Terdengar suara isakan tangis di balik tirai. Pangeran Reijin mencoba mendekat.
"Ibu, ibu!" panggilnya, namun tak ada jawaban. "Ibu!" panggilnya sekali lagi.
"Ahh, Reijin anakku!" tersadar, selir Sheina menyeka bulir air matanya. "Dari mana saja kau?"
Belum sempat menjawab, selir Sheina sudah mengimbuhkan, "Kau bermain dengan Shenji lagi! Sudah ku bilang jangan pernah dekati dia!" ucapnya setengah berteriak.
Pangeran Reijin beringsut mundur, ia tahu ibunya sedang marah.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com