Elena tak menghiraukan ucapan Elise. Dia melamun memikirkan segala kemungkinkan yang ada. Apa yang terjadi jika Elise atau Brian tau tentang Diego? Tentang kasus korupsi yang tengah menjerat pria itu. Pria itu pasti mengamuk dan tak akan memberikan pinjaman uang. Dan Elena juga tak ingin mereka mengetahui hal itu. Bukan karena malu mengakui Diego sebagai tunangannya. Tapi karena Elena tak ingin orang lain memandang rendah Diego. Dia yakin Diego tak bersalah. Lebih baik Elena tak menceritakan tentang Diego dan kegunaan uang yang akan dia pinta pada Elise.
Elena kembali memfokuskan perhatian kepada Elise. Menyembunyikan keadaannya yang sebelumnya tengah memikirkan hal lain.
"Dia mengancam Brian untuk menceraikanku atau menikah lagi dengan wanita pilihannya jika aku tak hamil juga. Dan batas waktuku tinggal enam bulan lagi. Aku tak mau bercerai ataupun melihat Brian menikah lagi. Aku sangat mencintai pria itu. Aku sangat frustasi saat ini. Aku benar-benar tak tau harus bagaimana lagi," ungkap Elise.
Hati Elena teriris melihat raut wajah Elise yang tersiksa. Seakan dia benar-benar tak bisa lagi menemukan jalan untuk keluar dari masalahnya. Seakan Elise akan mati jika hal itu terjadi.
"Dan terlintas ide gila itu begitu saja dalam otakku. Kumohon Elena bantu aku." Elise menatap Elena dengan intens. Dia tau Elena pasti tidak akan membantunya, sangat sulit untuk mendapatkan persetujuan Elena untuk membantunya. Tapi hanya Elena-lah satu-satunya harapan.
"Kau rela melihat suamimu menyentuh wanita lain?"
"Tidak, aku tak rela. Tapi aku harus merelakannya daripada kehilangan dia untuk selamanya. Dan dia menyentuhmu -saudara kembarku, bukan gadis asing lain. Aku yakin kau tak akan merebut Brian dariku." Elise sangat yakin dengan opininya itu. Elena tak akan mungkin merebut Brian darinya. Elena adalah kakaknya dan wanita itu tak mungkin menyakiti dirinya.
"Lalu bagaimana dengan anak itu?"
"Dia akan menjadi anakku setelah dia lahir. Aku berjanji akan merawatnya dengan baik dan memperlakukannya sebagai anak kandungku, Elena."
"Kau bilang akan memberikanku apapun jika aku menyetujui kesepakatan ini?" Elena mengatakannya dengan cepat, takut keberaniannya akan menghilang jika dia mengucapkannya dengan lambat.
"Ya," angguk Elise.
"Bisakah..." Elena menjeda ucapannya. Dia sangat sulit untuk mengatakannya. Tapi dia harus. Setelah menghirup napas dalam. Elena kembali berkata, "Bisakah kau memberikanku uang lima ratus juta sebagai imbalan kesepakatan itu?"
"APA?!" Elise sedikit berteriak dengan kerutan di dahinya.
"Aku akan menyetujui kesepakatan ini jika kau memberiku uang lima ratus juta."
Elena tau tatapan Elise berubah tajam dan tak suka padanya. Elena pasti terlihat seperti seorang gadis yang memanfaatkan kesusahan, penderitaan dan masalah Elise untuk mendapatkan uang yang banyak. Tapi Elena tak punya pilihan lain. Dia tak tau lagi akan mendapatkan uang sebanyak itu darimana. Dan Elena yakin uang lima ratus juta bukanlah apa-apa bagi Brian dan Elise.
"Apa kau serius Elena? Kau meminta uang lima ratus juta untuk kesepakatan ini? Sejak kapan kau berubah menjadi wanita mata duitan dan memanfaatkan kesusahan seseorang seperti ini?"
Elena hanya diam. Ada hatinya yang terluka mendengar ucapan tajam Elise. Namun dia tak bisa berkata apapun. Karena saat ini dia sangat membutuhkan uang itu. Tak perduli harga dirinya diinjak, tak perduli dia akan dihina dan dicaci maki, Elena harus tetap kuat untuk bisa mendapatkan uang itu. Demi Diego. Hanya demi pria itu.
Kepala Elena mengangguk mantap. Membuang semua perasaan malu dan tak tau dirinya.
"Ya, aku serius. Aku akan membantumu. Aku bersedia berhubungan dengan suamimu dan melahirkan anaknya."
"Dan anak itu akan menjadi milikku, kau tak bisa bertemu ataupun mengklaimnya sebagai anakmu sampai kapanpun, bahkan sampai napas terakhirmu kau tak boleh bertemu dengannya," sambar Elise cepat, dia kesal dan marah dengan permintaan Elena hingga dia menyudutkan gadis itu.
Jantung Elena berdetak dengan cepat. Hatinya menjerit untuk memprotes ucapan Elise. Bagaimana bisa Elise mengucapkan hal itu? Tak bertemu dengan anaknya sekalipun. Apa Elena bisa?
"Kau tau uang lima ratus juta itu bukanlah uang yang sedikit. Dan aku tak mungkin memberikannya kepadamu secara cuma-cuma. Apalagi jika pada akhirnya uang itu kau gunakan untuk berfoya-foya." Nada suara Elise berubah tajam. Dia sungguh muak dengan ucapan Elena. Dia kesal dan marah karena satu-satunya keluarga yang dia miliki, saudara kembarnya sendiri meminta imbalan dari bantuan yang ia berikan.
Elena hanya bungkam. Dia sama sekali tak ingin memprotes tuduhan tak berdasar yang Elise ucapkan. Elise maupun Brian tak boleh tau tentang Diego. Biarkan saja mereka memandang rendah Elena, itu lebih baik daripada mereka mengetahui kasus korupsi yang tengah menjerat Diego. Apalagi kasus itu berhubungan dengan perusahaan milik Brian. Pria itu pasti akan semakin memandang buruk Elena. Lebih baik Elise dan Brian tak tau untuk apa uang lima ratus juta itu.
Lagipula Elena tak ingin mendapatkan belas kasih dari orang lain. Dia akan berusaha sendiri, walau harus dicaci dan dipandang rendah, Elena tak perduli. Dia hanya ingin Diego kembali sehat dan menepati janji pria itu untuk menikahinya.
"Baiklah, anak itu akan menjadi milikmu seutuhnya. Aku berjanji tidak akan menuntut hak asuh ataupun muncul untuk bertemu dengan anak itu. Asalkan kau bisa menyediakan uang lima ratus juta secara tunai besok."
Mata Elise membesar tak percaya dengan ucapan Elena. Dia seakan tak mengenali gadis yang ada dihadapannya. Bagaimana Elena bisa mengatakan hal itu? Besok? Astaga, gadis itu sangat mata duitan.
Elise sudah menjelaskan keadaannya yang sedang kesulitan dan sengsara, tapi Elena malah memanfaatkan keadaan dan meminta uang lima ratus juta sebagai imbalan karena mau membantunya. Membantu? Elise tak yakin Elena melakukan hal itu. Jelas-jelas Elena sedang memanfaatkan keadaan. Dan Elise benar-benar akan mengambil semua hak dari anak itu nantinya.
Elise juga akan membuat semua ini jelas. Harus ada perjanjian tertulis dan Brian harus tau semua ini. Ya, dia tak mau jika nanti Elena berbuat curang dan melanggar janji yang sudah disepakati.
Yang lebih utama Elise mulai khawatir Elena akan merebut Brian jika dia tak membuat batasan-batasan dan perjanjian tertulis mengenai hal ini. Elena bisa memanfaatkan kesulitan Elise untuk mendapatkan uang, gadis licik itu pasti akan menyusun rencana untuk merebut Brian dari sisinya. Karena Brian adalah pria kaya raya yang sangat disukai wanita mata duitan seperti Elena. Elise yakin itu.
"Baik, aku akan menyediakan lima ratus juta besok beserta perjanjian tertulis mengenai kesepakatan ini."
"Ya."
Elise kembali menatap mata Elena. Dia masih menelisik mata gadis itu. Seakan mencoba mengupas apapun yang tengah Elena sembunyikan dan rencanakan. Namun Elena tetap berwajah datar seperti sebelumnya. Pikirannya hanya tertuju pada uang lima ratus juta dan Diego.
"Dua puluh tahun kita tidak bertemu, kau benar-benar sudah berubah. Aku seperti tidak mengenali dirimu lagi." Elise kini menatap Elena dengan pandangan yang berbeda. Seakan gadis yang dihadapannya adalah wanita asing yang baru bertemu dengannya.
"Kerasnya hidup membuat aku percaya bahwa uang sangatlah penting di dunia ini." Elena menjawab dengan intonasi datar dan melirik Elise dengan ekor matanya.
Kerasnya hidup sungguh mengajarkan Elena bahwa airmata tak akan merubah apapun. Hidup terus berjalan dan uang sangat dibutuhkan. Apa dengan menangis dan mengemis belas kasih orang lain bisa mendatangkan uang lima ratus juta? Itu mustahil.
Mereka mungkin mau memberikan bantuan tapi apa itu cukup. Apa lima ratus juta itu bisa terkumpul dalam semalam? Tidak! Butuh waktu yang sangat lama untuk mengumpulkannya jika Elena melakukan hal itu. Dan Diego tak akan sanggup menunggu lama hingga uang lima ratus juta itu terkumpul.
Hanya ini jalan satu-satunya. Hanya dengan cara ini ia mendapatkan uang lima ratus juta itu dalam waktu cepat. Elena hanya perlu menebalkan muka dan hatinya, membiarkan pria asing yang merupakan suami adiknya untuk menyentuhnya dan melahirkan anak yang tak akan pernah bisa ditemui.