Han Cangyan masih terus memeluk Yue Tiantian. Setelah melihat Yue Tiantian tidur dengan tenang, tiba-tiba untuk pertama kalinya bagian perasaan yang sudah sangat lama tidak tersentuh itu seolah luluh hingga membuatnya merasa sedikit tertegun. Ini adalah pertama kalinya dia merasakan hal seperti ini setelah menyegel perasaannya selama bertahun-tahun. Kalau dulu tidak terjadi hal itu, maka mungkin… Anakku… sudah sebesar Dudu… Pikirnya.
Saat memikirkan masa lalu, sorot mata dingin Han Cangyan perlahan berubah menjadi muram.
***
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com