"Kamu akan bercerita?" Tanya Nadia tidak sabar.
Dika belum mau menyerah, "kamu harus menciumku dulu."
Nadia menggeleng, "kamu selalu bercerita tanpa imbalan."
Dika mendesah kalah, "baiklah. Akan aku cari cara lainnya."
Nadia tertawa. Dika menarik satu tangannya lalu menciumnya.
"Setidaknya aku masih boleh mencium tanganmu," katanya kemudian.
Nadia mengingatkan, "hanya hari ini."
"Tambah satu hari lagi?" tawarnya.
Nadia menggeleng. Dika mendesah kesal.
"Ayo ceritakan," pinta Nadia tidak sabar.
Dika menghela napas lalu mulai bercerita, "ya. Aku senang melihat Andres sudah pulih. Aku yakin kesehatannya akan kembali semula senin depan. Aku minta maaf meskipun dia sudah melarangku. Dia membuatkanku omelet Spanish kesukaanku." Dika berhenti sesaat teringat sesuatu, " Nadia?"
"Ya?"
"Kamu bisa masak?"
Nadia mengangguk.
"Masak air?" Ledeknya.
Nadia menggeleng sambil tertawa.
"Aku bisa masak makanan," jawabnya, membuat bibir Dika tersenyum.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com