webnovel

Regu Penjemput

Malam berlalu dengan cepat. Waktu sudah menunjukkan pagi. Aku mulai mengantuk dan memutuskan tidur di sofa. Hansel dan dua model yang ia sewa sudah tak lagi terengar suaranya. Mungkin mereka sudah lelah.

Rasanya baru tertidur beberpa menit, Seseorang.

"Tunggu apa-apan ini?' gerutu orang tersebut "Menapa ada dua model telanjang di rumah ini?"

Aku berusaha membuka mataku. Betapa terkejutnya aku saat Lux Hamel sudah ada di depanku. Ia mengamati dua orang wanita yang sedang asik nonton Tv di ruang tengah tanpa sehelai kain menutp tubuh mereka.

"Apa yang merek alakukan padamu? Apa Hansel Keith menyakitimu?" tanya Lux yang menyadari bahawa aku sudah bangun.

"Tidak mereka tidak menyakitiku."

Belum lama waktu berlalau, dua orang lain datang dari pintu utama.

"Tuan Lux, kami mencari anda. Mengapa anda meninggalkan apaterment tanpa pemberitahuan sebelumnya. Syukurlah kami menemukan anda." Seru John.

Lux tak terlihat senang dengan kedatangan John. Di belakanganya mengikuti Angela. Ia mengenakan pakian biru muda hari ini.

"Kita pergi. Aku mencoba mnghubungimu tapi ponselmu mati."

Mendengar Lux mengetakan hal itu, spontan aku memeriksa ponsel pintar di dlam tasku. "Aku kehabisan baterai. Maafkan aku."

"Tidak apa-apa Nona Vina. Kami memahami kau bersenag-senang tadi malam." Kata John. Perkataannya membuat lux menoleh padanya. Namun John malah menoleh pada para model telanjang yang sedang neonoton TV tanpa seheleai benag dan popcorn di tangan.

John menghampiri mereka. Saat dua wanita itu menyadari kehadiran John mereka menyapanya dengan ramah.

"Apa kau teman Keith?" tanya si rambut merah.

"Oh bukan aku ke sini menjemput Nona Vina."

Dua model itu tertawa satu sama lain dan melanjutkan menonton. Mereka sama sekali tak merasa canggung atau malu.

Melihat hal itu aku hanya tersenyum dan segera mengecek isi tasku bersipa untuk pergi.

"Tidak tahu malu!" gumam Lux geram.

"Hansel Keith adalah seorang actor terkenal. Apa yang kita bisa harapkan dari orang seperti dia?" tanyaku pada Lux.

"Apa yang dia lakukan padamu?" tanya Lux

"Tidak ada, aku bukan seleranya." Kataku lagi. "Ayo kita pergi"

Lux membukakan pintu dan menemaiku keluar. John yang melihat hal ini segera menyusul dibarengi dengan Anglela.

Di luar ada dua mobil. Lux membukakan pintu pada mobil berwarna putih.

"Tunggu, Nona Vina anda pergi dengan saya." Teriak John melihat aku duduk dan masuk ke mobil warna putih. Saat aku akan membuka pintu. Lux tiba-tiba sudah duduk di kemudi dan mengunci pintu. Seolah tak mendengarkan John ia langsung memacu mobilnya.

"Ku piker dia adalah orang yang baik seperti yang tertulis di semua media." Gerutu Lux. "Jika media tau, ia memanggil model ke rumahnya pasti tamatlah karirnya.

"Tak perlu melakukan hal itu. Setiap orang punya rahasianya sendiri. Kita tak bisa ikut campur dengan apa yang mereka lakukan bukan."

Sampai di sleep and see, Lux berhenti di lobi menyerahkan mobilnya pada petugas Valet.

"Aku akan minta Seseorang untuk menjauhkanmu darinya."

Hemel memencet lift.

"Mengapa kau harus melakuakn hal seperti ini? Lux kau tak punya hak untuk menjauhkan siapapun dariku."

Aku tiba di depan ruang 21. Lux masih terlihat kesal dengan kelakuan Hansel.

"Kau harus tau, pria seperti itulah yang akan menghacurkan pernikahan setiap orang!"

Iift terbuka. Aku kehabisan kata-kata dan hanya mengikuti Lux saja masuk ke apartemen kami.

Setelah pintu terbuka Lux masuk terlebih dahulu barulah aku menyusul dibelakangnya. Aku tak mengerti mengapa ia tiba-tiba begitu marah dan terasa panas. Melihat mukanya yang masam, aku jadi paham sepertinya pria ini memiliki dendam pribadi kepada orang-orang seperti Hansel.

"Lux, terimakasih sudah datang menjemputku hari ini." Kataku mencoba menbuatnya dingin.

"Kau tak adakabar semalaman. Bagaimana aku bisa diam tak mencarimu."

Aku semakin tak mengerti. Pertanyaan berbalik jawaban yang pedas.

"Dari mana kau tahu aku di rumah Hasel?"

Dia hanya dia tak menjawab. Dia membuka pintu kamarya dan menutpnya dengan sedikit membanting.

Suaranya cukup kencang, membuat Angela yang baru masuk juga terkejut.

"Angela, bagaimana kau bisa masuk?" tanyaku.

Ia mengulurkan kartu akses padaku. "Anda menjatuhkannya Nona. Aku beruntung nmenemukannya."

John masuk dibelakang Angela karena pintu belum tertutup. Angela menoleh.

"Kurasa Anda perlu isiraha. Aku akan pergi." Kata Angela sambil menarik tangan John keluar.

"Tunggu, Aku harus bicara…."

Angela menarik John dan pintu kembali tertutup. Kurasa Angela merasakan tensi yang cukup tinggi di sini. Tak sadar aku mengusap wajahku. Aku membuka kamar dan masuk. Aku mencari pakaian di almari. Saat aku menutup alamari. Lux sudah ada dibelakangku. Aku terkejut tapi berusaha tak berteriak.

Aku melirik pintu. Bagaimana ia bisa masuk? Wajahnya masih terlihat begitu kesal. Dan enatah bagaimana, pria itu tiba-tiba saja memelukku.

Próximo capítulo