Sudah satu setengah tahun Ray menjelajahi lautan, dia kini tidak lagi tahu dimana tujuan selanjutnya karena semuanya telah dia jelajahi.
Masih ada Satu setengah tahun waktu yang diberikan oleh orang tuanya tetapi dia telah sepenuhnya mengunjungi setiap tempat kecuali pulau langit.
Dia tidak ingin mengunjungi pulau langit karena menurutnya pulau itu sering terjadi perang dan dia tidak ingin terlibat masalah yang merepotkan.
Dia saat ini sedang bersantai di sebuah bar, di kota kecil , East blue.
"Saya sudah sepenuhnya bosan dengan perjalanan ini... haruskah saya kembali.. tapi masih ada satu setengah tahun,, dan dari tempat ini menuju rumah butuh setengah tahun... masih ada satu tahun.. ahhh.. apa yang harus saya lakukan sekarang" Ray berkata dalam pikirannya.
"Haruskah saya menuju ke green line??? tapi tempat itu sangat berbahaya.... apalagi sampai sekarang saya masih belum bisa menguasai teknik Haki... setiap kali saya merasakan akan berhasil semua menghilang tiba tiba...saya memiliki perasaan sesuatu yang kurang tapi apa???"
"Dan juga saya merasakan bahwa buahku telah mencapai puncaknya.. dan sedikit lagi dari terobosan untuk kebangkitan buah iblis... masalahnya saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.. ahhh. sial jika ini terus berlanjut, kekuatan saya tidak akan meningkatkan " lanjutnya dalam hati.
Setelah merenung selama beberapa jam dia kemudian melangkah meninggalkan bar dan menuju kapal untuk menunggu Molly.
Tiba di dekat kapalnya dia terkejut melihat Molly dan yang lainnya sedang bertarung dengan seorang lelaki berambut hijau.
Dan kejutannya bertambah karena dia mengenali orang itu, dia adalah anggota kru Topi jerami Roronoa Zoro yang saat ini masih dikenal sebagai pembajak bajak laut.
Dia kemudian bertanya tanya mengapa mereka bertarung, apakah ada sebuah kesalahpahaman yang terjadi???.
Dia tidak bisa memikirkan alasan yang jelas sehingga dia mendekati mereka.
Melihat Ray tiba Molly langsung berteriak.
"Tuan muda.. hati-hati.. dia sangat kuat"
"Apa yang terjadi disini.. mengapa kalian bertarung dengannya" dengan penasaran Ray bertanya.
"Kami juga tidak tahu.. dia hanya berkata bahwa kita memiliki harga untuk kepala" Molly
"Apa?!! Bagaimana mungkin... kita tidak pernah membuat masalah selama kita berlayar... apakah ada sesuatu yang salah disini" Ray menjadi semakin bingung.
"Tidak ada yang salah.... Ray Anreax anak seorang pembunuh .. dengan harga kepala 40 juta Belly" Zoro berkata sambil menatapnya waspada.
"Tapi bukan masalah untuk harganya.. selama kamu kuat saya ingin melawanmu dan menjadi pemain pedang terkuat di dunia" lanjutnya dan bersiap untuk menyerang.
"Tunggu sebentar... mengapa saya memiliki harga untuk kepalaku sedangkan saya masih belum mengganggu urusan angkatan laut.. dan apa maksudmu anak seorang pembunuh" Semakin tidak mengerti Ray berkata.
"Itu bukan masalahku.. yang kutahu selama kamu kuat kamu harus melawanku" Zoro berkata sambil mempersiapkan ketiga pedangnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi disini... pantas saja saya melihat tatapan waspada warga di pulau ini... mengapa saya memiliki harga.. dan... oh tidak... jangan jangan... tidak.. jangan sampai... ku harap ayah dan ibu aman" Setelah berpikir sebentar dia berkata.
"Maaf.. Zoro... kami tidak memiliki waktu untuk sementara waktu .. bisakah kita menunda pertarungan kita??? kita akan melanjutkannya di Green line atau Grand line.. bagaimana??" Setelah berkata, dia melihat Zoro menatapnya.
"Baiklah... tapi kamu harus bisa menahan serangan ku sebelumnya" setelah berkata dia kemudian menyerang.
*Santoryuu
Dia kemudian berlari dengan kecepatan yang sangat cepat, yang walaupun tidak secepat buah suara Molly.
Melihat serangan Zoro, Ray kemudian mengambil senjatanya dari bayangannya.
*Ting
Bentrokan antara 3 pedang dengan sabit besar terjadi membuat debu berterbangan di sekitarnya.
Zoro kemudian terlempar mundur beberapa langkah.
"Mustahil" Mata Zoro menyusut.
"Baiklah.. karena saya telah melakukannya.. ketika kita bertemu kita akan membahas pertarungan selanjutnya... Molly naik ke kapal... kita harus kembali.. dengan cepat kembali"Setelah berkata Ray tidak menyembunyikan wajah khawatirnya.
"Apa yang terjadi... mungkinkah terjadi sesuatu di rumah...." Walaupun penuh dengan. pertanyaan Molly mengikuti apa yang diperintahkan oleh Ray, dan di ikuti oleh yang lainnya.
Melihat Mereka akan berlayar Zoro dengan cepat berteriak.
"Pada saat kita bertarung saya pasti akan mengalahkanmu... itu pasti" Lalu dia mendengar suara balasan.
"Tidak yakin"