webnovel

38 - Aku terjebaaaak! Part 3 (END)

Tiga hari kemudian. Pada hari minggu, pagi hari di apartermennya Shunta. Takeru sedang duduk santai di sebuah sofa panjang dan masih memakai kaos oblong warna krim dengan celana training jogger panjang sambil membaca buku skenarionya. Sedangkan Shunta sedang mandi.

Meskipun mereka belum tinggal bersama, akan tetapi di dalam apartermennya Shunta. Takeru sudah mempunyai barangnya sendirinya, seperti cangkir yang ada gambar "love" berwarna pink di tengah, dan ada juga cangkir buat couple yang bentuk gambarnya adalah gambar cowok (Shunta) dan gambar cewek (Takeru) yang sedang berciuman.

Selain itu, ada beberapa pakaian dan celana gantinya di lemari Shunta, bahkan ada sepasang sikat gigi. Shunta selesai mandi. Dia keluar dengan memakai kaos oblong hitam dan celana boxer pendek, datang ke ruang tamu dengan rambut yang masih basah dan handuk dikepalanya.

Shunta : Sayang?

Takeru yang tengah fokus membaca buku skenarionya, tidak menjawab panggilan Shunta. Shunta langsung duduk di sebelahnya, lalu meminum sedikit susu coklat panas yang ada di cangkir Takeru.

Takeru menatap Shunta dengan tajam.

Takeru : Bukannya kau tidak suka susu coklat apalagi yang panas?

Shunta : Ng? Habisnya kau mengabaikanku.

Takeru : Dasar! Kau tidak lihat aku sedang apa, hah?!

Shunta : Aku lihat kok. Hehe.. Kau sedang baca buku skenario apa?

Takeru mengambil kembali susu coklat panas di tangannya Shunta, lalu meminumnya.

Takeru : Aku di tawarkan untuk bermain drama film di musim semi, jadi aku mencoba untuk membaca dulu skenarionya, kalau cocok maka aku akan mendaftarkan diri.

Shunta : Terus apa cocok?

Takeru : Entahlah.

Shunta : Sini, coba aku lihat.

Takeru memberikan buku skenarionya ke Shunta.

Takeru : Bagaimana? Aku ditawarkan untuk memilih peran menjadi murid SMA. Tapi aku rasa, aku tidak cocok apalagi umurku sudah 28 tahun. Aku tidak percaya diri.

Shunta masih melihat isi buku skenarionya.

Shunta : Hm, ceritanya lumayan bagus. Menurutku, kamu awet muda, sayang dan dengan tampangmu yang sekarang, kau masih cocok jadi murid SMA dan aku ingin melihatmu memakai seragam sekolah (berbinar-binar)

Takeru : Jangan bercanda! (pipi memerah) Kau sendiri, apa sekarang hanya bermain untuk drama musim gugur itu?

Shunta : Iya. Ditengah-tengah seri, tempat lokasi syutingnya ada di daerah pedesaan, jadi untuk sementara waktu, mungkin aku tidak bisa menculikmu... Ah, maksudku tidak bisa bersamamu.

Takeru : Apa yang ingin kau katakan sih?

Shunta : Eh?

Takeru : "Eh" gundulmu! Sana minggir, jangan menempel padaku!

Shunta terkekeh.

Shunta : Sayang, kebetulan hari minggu ini, karena kita sama-sama tidak ada pekerjaan apapun seharian. Bagaimana kalau kita nonton DVD yuk?

Takeru : Boleh, mau nonton apa?

Shunta mengambil salah satu film horror yang berjudul "Pertukaran Buku Harian" dari rak buku.

Shunta : Kita nonton ini saja yuk.

Takeru terkejut. Bukan karena film horror, dan juga bukan karena dia takut atau tidak suka dengan film horror. Akan tetapi, film horror yang di ambil Shunta adalah filmnya sendiri. Takeru menatap tajam ke arah Shunta.

Takeru : Kau mau aku menonton itu?

Shunta : Eh? Kenapa? Apa kau takut film horror? (polos)

Takeru : Bukan itu! Apa kau gila, hah?!

Shunta langsung mengerti apa yang dimaksud.

Shunta : Ah, iya. Ini salah satu film yang kau perankan sih. Hehe..

Takeru : Katakan! Bagaimana aku bisa nonton filmku sendiri ditambahkan film horror lagi!! (mulai marah)

Shunta hanya terkekeh.

Takeru : Dan jangan bilang kau mengoleksi semua filmku, dasar sangean gila!!

Takeru memukul Shunta dengan bantal sofa. Sebenarnya Takeru merasa senang, tapi dia juga merasa malu, pipinya memerah. Takeru berhenti memukul karena Shunta menangkap kedua tangannya Takeru.

Shunta : Sayang, sejujurnya ini satu-satunya film yang tidak bisa aku tonton.

Takeru : Kenapa?

Shunta : Itu...

Shunta ragu-ragu dan merasa malu untuk mengatakannya. Takeru yang penasaran, mulai membujuknya.

Takeru : Apa sih?

Shunta : Baiklah, aku akan bilang tapi jika kamu mau menciumku (tersenyum nakal)

Takeru : Dasar gila!! Menyebalkan!!

Takeru kembali memukulnya dengan bantal sofa. Dan Shunta kembali terkekeh. Akan tetapi, tiba-tiba Takeru mencium Shunta dan membuat Shunta tersentak kaget. Matanya membelalaknya. Takeru merasa malu, pipinya merona.

Takeru : Sudah, sekarang katakan.

Shunta terdiam beberapa menit. Takeru kebingungan.

Takeru : Chunta?

Shunta langsung menarik tangan Takeru dan mencium bibir Takeru dengan penuh nafsu.

Takeru : Chun-- Nggg...

Mereka berciuman sampai terengah-engah karena kehabisan nafas. Wajah Takeru masih memerah.

Shunta : Gawat, kalau kau menunjukkan ekspresi seperti ini, itu bisa membuat gairah sexku meningkat sayang...

Takeru : Ha.. Ha.. Ha.. Ha (terengah-engah)

Shunta melihat reaksi Takeru yang berbeda memberanikan dirinya untuk bertanya.

Shunta : Sayang, apa boleh?

Takeru : (Bagaimana ini, tiba-tiba nafsuku bergejolak. Aku harus menahan diriku. Tapi... Sial! Aku terjebaaaak!) Chu-chunta... Ha.. Ha.. Ha..

Takeru berusaha mengatur nafas dan menahan nafsunya. Dia mencoba untuk tenang. Tapi gagal, Takeru langsung menarik leher Shunta dan menciumi Shunta dengan penuh nafsu. Shunta langsung membuka bajunya dan bajunya Takeru.

Shunta menyandarkan tubuh Takeru di atas sofa lalu menindihnya dan mencium lembut lehernya dan perlahan-lahan turun hingga ke bawah, lalu menjilati dan menggigit putingnya. Takeru mendesah.

Takeru : Aah... Chunta, sebentar.

Shunta : Kenapa?

Takeru : Jangan melakukannya disini, aku tidak nyaman.

Shunta tersenyum lalu mengangkat tubuh Takeru, dan berjalan memasuki kamar sambil menjilati telinga Takeru dengan lembut. Shunta membaringkan tubuh Takeru di atas ranjang. Takeru bangkit lalu membuka celana boxernya Shunta.

Pada saat Shunta mau memasukkan penisnya ke lobang pantatnya Takeru, tiba-tiba terdengar suara bel apartermennya Shunta berbunyi. Baik Takeru maupun Shunta ikut terkejut. Mereka berdua terdiam dan saling pandang sejenak.

Shunta : . . . .

Takeru : Chunta, ada orang yang datang. Biasanya juga tidak ada yang datang. Siapa sih di hari minggu gini?

Shunta : Tidak tahu. Biarkan saja.

Pada saat Shunta mau melanjutkan aksinya, akan tetapi Takeru langsung mendorong tubuh Shunta dengan pelan.

Takeru : Tidak bisa, buka pintunya dulu!

Shunta : Haaah.. Ya, baiklah.

Shunta menghela nafas kesal dan memakai kembali celana boxer pendeknya. Dengan wajah menyeramkan dan hati yang berat pergi menuju ke arah pintu lalu membukanya dengan kasar.

Shunta : Siapa?! (merasa kesal)

Cewek : (Astaga perutnya sixpack, dan ditambah lagi ganteng banget! Cocok jadi modelku dan tipe aku banget!) Ah, ha-halo. Selamat pagi. Saya dari kamar 1406.

Shunta : Ada perlu apa ya?

Cewek : Sebelumnya, maaf sudah mengganggu tapi apa anda bisa membantu saya? Air keran saya tiba-tiba bocor. Dan ini hari minggu, jadi tidak ada orang yang bekerja, dan tidak mungkin juga menunggu sampai besok.

Shunta : . . . . Ah, ya. Tapi saya--

Takeru yang dari tadi menunggu di kamar dan melihat Shunta tidak kunjung kembali, datang untuk melihat.

Takeru : Chunta, siapa yang datang?

Shunta menoleh ke belakang.

Shunta : Ah, ini tetangga sebelah meminta bantuan. Katanya air kerannya bocor.

Takeru : Eh?

Cewek : (Uwaa! Cowok ganteng lainnya) Maaf, apa anda bisa membantu?

Shunta : Maaf, tapi saya tidak tahu cara memperbaiki keran.

Takeru : Chunta, coba pergi lihatlah sebentar.

Shunta : Eh? Baiklah...

Cewek : Terima kasih! Saya sungguh tertolong (tersenyum senang)

Shunta : Tolong tunggu sebentar ya, saya pakai baju sebentar.

Cewek : Tidak usah.

Shunta : Eh?

Cewek : Maaf, maksud saya, karena air kerannya bocornya cukup parah, takut baju anda basah. Jadi sebaiknya jangan memakai baju.

Shunta : Ah, begitu ya?

Dan akhirnya Shunta dan Takeru pun pergi ke kamar sebelah untuk melihat air keran yang bocor.

Cewek : Silakan masuk, maaf ya rumah saya cukup berantakan karena saya komikus dan hati-hati karena lantainya basah

Takeru : Wah, sampai banjir begini.

Shunta : Apa anda punya peralatan perkakas?

Cewek : Aduh, maaf saya tidak punya

Shunta : Kalau begitu, saya akan ambil dari rumah saya dulu.

Takeru : Chunta, biar aku saja yang ambil. Kamu coba periksa dulu kerannya.

Shunta : Baiklah, tolong ya. Perkakasnya ada di dalam lemari dapur ya (tersenyum)

Takeru kembali ke apartermen untuk mengambil perkakas. Dan Shunta sedang memeriksa air kerannya.

Cewek : (Dia ganteng sekali. Ditambah lagi cocok sebagai model untuk ide komikku. Apa dia punya pacar ya? Sebaiknya aku bertanya) Maaf, jika saya lancang untuk bertanya hal pribadi kepada anda.

Shunta : Eh? Tidak apa-apa. Mau bertanya apa?

Cewek : Anda tipe saya banget. Apa anda mempunyai pacar?

Shunta : Terima kasih. Tapi maaf, saya sudah punya pacar (tersenyum)

Cewek : Ah, be-begitu, ya. Hahaha (Tentu saja ya, cowok ganteng pasti cepat punya pacar. Aduh sayang sekali kalau dia sudah punya pacar, jadi gak bisa meminta tolong untuk dijadikan modelku)

Takeru : Chunta, ini perkakasnya.

15 menit kemudian

Shunta : Sayang, berikan kunci pas yang sedang ya

Takeru memberikan kunci pas ke Shunta. Cewek tersebut tersentak kaget dan juga bingung. Dia melihat ke arah Takeru lalu melihat ke arah Shunta secara bergantian.

Cewek : (Eh? Dia bilang sayang? Apa mereka sepasang kekasih? Tapi kan orang di sebelahku ini kan seorang cowok)

Shunta : Okay. Selesai.

Shunta bangkit dari tempatnya.

Cewek : Ah, terima kasih banyak ya.

Shunta : Tidak masalah, tapi ini tidak bisa bertahan lama. Jadi, sebaiknya besok anda menyuruh orang servis untuk datang.

Cewek : Iya. Seharusnya begitu ya.

Takeru membereskan peralatan perkakas.

Shunta : Ah, sayang. Biar aku saja yang bawa perkakasnya.

Takeru : Baiklah, kalau begitu aku pulang duluan ya.

Takeru pun pergi. Shunta mengangkat peralatan perkakasnya dan berjalan ke arah pintu keluar.

Cewek : Anu, apa dia pacar anda yang tadi anda maksud?

Shunta menoleh ke belakang lalu mengangkat satu jari telunjuknya ke bibir dan tersenyum.

Shunta : Iya, dia pacar saya. Apa anda bisa menjaga rahasia?

Cewek : Ah, i-iya (Astaga jadi dia seorang gay!)

Shunta : Terima kasih, kalau begitu saya permisi dulu.

Cewek itu hanya melihat Shunta memasuki apartermennya. Saat Shunta menutup pintu, Takeru yang dari tadi menunggu di depan pintu langsung menarik Shunta dan mencium bibir Shunta.

Shunta : Sayang--

Takeru melepaskan ciumannya

Takeru : Kenapa kamu tersenyum pada orang itu?

Shunta tersenyum lalu kembali menciumi Takeru beberapa menit sampai mereka kehilangan nafas dan terengah-engah.

Shunta : Aku senang kamu cemburu sayang, tapi bagiku kamu adalah segalanya. Ayo kita melanjutkan kegiatan kita yang tertunda tadi, sayang (tersenyum)

Takeru : Aku tidak cemburu! (pipi merona)

Shunta terkekeh lalu mengangkat tubuh Takeru dan langsung berjalan menuju kamar. Lalu Shunta membisikkan sesuatu.

Shunta : Sayang, aku takut menonton film horror. Nanti setelah kita selesai melakukan sex, temani aku nonton film itu ya.

Takeru tersenyum lalu mengangguk tanda setuju.

-Bersambung-

Jadi, readers bagaimana dengan episode kali ini nih? 😁 Semoga readers suka dan tidak bosan dengan ceritanya ya. Readers boleh dong minta komentarnya dan tulis di kolom komentar ya! Dan semoga episode kali ini bisa sedikit menghibur dan kalian menyukainya ya ❤

Jangan lupa komentar, like/favorite, review dan rate 5 bintangnya ya. Author tunggu loh. Terima kasih. See you on the next episode. Bye...

Próximo capítulo