Istana Orion.
Calista duduk meringkuk sambil menekuk kedua kakinya yang ia peluk dengan erat. Entah sudah berapa lama dia berada disana, sebuah tempat yang sudah membuatnya ketakutan setengah mati.
Rasa sakit pada jari jemari kanannya, masih sering berdenyut. Luka yang ia dapatkan saat Razvan marah besar, dan sengaja menginjak jari Calista.
Luka itu ditutupi dengan balutan perban yang ia balut asal. Itupun dengan obat-obatan sederhana yang diberikan di malam pertama, saat Calista berada di tempat tersebut.
"Sudah berapa lama aku disini?" Gumamnya sambil sedikit menegakkan wajah.
Calista melihat ke arah pintu sel tahanan, dan dia hanya melihat cahaya dari lampu kecil dengan cahaya yang redup. Pantulan bayangan tubuhnya, tergambar jelas di lantai berbatu yang lembab.
Sebuah nampan makanan berada dekat dengan Calista berada. Nampan yang berisikan makanan dan minuman yang dikirim setiap harinya. Tiga kali sehari, mereka mengirimkan makanan dan minuman untuk Calista.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com