Qiandra menggenggam ponselnya erat. Jika saja ia bisa meremukan ponselnya maka pasti saat ini ponselnya sudah remuk dalam genggaman eratnya. Baru saja ia menerima panggilan dari ibunya, yang memberitahukan perihal orang-orang kejaksaan yang menjaga tempat rawat sang ayah.
Dengan langkah cepat, Qiandra keluar dari kediaman Ezell. Tak ada yang menghalangi langkahnya, tentu saja ini karena Ezell yang memberi perintah pada anak buahnya untuk tidak menghalangi Qiandra pergi.
Dari atas, Ezell mengamati mobil Qiandra yang pergi, matanya tak menyiratkan apapun. Hanya tatapan datar yang bisa menenggelamkan ribuan orang dalam penderitaan.
"Ini hanya goncangan kecil, Qiandra. Tetapi kau bisa gila jika kau tidak bisa mengatasi tekanan ini." Ezell masih memiliki banyak rencana untuk Albert dan Deanne. Disana ia tak memasukan Qiandra tapi tetap Qiandra akan terlibat karena Qiandra bukan tipe anak yang bisa mengabaikan permasalahan orangtuanya.
♥♥
Qiandra sampai di rumah sakit, ia benar-benar emosi ketika melihat banyak orang yang berjaga di depan pintu kamar ayahnya, seakan sang ayah adalah teroris yang membunuh ribuan nyawa orang.
"Mommy keluar sebentar, sejak tadi Mommy belum makan." Deanne izin dengan Qiandra dan suaminya.
"Makanlah yang banyak. Masalah ini akan segera selesai." Albert menyadari betul jika istrinya mungkin akan kesulitan menelan makanan karena masalah yang ia hadapi saat ini. Tapi, ia tetap harus menyemangati istrinya agar tidak jatuh terpuruk.
"Aku mengerti, Sayang." Deanne tersenyum lembut, senyuman palsu yang jelas Qiandra tahu apa yang tersembunyi di balik senyuman itu.
Deanne keluar meninggalkan Qiandra dan Albert. Dua orang itu baru bicara setelah Deanne keluar.
"Dad, penyebab masalah ini adalah Ezel." Qiandra mengadukan Ezel pada Albert, ia bukan ingin makin merenggangkan hubungan Ezel dan Albert, tapi dia hanya ingin Albert tahu bahwa Ezel yang melakukan semua ini.
Albert tak menyangka jika putranya akan melakukan hal seperti ini, tapi ia tidak bisa marah pada Ezel. Kemarahan Ezel harus dilampiaskan, selama 11 tahun ini, ia tidak menerima apapun dari Ezel. Dan sekaranglah waktunya pembalasan.
"Jangan mencemaskan apapun. Daddy tidak pernah melakukan hal yang salah dalam berbisnis."
Qiandra yakin 100 persen jika ayahnya tak melakukan kejahatan tapi ia tak percaya dengan Ezel, pria itu bisa membuat ayahnya menjadi penjahat.
"Ezell akan melakukan segala hal untuk membuat Daddy berakhir di penjara."
Albert juga tahu ini, tapi ia tidak bisa apa-apa, sekalipun ia mengerahkan semua kekuatannya, ia tak akan menang dari kekuasaan anaknya.
"Daddy mungkin hanya akan dipenjara 3-4 tahunan."
"Dad." Qiandra tak terima ayahnya begitu pasrah seperti ini, padahal kenyataannya dia juga terkadang tak berdaya melawan Ezell. "Daddy tidak harus menerima perlakuannya, Dad. Dia anak Daddy, meskipun Daddy melakukan kesalahan yang besar tapi sebagai seorang anak dia tidak harus melakukan hal seperti ini."
"Kita bisa bicara seperti itu karena kita tidak berada dalam posisi Ezell. Dia bukan hanya membenci Daddy karena Daddy membuat Elizabeth tiada tapi dia membenci Daddy karena Daddy mengkhianati kepercayaannya. Ezell selalu menganggap Daddy adalah sosok pria yang sempurna tapi kenyataannya, Daddy mematahkan apa yang ia yakini. Dan Daddy tahu rasa kecewanya sebesar apa." Albert mengerti Ezell, ia mengerti jika kesalahannya pada Ezell bukan hanya tentang Elizabeth. "Kita ikuti saja penyelidikan dari kejaksaan, mungkin Ezell tak seperti yang kau pikirkan."
Qiandra kesulitan bernafas, ia yakin benar kalau Ezell akan melakukan sesuatu pada Albert. Mengubah semua bukti atau melakukan hal yang lainnya.
"Qiandra tidak akan membiarkan Daddy di penjara. Qiandra akan melakukan segala cara untuk menyelamatkan Daddy."
"Jangan melakukan hal yang sia-sia." Albert tak ingin Qiandra kecewa karena apa yang ia lakukan tak berjalan dengan baik.
"Qiandra tak bisa diam saja." Mungkin Qiandra tak bisa melakukan apapun tentang perusahaan ayahnya tapi tentang hukum, Qiandra bisa membantu ayahnya karena ia memiliki beberapa orang yang bisa membantunya.
♥♥
Pagi ini Qiandra menemui seorang pengacara yang bekerja di firma hukum terkenal. Pergaulannya yang cukup luas, membuat Qiandra memiliki beberapa teman yang mungkin bisa membantunya saat ia kesulitan.
"Apa yang terjadi?" Seorang wanita dengan wajah tegas melangkah mendekat ke Qiandra. Di gedung ini, wanita ini adalah pengacara yang paling hebat. Ia bisa membela kliennya dari tuduhan palsu dan yang paling penting adalah wanita ini tidak pernah takut pada orang-orang berkuasa. Hukum bagi wanita ini adalah suci, tak boleh ternoda hanya karena orang-orang berkuasa.
"Kau pasti sudah menonton televisi, itu semua tidak benar. Daddy tidak terlibat dalam kejahatan apapun." Kecuali kejahatan tentang Elizabeth dan Ezell.
"Kau membawa berkas-berkasnya? Aku akan mempelajari berkasmu dan membantumu semaksimal mungkin." Qiandra tak datang ke orang yang salah. Wanita di depannya bersedia membantunya.
"Ini." Qiandra menyerahkan tumpukan berkas yang sudah ia siapkan semalaman, "Terimakasih atas bantuanmu, Erika."
"Jangan berterima kasih terlalu dini, Qian. Lawanku kali ini bukan orang sembarangan." Erika melihat berkas yang Qiandra bawa, "Traktir aku makan setelah aku mengalahkan Jaksa Ingelbert." Erika melemparkan senyuman.
"Aku percaya padamu, Erika. Kau yang paling mengerti hukum."
"Aku tidak akan mengkhianati kepercayaanmu. Tapi, siapa kira-kira orang yang bisa menggerakan jaksa Ingelbert? Dia bukan jaksa yang bisa digerakan oleh orang biasa."
"Ezellio Kingswell."
"Astaga, peperangan keluarga." Erika tahu siapa Ezellio dan apa hubungannya dengan Albert. Meski tak pernah ada foto keluarga Kingswell yang menyertakan Ezellio dewasa tapi semua orang tahu bahwa Ezellio adalah putra tunggal Albert Kingswell. Erika tak gentar, meski ia tahu melawan Ezellio dan Ingelbert akan menyulitkan. Ia mempertaruhkan karirnya untuk membantu Qiandra dan sebenarnya tujuan utamanya adalah berhadapan dengan Ingelbert. Ada masalalu di antara pengacara terbaik dan jaksa terkenal itu.
♥♥
Urusan Qiandra dan Erika selesai, Qiandra keluar dari ruangan Erika. Ia masuk ke dalam lift dan turun ke lobby.
Di lobby, seseorang melihat Qiandra.
"Qiandra." Pria itu menyebutkan nama Qiandra, matanya terus mengikuti kemanapun langkah Qiandra pergi.
"Apa yang dia lakukan di firma hukum milikku?" Pria itu penasaran, hingga akhirnya ia memerintahkan sekretarisnya untuk bertanya pada resepsionis. Setelah tahu bahwa Qiandra menemui Erika, ia segera pergi ke ruangan Erika.
"Apa yang membawa anda kemari, Pak Zack?" Erika bertanya setelah ia menundukan kepalanya memberi hormat.
"Qiandra, apa yang dia lakukan disini?"
Erika menatap Zack sejenak, bosnya sepertinya mengenal Qiandra, "Sepertinya anda belum menonton televisi." Erika menyalakan televisi, dan kebetulan berita tentang Albert muncul. "Dia adalah ayah tiri Qiandra."
"Hah?" Zack sedikit terkejut.
"Qiandra datang kemari untuk meminta bantuan tentang ayahnya."
"Bawa berapapun pengacara yang kau butuhkan. Bantu ayah Qiandra hingga dia terlepas dari jeratannya." Zack tak tahu jika ibu Qiandra menikah lagi. Yang ia tahu, dulu ayah Qiandra adalah seorang pecandu alkohol yang sering memukuli ibu Qiandra, dan terakhir yang ia dengar memang ayah Qiandra sudah tewas. Salah Zack yang tak mencari tahu lebih dalam tentang kehidupan Qiandra.
"Sepertinya anda menyukai Qiandra." Erika langsung pada intinya.
Zack tidak meyangkal, ia memang menyukai Qiandra, sudah sejak lama, sejak mereka masih kecil. Qiandra adalah teman masa kecilnya, satu-satunya teman yang menemaninya ketika ia dititipkan di rumah penitipan anak, "Lakukan yang terbaik, aku percaya padamu, Erika."
Erika tersenyum, "Aku tak akan pernah mengkhianati kepercayaanmu, Pak Zack."
"Satu jam lagi, bersiap untuk rapat. Bawa semua berkas yang berhubungan dengan kasus ayah Qiandra."
Erika menganggukan kepalanya, "Baik, Pak."
♥♥
Penyelidikan sudah dimulai, Ezell hanya menunggu dengan tenang di ruang kerjanya. Salah satu dari tim yang menginterogasi adalah orang Ezell. Ia hanya akan menerima kabar dari orangnya. Dan dari orangnya Ezell tahu bahwa pengacara hebat yang menjadi pengacara ayahnya.
Ezell tersenyum mengingat bagaimana Qiandra benar-benar cemas karena Albert. Seperti yang Ezell katakan, Albert tak perlu takut jika dia tidak salah. Ezell tak melakukan kelicikan yang parah, ia hanya membuat Albert sampai ke persidangan. Ia tahu Albert tak bersalah tapi ia melakukan sedikit trik untuk membuat kecurigaan pada ALbert. Tujuan Ezell hanya satu, menyiksa batin Deanne. Wanita itu harus merasakan bagaimana ombak membuatnya terombang ambing.
tbc