webnovel

part 9

Jam 5 sore Qiandra kembali ke kediaman Ezell. Ketika melihat bangunan rumah Ezell, rasanya Qiandra ingin membalik tubuhnya dan pergi. Tapi ini salahnya sendiri. Dia sendiri yang sok pahlawan menawarkan diri untuk menjadi milik Ezell.

Qiandra menyesal karena tak memikirkan lebih jauh tentang arti kepemilikian.

Qiandra tersenyum miris saat ia mengingat kata-katanya pada sang ibu tentang Ezell tak akan mungkin menyakitinya. Nyatanya Ezell bukan sekedar menyakitinya tapi membawanya ke neraka.

Menghela nafas lelah, Qiandra keluar dari mobilnya. Ia menyeret kakinya melangkah masuk ke bangunan mewah warisan dari ibu Ezell.

"Nona Qian, Tuan Ezell menunggu anda di kamarnya."

Bahkan dia belum meletakan tas ke kamarnya, Ezell benar-benar membuatnya tak mampu bernafas.

"Berikan tas anda padaku. Aku akan membawanya ke kamar anda." Robert meminta tas Qiandra.

Qiandra mau tak mau menyeret kakinya ke kamar Ezell.

Cklek..

Ia membeku di tengah pintu menyaksikan apa yang ada di depannya.

Celinna tengah merangkak dengan tali yang terikat di lehernya seperti seekor anjing. Sampai di depan kejantanan Ezell, menghisap kejantanan itu seperti menghisap permen.

"Melangkah keluar dari kamar ini maka anak buahku akan menjamah tubuhmu beramai-ramai!" Suara Ezell membuat Qiandra yang sudah memutar tubuhnya tak berani melangkah. "Balik tubuhmu dan lihat ini baik-baik!"

Qiandra merasa jika Ezell adalah orang sakit jiwa. Dia bahkan jijik melihat apa yang dilakukan Celinna saat ini. Benar-benar jalang.

"Celinna, tunjukan padanya bagaimana cara memuaskanku."

Celinna melepaskan kejantanan Ezell, ia melihat ke arah Qiandra sekilas lalu kembali asik dengan kejantanan Ezell.

Mata Qiandra ternoda oleh pemandangan saat ini. Ezell benar-benar menjijikan. Telinga Qiandra terasa panas karena erangan Ezell dan juga Celinna. Dosa apa yang telah ia lakukan hingga ia berada dalam situasi seperti ini.

Ah, Qiandra lupa. Ini bukan dosanya tapi dosa ibunya. Tidak, ini juga dosanya karena tak melarang ibunya menikah dengan pria yang punya istri dan anak.

"Kemari!" Ezell memerintahkan Qiandra untuk mendekat padanya.

Qiandra melangkah mendekati Ezell, baru satu langkah ia sudah dihentikan oleh Ezell.

"Merangkak!"

Qiandra terdiam.

"Kau tuli!" Bentak Ezell.

Akhirnya Qiandra mengikuti kemauan Ezell. Ia merangkah dengan malas ke Ezell. Sampai di depan Ezell ia tak mendongkan wajahnya.

"Puaskan kejantananku."

Sial! Qiandra memaki dalam hatinya. Apa Ezell tidak puas dengan mulut Celinna saja?

"Celinna, kau membutuhkan pelacur baru?"

Otak Qiandra bergerak cepat. Pasti dirinya akan dilempar Ezell ke rumah pelacuran Celinna jika ia tidak menurut sekarang.

Qiandra menahan nafasnya lalu menghembuskannya kasar. Pada akhirnya ia harus tunduk pada Ezell, pada akhirnya ia harus mengikuti mau Ezell. Tak usah melawan lagi, Qiandra. Kau sudah dihancurkan olehnya, kau hanya perlu bertahan dengan baik agar dia tak menang darimu. Kau tidak boleh menangis, tidak boleh terhina, tidak boleh lemah. Hanya itu kunci menang dari monster seperti Ezell.

Mengenyahkan semua rasa terhinanya, Qiandra melahap kejantanan Ezell.

Bayangkan saja dia Zack, bayangkan saja dia Zack. Qiandra mengucapkan mantra itu. Hanya Zack orang yang pernah tidur dengannya. Hanya satu pria ini yang bisa ia bayangkan di otaknya.

Qiandra berhenti bergerak ketika tangan Celinna merambat di tubuhnya.

"Apa-apaan ini!" Qiandra bersuara tinggi. Ia menyingkirkan tangan Celinna dari tubuhnya.

"Kita bermain bertiga, Qiandra. Dia bebas menyentuhmu!" Selanjutnya Ezel melihat ke arah Celinna, ia memberikan isyarat pada Celinna untuk menyentuh Qiandra lagi.

"Menjauh dariku, bitch!" Qiandra mendorong Celinna hingga Celinna terduduk di lantai.

Plak!! Ezell melayangkan tangannya ke wajah Qiandra, "Berani sekali kjau mendorongnya, jalang!" Ezell terlihat sangat marah. "Hanya aku yang boleh berlaku kasar padanya! Hanya aku!" Ezell mencekik leher Qiandra hingga wajah Qiandra memucat.

"Ezell, hentikan!" Celinna meraih tangan Ezell. "Berhenti atau aku pulang?" Celinna memberikan ancaman pada Ezell.

Ezell ingin sekali mematahkan leher Qiandra tapi dia memilih melepaskan Qiandra.

"Kau beruntung karena ada Celinna disini!" Ezell menghempaskan tangannya kasar.

Qiandra memegangi tangannya, ia bernafas cepat karena kesulitan bernafas tadi.

"Kau tunggu disini, Celinna! Aku harus memberikan pelajaran agar jalang ini mengerti siapa dia disini!" Ezell memakai celana dalam dan juga celananya. Dengan kasar ia menarik tangan Qiandra. Nyaris saja Qiandra terjungkal karena tarikan Ezell.

Ezell membawa Qiandra ke sebuah tempat. Ketika pintu terbuka, ruangan itu tak memiliki banyak barang. Hanya terdapat dua kursi dari kayu. Satu meja pada sudut ruangan lengkap dengan komputer dan peralatan lainnya.

Ezell melucuti semua pakaian Qiandra dengan kasar. Ia mendudukan Qiandra di kursi tersebut. Melangkah ke meja dan kembali dengan tali.

Qiandra pikir hukuman seperti ini lebih baik daripada harus membiarkan jalang bernama Celinna menyentuh tubuhnya. Dia tidak sudi bermain dengan seorang wanita. Itu benar-benar menjijikan bagi Qiandra.

"Kau harus belajar dengan baik. Celinna bukan wanita yang bisa kau sentuh dengan tangan kotormu!" Ezell meletakan tangan Qiandra di belakang sandara bangku kayu yang diduduki Qiandra. Mengikatnya sampai ke lengan Qiandra. Setelahnya Ezell beralih ke kaki Qiandra. Menaikan kaki Qiandra ke atas bangku, mengikatnya dari pergelangan kaki hingga ke paha, ujung tali itu diikatkan Ezell ke kaki bangku hingga membuat paha Qiandra terbuka lebar. Kaki Qiandra yang lainnya juga diikat sama seperti kakinya yang tadi.

"Kau pasti berpikir menjijikan bermain bertiga, bukan?" Ezell beralih ke dada Qiandra. Ia melingkari dada Qiandra dengan tali lalu mengikatnya di belakang punggung Qiandra dengan kencang, hingga Qiandra merasa sesak. Dari bagian atas dada Qiandra, tali itu berputar ke bagian bawah dada Qiandra. Hingga menambah rasa sesak di dada Qiandra. "Kau pasti berpikir hukuman ini lebih baik dari bermain denganku dan Celinna. Kau salah, ini bahkan lebih buruk dari itu." Ezell menyelesaikan ikatannya.

Ia melangkah kembali ke meja dan mengeluarkan sebuah alat yang sering ia pakai untuk bercinta dengan Celinna. Ia meraih sebuah remote yang ada di atas meja.

"Kau benar-benar sakit jiwa. Apa yang mau kau lakukan, sialan!" Pada akhirnya Qiandra masih tidak bisa menerima apa yang mau dilakukan Ezell padanya.

Ezell menusukan sex toys itu ke kewanitaan Qiandra. Getaran dari benda itu membuat Qiandra tersiksa.

Ezell menekan sebuah tombol pada remote. Dinding besar di depan Qiandra menampilkan dirinya dan Ezell saat ini. Mata Qiandra membulat melihat tayangan di depannya. Ezell tahu benar bagaimana cara menghancurkan harga diri Qiandra, dia tahu benar bagaimana cara membuat Qiandra terhina.

"Jika aku mau, semua orang di negara ini bisa melihat tayangan saat ini, tapi untuk saat ini aku hanya akan membuat seisi rumah ini melihat apa yang terjadi di ruangan ini. Tak ada kebanggaan yang tersisa untukmu, Qiandra. Kau harus sadar jika kau hanyalah seorang pelacur! Bahwa kau seekor peliharaan yang harus patuh pada tuannya."

Qiandra tak bisa berkata-kata lagi karena Ezell. Air matanya jatuh menganak sungai. Pada akhirnya dia menangis lagi. Masih dengan penyebab yang sama, Ezellio Kingswell, monster yang menyamar menjadi kakak tirinya.

"Pelajari kejadian hari ini dan terapkan esok hari. Jika kau masih tidak mengerti maka seluruh dunia akan melihat tayangan yang seperti ini."

"Ezell, hentikan ini semua. Hentikan disini."

"Kau hanya perlu menurutiku jika kau ingin aku berhenti!"

"Aku akan menurutimu. Aku akan menjadi peliharaanmu tanpa membantahmu. Tolong, tolong hentikan sekarang. Aku tidak pernah berada di titik serendah ini. Pelacurpun lebih tinggi dariku saat ini. Aku mohon, aku mohon lepaskan aku."

Kalah... Qiandra benar-benar kalah dari Ezell. Di kesatuannya ia adalah termasuk agen rahasia terbaik, tapi disini, ia bukan apa-apa. Ezell menggunakan semua kelemahannya dengan baik. Ezell mengancamnya hingga dia tidak bisa berkutik. Ezell menang, Ezell benar-benar menang atas dirinya.

"Aku tidak akan melepaskanmu sekarang. Permainanku terhenti karena kau. Setelah aku selesai bermain dengan Celinna aku baru akan melepaskanmu. Selama itu kau akan terus berada disini."

"Aku tidak masalah dengan itu, tapi tolong matikan tayangan itu. Aku mohon."

Ezell tersenyum keji, ia benar-benar puas mendengar Qiandra memohon padanya. "Aku tidak akan mematikan tayangan di depanmu, tapi aku akan menghentikan semua orang di kediaman ini melihatmu. Aku ingin kau mengingat bagaimana akibatnya jika kau tak patuh padaku!"

Tak ada lagi yang bisa Qiandra katakan. Semua kata-kata yang ia tahu lenyap entah kemana. Ia hanya bisa menangis sekarang.

♥♥

Ezell kembali ke ruangan tempatnya mengurung Qiandra.Wanita yang ia anggap pelacur itu kini sedang menutup matanya. Ezell tersenyum, ia sudah menebak jika Qiandra akan menutup matanya agar tak melihat bagaimana menjijikan dirinya saat ini.

Tangan Ezell menarik sex toys yang ada di kewanitaan Qiandra. Lencir-lendir dari kewanitaan Qiandra membasahi bangku yang Qiandra duduki.

"Buka matamu, Qian."

Qiandra membuka matanya yang sembab.

"Bagaimana? Masih ingin membangkang?"

Qiandra menggelengkan kepalanya.

"Pintar. Kau harus menurut agar siksaanmu berubah jadi kenikmatan." Ezell menyeringai. Ia melepaskan ikatan di tubuh Qiandra. Ikatan kencang Ezell berbekas di tubuh Qiandra. Bekas yang kemarin belum sembuh kini ia mendapatkan bekas lainnya.

Tubuh Qiandra terasa kaku. Ia terikat sekitar 3 jam di atas kursi dengan posisi yang memalukan. Butuh beberapa waktu bagi Qiandra untuk bisa meraih pakaiannya.

"Kau benar-benar menyedihkan, Qiandra." Ezell mengejek Qiandra, "Jadi, apakah kau menyesali sikap sok pahlawanmu? Bukankah Albert tewas lebih baik daripada kau hidup seperti ini?"

"Aku tidak akan menyesali apa yang sudah aku lakukan. Aku anaknya, meski aku bukan anak kandungnya tapi dia tetap Daddyku." Balas Qiandra lemah. Ia tak bisa bersuara berapi-api lagi. Ia terlalu lelah, ia terlalu membenci dirinya yang memikirkan orang lain.

"Menggelikan." Hanya itu komentar Ezell. Ia segera membalik tubuhnya dan meninggalkan Qiandra. Ia sudah cukup puas menyiksa Qiandra hari ini. Ia yakin Qiandra tak akan membangkang lagi.

tbc

Próximo capítulo