webnovel

Kendalikan Dirimu

Fruit 43: Kendalikan Dirimu

Sebenarnya, bau Andrea itu sungguh memabukkan bagi siapapun yang menciumnya. Meski demikian, hanya kaum Iblis tingkat tinggi yang tidak terlalu terpengaruh akan bau tersebut.

Namun, tidak bagi kaum manusia dan Nephilim. Mereka mabuk, tergoda, dan... berhasrat ingin mendekat ke Andrea demi menghirup bau yang sangat menjadi candu dadakan.

Para Nephilim pastinya akan diserang dilema jika bertemu Andrea. Akan memusnahkan dia, atau menikmati bau dan mereguk segala pesona Andrea.

Begitu pula yang sedang dihadapi Dante. Kesadaran dia seolah sedang terbagi menjadi dua. Semuanya sama-sama kuat mempengaruhi pemikiran Dante.

Bau Andrea ini sangat memikat Dante, itu hanya ia akui dalam hati. Rasanya Dante tak ingin hanya sekedar menghirup bau manis lezat itu saja. Dia juga ingin lebih dari itu.

Tapi, di sisi lain kesadarannya, Dante harus tetap memusnahkan Andrea apapun yang terjadi. Rasanya terlalu sia-sia jika dia menyerah sekarang. Dante sudah berjuang begitu keras selama ratusan tahun ini. Sudah banyak upaya yang dia kerahkan demi naik ke Surga.

Kini, tinggal satu langkah lagi! Satu Cambion lagi dan dia akan bisa berkumpul dengan ayahnya dan mendapatkan status tinggi sebagai Malaikat.

Sayangnya, jalan ke Surga benar-benar sangat menantang dan terjal.

Sewaktu Andrea sudah duduk dan membelakangi Dante, pria itu melepaskan tangan dari hidungnya. Ia merasakan bau enak itu, menghirup dalam-dalam, seraya tersenyum tanpa ia sadar.

Namun, ketika kesadarannya pulih, Dante kembali membekap hidungnya agar tidak terpengaruh kenikmatan bau di depannya. Rupanya ini yang Erefim katakan tadi pagi. Kekuatan yang berbahaya. Bisa membuat Dante bukan menjadi dirinya yang biasa. Sungguh berbahaya.

Kekuatan berbahaya yang tidak berupa kekuatan fisik, namun kekuatan mental, yang menguji hati dan keteguhan Dante. Inilah maksud Erefim. Dante pun memahami sekarang.

Ya, benar. Jika Dante tidak bisa melawan kekuatan Andrea yang ini dan dia terjatuh dalam pesona Andrea, maka semuanya berakhir. Lupakan Surga, lupakan status Malaikat.

Dante mengeraskan gerahamnya berupaya menahan bau di depannya agar tetap waras dan tetap fokus pada tujuan awal.

Rehat pertama, belum sempat Andrea keluar, sudah banyak yang merubung di bangkunya. Laki-laki dan perempuan. Mereka memandang takjub ke penampilan Andrea.

"Andrea, lo punya Ibu Peri yang bisa sihir lo jadi Cinderella, yah?" Salah satu murid pria, teman sekelas Andrea penasaran.

Sepertinya dia melelehkan liur di sudut mulutnya.

"Yakin ini bukan oplas, nih?" Yang ini datang dari teman perempuan. Mungkin dia sirik atau iri?

Andrea seketika menjadi sebuah ancaman bagi kaum wanita.

"Resepnya apa bisa bikin toket segede itu, Andrea! Please, share ke kami ini!" Dan ini pertanyaan bikin jijik yang mendengar. Tentu saja menjijikkan, karena yang menanyakan adalah seorang pria, namun kemayu berjari keriting.

Andrea putar malas bola matanya. Baginya, mereka semua seperti kumpulan makhluk tolol saja. Penampilan begini rupa kenapa diinginkan? Andrea saja kalaupun bisa ingin hibahkan ke siapapun yang mau. Itu kan kamu, Nona! Kau ini perempuan ajaib yang malah tak suka penampilan bak Barbie hidup.

Mungkin jika para siswi bisa mengetahui pikiran Andrea, mereka sudah mencacinya karena dianggap munafik atau tidak bersyukur. Mungkin juga para siswi lain akan dengan sangat senang hati menerima tubuh itu jika memang bisa dilimpahkan ke mereka.

Wanita mana yang tidak ingin bertubuh indah dan berwajah mempesona?

"Andrea?!" Tiba-tiba terdengar suara dari luar kerumunan. Revka. Ia menyeruak masuk, mendekat ke Andrea. "Wow! Apakah ini benar kamu, Andrea?!" Wajah Revka termangu takjub. "Kau--" Revka sampai susah menemukan kata yang tepat dalam kalimatnya, "--sensual?" lanjutnya sembari gedikkan bahu sekali dengan gerakan lambat dan angkat alisnya. Padahal dalam hatinya ia sibuk mengumpat karena Andrea bisa berubah secantik itu.

Revka iri! Dia dengki! Tidak terima jika Andrea terlihat berkilau. Dan rasanya Andrea telah merebut semua perhatian yang biasanya Revka dapatkan.

Berbagai ide culas bermunculan di benak Revka agar dia bisa menyingkirkan Andrea dan memiliki seluruh Spotlight untuk dia sendiri.

Diam-diam Revka melirik Dante, sepupu jauhnya. Terlihat Dante wajahnya memerah dan tampak susah dengan hidung terus ditutupi tangan. Mata Dante berkali-kali kedapatan melirik Andrea di depannya.

Revka ingin meraung. Bahkan Dante pun juga jatuh dalam pesona Andrea?

Andrea mengangguk sembari menyeringai. "Yeah, aku juga heran kenapa bisa berubah kayak gini. Dalam semalam doang tiba-tiba gini." Ditatapnya Revka yang masih memandang takjub.

Revka melirik lagi ke arah Dante yang merona sambil tutup hidung. Ia paham kenapa sepupunya begitu. Namun bagi Revka yang sesama perempuan meski berbeda ras, bau Andrea tidak terlalu terasa untuknya. Ternyata bau kuat Andrea hanya tercium jelas pada lawan jenis saja.

Nona Nephilim ini mendecih dalam hati menatap Dante, sepupunya. Rasanya ia ingin lenyapkan Andrea saat ini juga andai tenaganya bisa menyamai sang Cambion. Sayangnya Orge sudah memperingatkan dia agar selama beberapa minggu ini jangan berkonfrontasi secara langsung dengan Andrea yang dalam masa tinggi-tingginya memiliki kekuatan supernatural.

Dari hasil investigasi Orge, Revka pun tau Andrea sedang mengalami siklus hebat Succubus Hera. Tak heran bahkan Dante yang biasanya tenang pun bisa gelisah. Dia geram. Geram!!!

Hari itu Andrea jadi bintang dadakan, meski bukan tahu bulat. Semua membincangkannya. Semua takjub, tak percaya bahwa perubahan Andrea hanya terjadi dalam sehari saja.

Dan untunglah tak ada siswa yang paham bahwa itu karena pengaruh darah Cambionnya. Mereka hanya menyangkutkan dengan fenomena ajaib alam semesta yang membuat Andrea menjadi perempuan paling beruntung, memiliki segala yang diidamkan wanita. Sayangnya tidak demikian yang dirasakan si empunya tubuh itu sendiri.

Andrea merasa tersiksa. Merasa aneh. Yang biasanya ia bisa mudah bergerak, kini ada beban tambahan di dada. Dan tambahan itu juga tidak kira-kira besarnya. Bolak-balik dia mendesah, menyesali nasibnya sebagai Putri dari Incubus.

"Tuan Puteri, kendalikan dirimu atau baumu akan makin pekat di udara. Kita tentu tak ingin semakin banyak memikat Nephilim dan Iblis, bukan?" Kenzo membisik pelan ketika bel rehat selesai dan kerumunan bubar dengan otomatis.

"Maksud lo?" Andrea memajukan tubuhnya, karena Kenzo duduk di depannya. Urutan duduk yang menakjubkan, bukan?

"Bau harum Tuan Puteri bisa mengakibatkan orang terangsang jika terlalu pekat dihirup. Maka Puteri harus bisa kendalikan emosi. Jangan terlalu sedih, marah, atau bahagia." Kenzo menerangkan.

Kenzo memang tidak mudah terpengaruh bau itu karena ia seorang Incubus yang kekuatannya tinggi. Mungkin bagi Incubus berkekuatan rendah dan tidak berdarah bangsawan bisa tergoda dengan bau Andrea.

Sudah jamak diketahui para Iblis, bahwa bau Cambion di awal kekuatannya bangkit, tidak akan berefek banyak pada para Iblis tingkat tinggi dan kaum bangsawan.

Hanya Iblis rendahan yang mendambakan kekuatan lah yang akan terpikat pada bau itu.

Karena masih ada darah bangsawan di tubuh Kenzo, maka dia tidak terlalu terpengaruh. Itulah kenapa Raja Zardakh menitahkan dia untuk mengawal putrinya di dunia manusia.

Terlebih lagi Sang Raja juga memerintahkan para Soth yang termasuk dari keluarga bangsawan untuk ikut menjaga Andrea.

Belum lagi ditambah dua Pangeran kembar, Zaghar dan Abvru, serta satu pangeran mesum, Djanh. Mereka takkan terganggu bau Andrea.

Dari puluhan ribu tahun silam, sudah banyak Cambion istimewa seperti Andrea yang bernasib tragis, mati mengenaskan. Entah diburu Nephilim, atau dimangsa Iblis lainnya.

Jarang yang bisa mencapai usia 30 tahun.

Raja Zardakh paham tentang sejarah itu dan mengetahui keistimewaan putrinya. Oleh sebab itu dia memberikan pengawalan ketat untuk Andrea.

Sang Raja berharap, sesudah setahun Andrea melatih kekuatannya, Andrea datang ke dunia bawah, Underworld untuk menjadi Puteri Mahkota.

Diantara ribuan anak Raja Zardakh, hanya Andrea yang dipercaya memiliki kekuatan amat besar. Oleh karena itu, Raja Zardakh yakin keputusannya menunjuk Andrea sebagai pewaris tahtanya adalah hal yang tepat.

Sayangnya, sang Raja tak tau bahwa Andrea sangat membenci kekuatan itu dan bahkan teramat membenci Zardakh sendiri.

"Brengsek, dah! What the hell with this shit!" Andrea kembali sandarkan tubuh di kursi dan menendang kursi Kenzo yang ada di depannya.

Dante lekas saja bekap kuat hidungnya karena bau Andrea tiba-tiba kencang menusuk hidungnya. Gadis di depannya sedang emosi lagi.

Dengan begini... apakah kehidupan Andrea makin tenang? Atau kian terusik?

Apa yang akan terjadi seminggu hingga sebulan kemudian setelah ini?

Próximo capítulo