webnovel

Kehadiranmu

Budayakan Vote & Comment

Sorry For Typo

150220

Dua malam berlalu setelah pernikahan ke-dua jungkook berlangsung, suami jimin itu tidak pulang ke rumah sama sekali bahkan menghubungi istrinya pun tidak, keberadaan Jungkook saat ini tak ada yg mengetahui. Jimin merasa khawatir meskipun suaminya itu pengkhianat tapi perasaan cintanya kepasa sang suami tidak  bisa di tepis.

Jimin sudah menghubungi suaminya untuk kali ketujuh namun yg ia dapatkan hanyalah  voice mail, mungkin jungkook sedang berbulan madu dengan istri mudanya pikir jimin singkat, jimin melirik jam dinding yg terpajang dikamar sudah menunjukan pukul  00.30am waktu setempat namun rasa kantuk  tak ia rasakan sedikit pun.

Pikiran jimin kembali teringat kisah cinta yg di jalaninya selama hampir 5 tahun lamanya bersama jungkook meski tanpa status apapun karena jimin sangat tahu jika jungkook memiliki banyak penggemar dan dunia mereka berbanding terbalik, namun jungkook kekeuh menginginkan jimin menjadi miliknya secara utuh, hingga 3 tahun perjuangan akhirnya jungkook dapat meluluhkan hati keras jimin.

CEKLEK

Jimin tersentak dari lamunannya, dengan spontan namja mungil itu menghadap kearah pintu kamar dan disana sudah ada jungkook dengan tatapan teduhnya seakan ingin mencurahkan semua kegelisahan yg saat ini ia rasakan.

Jimin tak bergeming dari duduknya bahkan ia membuang muka ketika jungkook sudah berlutut dihadapan sang istri, jimin menepis semua sentuhan yg di lancarkan jungkook

"Jangan sentuh aku kook"

"Jim... sayang, kau marah?"

"Menurut mu?"

"Sayang, aku mencintaimu"

"Cinta?? Huh?? Kau sakit jiwa? Jika kau benar menganggapku istrimu maka kau tak akan mengabaikan semua panggilan ku jungkook!"

Jungkook menundukan kepala merasa bersalah pada jimin, ia tak tahu harus mulai berbicara dari mana tapi semua harus di luruskan.

"Maaf sayang, hpku di sita yoongi"

"Hah?? Waw... kalau begitu tak usah pulang lagi ke rumah ini kook, kau ku bebaskan"

"Sayang ku mohonn... jiminaah jangan melepaskanku. Aku menjelaskan semua tentang keluarga kita kepada yoongi, dia belum tahu sama sekali tentang dirimu sayang jadi selama 2 hari ini aku berusaha untuk membujuk yoongi agar  ia tak membeberkan tentang dirimu ke media sayang"

"Apa aku harus percaya kook?"

"Jim, kau yg memaksaku dulu agar RT kita tak di ketahui dunia luar dan sekarang aku sedang berusaha memperjuangkan itu"

"Aku boleh tertawa? Kau memperjuangkan RT kita? Lalu apa yg kau perbuat? Kau menghamili orang lain dan itu yg kau sebut memperjuangkan hah??? Apa kau pernah membaca sebuah naskah yg kau perani jika perjuangan seorang suami harus menghamili orang lain??? Apa pernah kook???"

Sekali lagi jungkook menundukan kepala semakin dalam, ucapan istrinya tidak salah sedikitpun memang jungkook adalah lelaki brengsek yg mengecewakan kesempurnaan istrinya.

"Sayang jangan berteriak, saat ini yoongi ada di bawah"

DEG!

Jantung Jimin berpacu dengan cepat, sesak didadanya seakan menghujam jantung terdalam jimin, apakah benar yg di dengarkannya saat ini? Mimpi buruk yg selama ini di tepis oleh jimin akhirnya benar terjadi. Jimin menampar keras pipi jungkook marahnya tak tertahankan lagi

PLAK!!!

Pipi jungkook memerah setelah mendapatkan tamparan telak dari istri pertamanya, jungkook tak pernah melihat kemarahan jimin sejauh ini, jika istrinya itu marah maka jimin akan memilih pergi tapi kali ini sangat berbeda, jungkook melihat mata jimin sudah berkaca-kaca dan siap menumpahkan air matanya

"Jim, dengarkan aku dulu... bisa sayang?" Jungkook menggenggam tangan jimin erat

"Aku membencimu lebih dari apapun Jeon Jungkook" air mata jimin akhirnya mengalir deras

"Maafkan aku sayang, yoongi ingin mengenalmu"

"Otak dan hatimu dimana jungkook-ah?? Hiks, aku harus bagaimana menghadapimu jungkook-ah, mari kita berpisah saja"

"Andwee.... tidak sayang, kau hidupku jim, aku mohon jangan meninggalkan ku jiminaahh... ahhh aku tidak mau sayang.. sayang"

Jungkook bersujud di kaki putih jimin, memohon dengan sangat agar sang istri tidak meninggalkannya, jungkook menangis sambil terus memeluk kaki jimin meminta ampunan atas segala yg ia lakukan. Sementara jimin terus menangis menahan geramnnya.

"Eomma... appa" jimin dan jungkook kaget ketika melihat sang anak berdiri di depan pintu kamar mereka

"Hiks.. ju.. jungmin terbangun?? Eomma akan menemani mu eoh" jimin menghentakan kakinya kasar meninggalkan jungkook

Jimin menghapus airmata yg berjatuhan dari bulan sabitnya namun sekuat apapun ia  mencoba tegar air matanya tak dapat di hentikan, isakan jimin juga tak dapat di pendam. Jimin menggendong sang anak didalam pelukannya menuju kamar jungmin.

Jimin menuruni anak tangga dengan langkah cepat agar jungkook tak mengejarnya. Sekilas, hanya sekilas jimin melihat garis punggung seseorang yg sedang berada didalam kamar tamu, hatinya semakin terluka. Jimin menepis pandangannya dan segera berlari menuju taman belakang dimana kamar jungmin berada.

"Eomma... kenapa eomma selalu menangis heum?"

"Hiks jungminah... eomma tidak menangis"

"Lalu sekarang eomma sedang tertawa??"

"Sakali saja nak, kau tak perlu bertanya sekali saja, eomma mohon heum hiks"

Jungmin mengangguk tanda mengerti berarti saat ini eommanya tak ingin diganggu, jimin menutup rapat kamar sang anak dan menguncinya agar tak ada yg menyusul masuk.

Jimin menekan dadanya yg terasa kian sesak, nafasnya juga sudah tidak beraturan bahkan piyama yg dikenakan jimin sudah terlihat berantakan, besok! lebih baik besok jimin segera mengurus surat perceraiannya untuk jungkook.

Jimin menangis terisak sambil memeluk jungmin, harta satu-satunya yg dimiliki jimin, mungkin mencintai jungkook adalah kebodohan terbesar yg pernah ia rasakan dan ia harus bangkit dari kebodohan dan kenangan masa lalu yg mengiming-imingkan keindahan, masa sekarang adalah cerminan jungkook yg sebenarnya.

Jungmin memeluk eommanya dengan erat, mereka tidur dengan isakan tangis tanpa henti, jungmin juga merasakan kepedihan yg saat ini eommanya rasakan. Hingga pukul 03.15am jungmin sudah tertidur pulas sementara jimin masih terus terjaga.

Jimin mengusap wajah anaknya dengan sayang, ia tak menyangka jika RT-nya akan berakhir seperti ini bahkan sedikitpun tak terlintas di mimpi buruknya jika RT mereka akan di terpa badai mengerikan seperti saat ini.

"Apa istrimu membenciku kook?"

"Tidak, jimin adalah orang yg memiliki hati selembut malaikat"

"Tapi sepertinya dia tidak menyukaiku"

"Jangan berfikir begitu yoongi, jimin hanya shock saja dengan keadaan saat ini"

"Maaf kook, aku menghancurkan rumah tanggamu, aku tidak tahu jika kau benar sudah memiliki istri dan anak"

"Aku yg salah yoongi... semua karena kebodohanku"

Sayup-sayup jimin mendengar perbincangan jungkook dan istri mudanya di ruang tengah, jimin merasa bersalah atas apa yg di lakukannya kepada jungkook tapi sekali saja jimin ingin bersikap egois demi dirinya dan kebahagiannya.

"Kenapa ini harus menimpa pernikahan kita kook-ah?? Hiks aku terluka kook-ah"

Jimin memejamkan matanya yg sama sekali tidak merasakan kantuk hanya saja mendengar jungkook berbicara lembut kepada orang lain selain dirinya membuat hati jimin semakin sakit dan sakitnya sangat menyesakan.

QaraTanjung

Próximo capítulo