"Alea kamu beneran merasa makanan ini bau?" kak Zia membukatkan matanya, tidak percaya bahwa makanan seenak ini di katakana bau oleh Alea.
"Iya itu sangat bau, aku tidak tahu kenapa rasanya mencium baunya saja sangat membuat aku mual, aku ingin muntah lagi," lirih Alea dengan wajah yang pucat dan berkeringat dingin.
Kak Zia langsung memegang kening Alea. "Kamu berkeringat seperti ini Lea, duduk dulu saja."
"Aku rasa aku benar-benar harus di infus lagi, dan ini semua gara-gara Zio, aku kadang benci hidupku minggu-minggu ini," lirih Alea dengan tetesan air matanya.
"Kamu sabar ya Lea," jawab sang kakak ipar yang cantik.
Alea pun terdiam dengan kepala yang sangat pusing, pandangan matanya bahkan kabur dan kepalanya seolah berkunanh-kunang.
Wanita itu merasakan tubunya sangat lemas, sudah tiga minggu dia terkurung di rumah, bahkan tidak bisa menghirup udara segar.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com