Reista tertawa karena mendengar Ramel mengatakan bahwa dirinya sampai menyemprotkan parfum miliknya sendiri.
"Pantas saja aku selalu mencium wangi tubuhmu dimana mana, bahkan di kasur juga.. aku serasa selalu memeluk dirimu",. Setelah mengatakan itu Reista memeluk lagi tubuh Ramel. "Tapi tidak sehangat saat tubuh ini yang benar benar kupeluk". Ujar Reista lagi, Ramel hanya membalas pelukan itu dengan erat. berharap waktu berjalan lambat, agar kedekatan ini tidak pergi cepat cepat..
"Ayo temani aku makan malam, pekerjaan hari ini banyak sekali sampai aku lupa makan". Ramel melepaskan pelukan itu dan menggandeng tangan Reista untuk duduk di pasir pantai. Saat Reista melihat ke belakang, ternyata sudah ada banyak makanan yang disajikan di atas tikar rajut beserta lilin yang mengeluarkan aroma mawar.
"Sejak kapan makanan ini disini?". Tanya Reista yang merasa aneh, karena tadi belum ada apa.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com