"Kalian adalah tujuh pendatang ilegal dari laut biru, kan?" ucap Kapten aneh yang merayap, yang dikenal sebagai Baret Putih, "Kami di sini untuk menjalankan penghakiman surga pada kalian!"
Kedua host terkejut dengan kata-kata itu.
"Pendatang ilegal?" Pagaya, ayah Conis bertanya.
Para topi Jerami menatap kelompok penegak hukum itu.
"Pendatang ilegal?" Luffy bertanya. Conis dan ayahnya memandangi mereka.
"B-Benarkah itu?" Pagaya bertanya dengan ketakutan.
"Tidak ada gunanya menyangkalnya." kepala penegak mengumumkan dan mengambil beberapa foto dari sakunya. Foto itu ternyata adalah foto-foto anggota topi Jerami. "Pengawas gerbang Surga, Amazon, telah mengambil foto-foto ini dengan dial Vision-nya."
"Tidak, itu tidak mungkin!" Pagaya membela mereka. "Itu pasti kesalahan, Kapten McKinley! Mereka bukan orang jahat!"
"Kenapa dia memanggil kita pendatang ilegal?" Sanji bertanya. Robin menatap ke arah sanji.
"Well, maksud dia mungkin pada saat kita di suruh membayar beberapa milliar Extol di gerbang masuk. Dan kita tidak melakukan itu." Robin memberitahunya.
"T-Tapi wanita tua itu berkata kita bisa lewat tanpa membayar." Usopp membela diri. Chopper mengkonfirmasi ini.
"Tidak ada gunanya untuk membela diri." jawab kapten Mckinley. "Alasan apapun tidak akan berguna. Cepatlah mengaku. Namun kalian tidak perlu khawatir."
Semua orang menatapnya.
"Masuk secara ilegal adalah kejahatan kecil kelas 11." pria itu melanjutkan. "Setelah kalian menerima hukuman, kalian dapat kembali ke status turis yang bebas."
"Hah, kenapa kau tidak bilang dari tadi." Sanji menjawab. "Aku masih tidak terlalu senang tentang hukuman ini, tetapi hukuman apa yang akan kami dapat?"
"Kalian hanya perlu membayar 10 kali biaya masuk. Yang mana akan menjadi 70 milyar Extol untuk kalian bertujuh." pria itu menjawab. "Jika kalian segera membayar, kejahatan kalian akan segera dihapus."
"B-Berapa itu dalam mata uang Berry?" Usopp bertanya.
"Berry?" ulang pria itu. "Mata uang Laut Biru, kan? Aku yakin 10.000 Extol sama dengan 1 Berry. Jadi itu berarti kalian diharuskan membayar 7.000.000 Berry."
Rokok Sanji jatuh dari mulutnya.
"Itu terlalu banyak!" Teriak Sanji. "Apakah kau tahu berapa banyak makanan yang bisa kubeli dengan itu?"
"Aku setuju." Luffy menyela. Sanji memelototinya dan kemudian melihat kembali ke kapten para penegak hukum Sky island.
"Kenapa kita harus membayar jumlah yang konyol ketika kita mempertaruhkan hidup kita untuk bisa datang ke sini ?!" Ucap Sanji. McKinley hanya menghela nafas.
"Kalau begitu, kalian seharusnya membayar biaya masuk 700.000 Berry!" dia memberi tahu mereka.
"ITU MASIH TERLALU MAHAL!" Sanji berteriak dengan kedutan di matanya.
"Sekarang, izinkan aku memperingatkanmu." Kapten itu memulai. "Kami, Baret Putih, bertindak atas perintah langsung dari para Priest. Perlawanan akan meningkatkan keparahan hukumanmu."
Setelah beberapa saat, Para topi Jerami bubar, semua orang kecuali Sanji yang tetap di sekitar sana. Sanji pergi untuk membawa beberapa melon itu.
Kapten baret putih itu kemudian melihat waver hancur yang mereka miliki.
"Waver di sana sepertinya rusak." Kapten itu mengumumkan. "Jika itu perbuatanmu, kau akan dikenakan pelanggaran kelas 10. Penghancuran properti Sky Island oleh penghuni laut biru."
"Tidak, tidak, maaf!" Pagaya menyela. "Itu sebenarnya milik mereka."
"Properti mereka?" McKinley bertanya. "Itu sangat mencurigakan. Seharusnya tidak ada waver di Laut Biru. Jika itu dicuri, hukumannya akan menjadi kelas-"
"Kami tidak mencurinya." Luffy menyela. "Kami menemukannya di sebuah kapal yang jatuh dari laut Putih."
"Itu sangat dipertanyakan." Mckinley menjawab dan menghela nafas. "Tapi kurasa itu mungkin terjadi."
Kemudian Luffy berlari ke arah Usopp yang sedang berusaha menangkap ikan dengan pancingnya.
'Ini pasti menyenangkan.' pikir Luffy dan menyeringai. Usopp kemudian tampaknya telah menangkap sesuatu. Dia mencoba menariknya, tetapi itu terlalu berat baginya.
"Tangkapan yang bagus, eh, Usopp?" Luffy berkomentar dan menepuk punggung Usopp. Usopp tersenyum dan terus menarik. Luffy dan Chopper bergabung untuk membantunya menariknya, tetapi ketika mereka akhirnya berhasil, ikan itu melompat keluar dari laut, membebaskan diri dari pancing. Ikan itu langsung menuju Conis dengan mulut terbuka lebar, niatnya jelas. Conis menjerit ketakutan. Zoro melompat ke udara dan menebas ikan itu dengan punggung pedangnya lalu menendangnya ke tanah. Semua orang berlari ke arah ikan itu dan melihatnya.
"Apa itu?" Usopp mempertanyakan.
"Ikan aneh yang lain." Chopper menjawab. "Ikan itu akan memakan Conis!"
"Jadi ini jenis skyfish yang lain?" Zoro bertanya.
"Ah, permisi!" Pagaya memotong pembicaraan mereka. "Terima kasih telah menyelamatkan Conis-san!"
"Ayah, ikan itu—" Conis memulai.
"Well, well, well!" McKinley mengumumkan dengan nada menegur. "Ini adalah jenis skyfish langka! Ikan ini dilarang ditangkap. Kalian telah melanggar hukum yang melindungi spesies langka! Itu adalah kejahatan kelas 9!"
Luffy menyeringai lagi. Robin menyadari ekpresi itu.
"Bagaimana bisa itu termasuk kejahatan?" Usopp bertanya. "Ikan itu ingin menyerang Conis!"
McKinley hanya tertawa.
"Zoro, apakah kau menghabisinya?" Usopp bertanya. Zoro menggelengkan kepalanya.
"Tidak, aku memukulnya dengan punggung pedangku." dia membalas. Usopp menghela nafas lega.
"Kalau begitu jika kami mengembalikannya ke laut, tidak ada kejahatan yang terjadi, kan?" Usopp bertanya. Lalu dia menendang ikan dan ikan itu langsung bangun dan mulai menggerakkan ekornya.
"YOSH!" Luffy mengumumkan dan air liur mulai menetes dari mulutnya. Dia menggeliat ke arah ikan, menyuruh Usopp menyingkir. Kemudian dia membuka mulutnya lebar-lebar ...
"Itu dia, kau tidak dapat menyangkal sekarang, bahwa kau mencoba untuk memakan ikan itu!" McKinley mengumumkan, agak terlalu bahagia di telinga semua orang.
Tapi, bertentangan dengan harapan semua orang, Luffy meniupkan udara ke benjolan di kepala ikan itu. Dia kemudian berbalik dan menatap pada McKinley yang bingung. Hampir semua orang terkejut karena perilaku Luffy yang tidak seperti biasanya. Ketika mereka melakukan ini, Luffy tersenyum puas.
'Apakah dia mengejekku?' Pikir McKinley. Robin juga memperhatikan seringai Luffy.
'Apakah dia merencanakan ini?' pikir Robin dengan mata melebar. Namun Zoro kurang senang dengan tuduhan kejahatan yang terus menerus datang dari pria itu. Zoro lalu mencengkeram katana-nya.
"Berdiri mendengarkan lelaki ini terus-menerus berbicara tentang kejahatan omong kosong membuatku jengkel." Zoro berbicara dengan nada pelan. "Jika dia tidak menghentikannya-"
Usopp meraih Zoro dan menutup mulutnya.
"Sikapmu saat ini cukup mengancam." Ucap McKinley dengan seringai. "Perilaku seperti itu pantas untuk kejahatan kelas 7."
"Maaf." Luffy menyela dengan senyuman. Semua orang menatapnya. "Tapi kau tidak punya cara untuk mengetahui apa yang akan dikatakan Zoro. bisa saja, dia bermaksud mengatakan bahwa dia akan menamparmu dengan pisang atau memberimu tisu."
Semua kru menatap Luffy dengan mata terbelalak.
"Dia mencengkeram senjatanya!" McKinley membela diri. Luffy menggelengkan kepalanya.
"Katana putih Zoro pemberian dari temannya." Luffy memulai. "Zoro sering menyentuhnya untuk memastikan bahwa pedang itu selalu ada."
"Tapi-" McKinley mencoba berkata.
"Jadi kau benar-benar tidak punya alasan untuk menghukum kami." Luffy selesai dengan senyum mengejek. "Kita masih berada di kelas 11."
McKinley mengertakkan giginya karena marah. Semua mata kru Topi Jerami yang ada menonjol keluar.
'Bagaimana mungkin Navigator-san dan Koki-san berpikir orang ini bodoh ?!' Robin merenung dengan mulut sedikit terbuka.
"Ah, teman-teman!" Luffy bertanya dengan senyum lebar ketika dia berbalik. "Apa yang baru saja aku katakan?"
"Tidak ada!" semua orang bergumam sambil melambaikan tangan di depan wajah mereka.
"Ada yang mencurigakan di sini!" Teriak Chopper. "Dia berusaha membuat kita terlihat lebih bersalah!"
Usopp hampir kena serangan jantung.
"Chopper!" Usopp berteriak pada temannya. "Jangan katakan hal-hal yang akan memperburuk keadaan!"
"Tapi kita tidak bisa berbuat apa pun dengan mereka di sekitar kita!" Teriak Chopper. Usopp tiba-tiba mendapat sebuah ide.
"Apa pun?!" Usopp mengulangi. Lalu dia berkata. "Kalau begitu, mari tidak melakukan apa-apa! Ayo kita tidur siang!"
Semua orang kecuali Robin berbaring di tanah dan mulai mendengkur. Kedua teman baru mereka dan kapten McKinley berkeringat.
"Membuat suara mengganggu di pantai malaikat yang tenang." McKinley mulai sekali lagi. "Kalian bersalah atas pencemaran lingkungan. Ini adalah kejahatan kelas 6!"
"Oi, kau bahkan tidak bisa mendengkur?" Teriak Usopp dengan rasa tak percaya.
'Semua hukum ini konyol!' Robin berpikir. Zoro mencengkeram katana-nya. Usopp melompat di depan Zoro untuk mencegahnya menyerang.
"Tapi!" Luffy mulai dengan seringai mengejek lagi. "Kami sebenarnya tidak menyakiti atau mengganggu apa pun."
"Kau mengganggu kami!" McKinley berkata dan menunjuk dirinya sendiri dan dua teman baru mereka.
"Conis dan ayahnya sepertinya tidak keberatan apabila kamu tidur. Begitu juga dengan hewan peliharaan mereka." Luffy menjawab sambil tersenyum. McKinley kembali menggertakkan giginya.
"Bagaimana dengan kami?!" dia berteriak dan menunjuk dirinya sendiri dan para pasukannya jauh di belakang. Luffy tersenyum lagi.
"Kalian penegak hukum. Kalian tidak boleh datang ke sini untuk bersantai." Luffy melanjutkan. Wajah McKinley memerah karena marah. "Kalian datang ke sini untuk membuat kami terlihat bersalah."
Semua orang menatap Luffy dengan kaget.
'Seperti dugaanku.' Robin menyimpulkan dalam pikirannya.'Dia sudah tahu sejak awal.'
"Hai semuanya!" Sanji berteriak dari hutan di dekatnya, membawa banyak melon di tangannya. "Apa yang sedang kalian lakukan?"
"Oh, Sanji!" Ucap Chopper. "Kita-"
"TUNGGU SEBENTAR!" Nami berteriak dari kejauhan, menyela pembicaraan mereka.
"Nami-swan!" Sanji berteriak dengan hati di matanya. "Kau baik-baik saja!"
"LUFFY, JANGAN MEMBUAT ORANG-ORANG INI MARAH!" Nami berteriak ketika dia mendekati mereka dengan waver. Luffy memutar matanya dan menghela nafas karena kesal. Namun dia tidak menjawab.
"Nami, gunakan uangmu untuk membayar biaya masuk ilegal sebanyak 7.000.000 Berry!" Teriak Usopp.
"Itu bagus!" jawab Nami. "Jadi ini bisa diselesaikan jika kita hanya membayar denda!"
Lalu mata Nami berubah menjadi gelap.
"7.000.000 Berry ... Itu ..."
Nami menabrak McKinley.
"TERLALU BANYAK!" dia berteriak dengan gigi hiu. Luffy hanya tepok jidat melihat ini dan Robin serta Zoro terkekeh melihat reaksi Luffy.
"Kami sekarang di tingkat kejahatan apa?" Zoro bertanya pada Conis ketika Nami mengembalikan waver kepada ayahnya.
"Kelas 5, menghalangi tugas pelindung publik." Conis menjawab.
"Bagus, masih kelas 5!" Usopp menghela nafas lega.
"Itu tidak baik!" Conis berteriak. "Kalian akan dihukum mati!"
"WHAAAT ?!"
-------------
Setelah beberapa menit …
--------------
"Aku beri tahu padamu, Luffy! Ini terlalu berbahaya!" Kata Nami. Luffy hanya menyeringai dan meletakkan tangannya di bahu Nami.
"Kota Emas, Nami!" Luffy memberitahunya.
"Tapi itu terlalu berbahaya!" dia berteriak.
"Satu miliar Berry, Nami!" Luffy berkata sekali lagi. "Tidak, mungkin bukan hanya satu miliar. Tetapi Mungkin miliaran!"
Mata nami langsung berubah menjadi Berry. Semua orang berkeringat melihat ini.
"Tolong, lari!" Conis berteriak dari kejauhan. Di sekelilingnya dan ayahnya ada Baret Putih. "Cepat!"
"Sudah cukup, nona muda!" McKinley memulai. "Ketahuilah bahwa jika kau membantu para penjahat ini, kau bisa menjadi penjahat juga"
Dia menyeringai.
"Untuk bahasa kasar yang berulang-ulang terhadap kami dan menghalangi seorang petugas keamanan, kalian dihukum untuk cloud-drifting!" McKinley mengumumkan.
"Tapi aku bilang itu kecelakaan!" Teriak Nami. Zoro menggelengkan kepalanya.
"Sungguh, Nami? Tidak bisakah kau bereaksi sedikit lembut?" Zoro bertanya. Sementara Nami memelototinya.
"Kalian tidak perlu berbicara!" Nami berteriak. "Aku yakin kalian melakukan segala macam kejahatan saat aku pergi!"
"Sebenarnya ..." Robin memulai. Nami menatapnya dengan mata melebar. "Kapten-san mengendalikan situasi dengan baik sampai kau datang, Navigator-san."
"Apa?!" Nami berteriak dan menunjuk ke Luffy yang tampaknya menjadi kesal. "Dia?"
"Ya, dia, Navigator-san." Robin membenarkan. Nami menghela nafas.
"Jadi, ini semua salahku?" Nami bertanya.
"Iya." semua orang menjawab pada saat yang sama, kecuali Sanji yang tidak mengatakan apa-apa.
"ITU TERLALU TERUS TERANG!" Nami berteriak pada mereka.
"Tangkap mereka!" Teriak McKinley. Para anak buahnya mengangkat busur mereka dan menembakkan beberapa panah yang terlihat tidak biasa. Semua orang entah bagaimana menghindari panah itu, tetapi menjadi jelas bahwa membidik kru topi jerami bukanlah niat yang sebenarnya. Panah itu menciptakan semacam jalur awan di udara. Para penegak hukum menggunakan awan dan dikombinasikan dengan sepatu bertenaga dial seperti sepatu roda untuk bisa berseluncur di jalur awan itu. Mereka semua masing-masing membawa dua pedang.
Luffy hanya duduk dan membiarkan teman-temannya mengurus mereka, sesekali menghindari serangan yang ditujukan padanya.
-----------------
Woow, gak terasa udah hampir 100 K View, terima kasih semuanya sudah terus membaca Fanfiksi ini.
Thunder Demon Luffy Chapter 75, 76, 77 sudah update di funfriyay.com yaaa ;)