlalu mahal. Chenchen tidak bisa menerimanya," tolaknya.

"Jika aku bilang, ambillah saja," kata Mo Yeshi sambil kembali menyodorkan arloji itu ke tangan Qiao Chen. Ia menyipitkan matanya yang tajam dan gelap, lalu berkata dengan nada tegas yang tidak bisa dibantah, "Aku tidak akan menerima balik hadiah yang sudah aku berikan. Kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan."

Aura Mo Yesi mulai menenangkan Qiao Chen. Ia tidak berani untuk tidak menerima pemberian itu. Namun, ia merasa bahwa pertemuan ini begitu berharga. Begitu berharga, sampai ia tidak berani sembarangan menerimanya. "Kakak…" Qiao Chen tidak punya pilihan selain melihat Qiao Mianmian dan memanggil kakaknya lirih.

Tepat di saat itu, ponsel Mo Yesi tiba-tiba berdering. Ia mengambil ponselnya, melihat nama kontak yang tertera di layar, kemudian mengangkatnya. Setelah beberapa detik, ia langsung menutup teleponnya. Kemudian, ia berkata kepada Qiao Mianmian, "Aku ada urusan di kantor yang harus segera diselesaikan. Nanti kita makan malam bersama. Aku akan meminta supir untuk datang menjemputmu."

Setelah Mo Yesi selesai berbicara pada Qiao Mianmian, ia melihat Qiao Chen lagi dan berkatam "Biar nanti aku yang mengurus biaya pengobatan dan pemulihan. Aku akan menjaga kalian baik-baik, Kakak-Beradik Qiao."

Mereka tidak tahu seberharga apa janji Mo Yesi. Mereka tidak tahu apa maksud dari janji yang diberikan oleh seorang yang memiliki kuasa.

———

Mo Yesi bergegas pergi meninggalkan rumah sakit untuk kembali ke perusahaan. Setelah Mo Yesi pergi, Qiao Chen memandangi arloji mahal di tangannya dan bertanya dengan penasaran, "Kak, sebenarnya Kakak Ipar itu orang yang seperti apa? Apa dia kaya raya?"

Qiao Mianmian terdiam. Bahkan, Su Ze tidak dapat memberikan arloji yang bernilai lebih dari 2 juta Yuan dengan mudah. "Yah, cukup kaya," jawabnya.

Keluarga Mo memang kaya raya. Mereka tidak hanya bergelimangan harta, tetapi mereka juga bukan orang kaya biasa. "Arloji ini…" gumam Qiao Chen yang tidak tahu harus berbuat apa.

Qiao Mianmian berpikir sejenak, lalu mengulurkan tangannya. "Serahkan padaku. Arloji ini terlalu mahal. Kita tidak bisa menerimanya. Aku akan mencoba mengembalikan arloji ini kepadanya."

Qiao Chen mengangguk dan menyerahkan arloji pemberian Mo Yesi kepada Qiao Mianmian. Pertemuan kali ini terlalu berharga. Bahkan, jika Qiao Chen menerimanya, ia tidak akan menggunakan arloji itu. Qiao Mianmian harus mengembalikannya.

"Kak, bagaimana kau bisa mengenal Kakak Ipar? Kalian sudah berpacaran berapa lama?" tanya Qiao Chen dengan penuh dengan rasa ingin tahu. Ia begitu penasaran tentang kakak iparnya yang tampan dan memiliki banyak uang.

Qiao Mianmian sedang mengupas buah untuk Qiao Chen saat mendengar pertanyaan itu. Ia mendadak ragu-ragu, lalu memberikan potongan apel kepada Qiao Chen dan menjawab, "Chenchen, aku dan dia… Kami sudah menikah."

Qiao Chen menatap Qiao Mianmian dengan kaget. "Kalian sudah menikah?!"

"Ya."

"Kapan?"

"Baru hari ini. Kami mendaftarkan pernikahan sebelum datang melihatmu."

Awalnya, Qiao Mianmian ingin menyembunyikan pernikahan mereka dari Qiao Chen. Namun, karena Mo Yesi tidak berniat menyembunyikannya, ia tidak akan menyembunyikannya lagi.

Qiao Chen langsung tersedak oleh air liurnya sendiri. Ia merasa bahwa ini semua sangat luar biasa, seperti sebuah mimpi.

Próximo capítulo