Reista terduduk lemas saat sudah sampai ke kamarnya, darah di bajunya bahkan belum Reista bersihkan saat memegang tangan Chintya tadi. Reista tidak pernah bermimpi bahwa kematian Chintya akan semengenaskan ini, Diano tidak akan memaafkan dirinya seumur hidup dan Nafisah akan melupakannya juga.
Mengapa hidupnya menjadi se sial ini? apa dosa yang pernah Reista perbuat sampai mendapatkan cobaan hidup terus menerus. bahkan Kebahagiaan seperti enggan berlama-lama dalam hidupnya.
Samuel masuk kedalam kamar Reista dengan langkah pelan, menutup pintu kamar dan terdiam sebentar memperhatikan Reista yang duduk di lantai kamarnya dengan wajah pucat dan tubuh gemetar.
"Kau makan ya, setelah itu istirahat". Samuel memang membawa nampa berisi makanan dan segelas susu untuk ibu hamil, Reista yang mendengar suara Samuel hanya bisa mengangguk dan bangun untuk duduk di sofa kamar.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com