webnovel

Bab 30

Revo : "Cha kamu gak kenapa - kenapa kan?"

Upik Abu : "Iya aku gak kenapa - kenapa kok"

Panitia : "Kalian berdua gak kenapa - kenapa kan?"

Revo dan Upik Abu : "Iya gak apa"

Panitia : "Ya sudah semuanya ayo kita cari tempat untuk istirahat"

Setelah menemukan tempat untuk  beristirahat kita semua beristirahat. Setelah beberapa lama istirahat Si Upik Abu menghampiri ku.

Upik Abu : "Noraa"

Nora : "Ngapain lu ke sini? Lu mau bales dendam sama kejadian yang tadi hah?"

Upik Abu : "Enggak aku kesini cuma mau minta maaf sama kamu karena aku tadi udah berani ngelawan perintah kamu"

Nora : "Cih baru nyesel lu? Awas aja kalau lu berani lagi sama gue, lu bakal terima balesan dari gue. Ngerti lu?"

Upik Abu : "Iya Nor. Oo iya Nor tadi kamu dicariin sama panitia. Katana mereka pingin ngomong sama kamu"

Nora : "Ngapain mereka pingin ngomong sama gue? Jangan - jangan lu aduin gue ke mereka hah?"

Upik Abu : "Enggak kok Nor aku gak ngaduin kamu ke mereka kok"

Nora : "Awas aja kalau sampai lu aduin gue ke mereka"

Upik Abu : "Iya"

Nora : "Ya udah di mana mereka?"

Upik Abu : "Di tempat sungai yang tadi"

Nora : "Buset jauh banget. Lu kalo ngomong yang bener"

Upik Abu : "Iya kok Nor aku  bener"

Akhirnya aku pergi ke sungai yang ada jembatannya itu, namun saat aku sampai di sana tidak ada orang sama sekali.

"Sialan Si Upik Abu. Berani - beraninya dia ngerjain gue"

Saat aku hendak balik tiba - tiba mulut dibekap dengan kain yang berisi obat bius.

Gudang

Saat aku sadar aku sudah ada di gudang ini bersama dengan mereka.

"Kenapa gue bisa ada di sini? Apa tadi gue diculik? Siapa yang lakuin ini semua? Apa Si Upik Abu? Sialan Si Upik Abu" 

Flashback Off

Nora : "Jadi gitu ceritanya"

Iqbal : "Oo jadi gitu ceritanya. Syukurlah kalau semuanya gak kenapa - kenapa"

Polisi : "Permisi nak"

Iqbal : "Iya pak ada apa?"

Polisi : "Apakah benar kamu yang bernama Iqbal yang merupakan ketua pelaksana dari kegiatan ini?"

Iqbal : "Iya pak. Ada apa ya?"

Polisi : "Kami sudah menangkap dalang penculikan ini"

Iqbal : "Syukurlah kalau begitu pak"

Polisi : "Apakah bisa semua orang yang terlibat dalam kejadian ini bisa untuk dimintai keterangan?"

Iqbal : "Oo bisa pak"

Polisi : "Baiklah mari kita pergi ke kantor polisi"

Saat ini pelaku dari penculikan sudah tertangkap dan mereka semua sekarang sedang di bawa menuju mobil polisi untuk selanjutnya ke kantor polisi.

Devan : "Cha kok malah bengong sih. Ayo kita pergi ke kantor polisi"

Chaca hanya melihat ke arah para penjahat yang akan memasuki mobil polisi.

"Sepertinya itu bukan Si Surat Merah. Kenapa tatapan matanya berbeda dengan yang tadi" (Batin Chaca)

Chaca : "Van kayaknya itu bukan penculik yang culik kita deh"

Devan : "Maksud lu apaan sih Cha. Udah deh lu kalo ngomong gak usah ngelantur deh. Orang jelas. Woi Cha lu mau kemana?"

Tanpa mendengarkan omongan Devan Chaca langsung pergi menghampiri para polisi yang sedang membawa penculik itu.

Chaca : "Pak pak pak tunggu dulu"

Polisi : "Iya ada apa dek"

Chaca : "Apa bapak yakin kalau dia adalah pelaku penculikan itu"

Devan tiba - tiba datang.

Devan : "Cha apa sih maksud lu. Jelas - jelas dia yang kita hajar tadi kok"

Chaca : "Pak tolong dipastikan lagi"

Polisi : "Kami sudah memastikannya dek. Saat pengejaran tadi hanya dia yang tersisa dan semua anak buahnya sudah kita tangkap"

Devan : "Tuh kan apa gue bilang. Ngeyel sih lu kalo dibilangin"

Chaca : "Tapi pakk.."

Devan : "Udah deh Cha jangan kek gini ya please. Kita semua udah capek. Maaf kan adik saya ya pak"

Polisi : "Iya tidak apa - apa dek"

Chaca masih merasa curiga terhadap penculik itu.

Mobil polisi telah jalan menuju ke kantor polisi, namun saat mobil itu melewati Chaca tiba - tiba penculik itu tersenyum pada Chaca.

"Apa aku tadi tidak salah lihat kan? Dia tadi tersenyum pada ku" (Batin Chaca)

Kantor Polisi

Polisi : "Nama?"

Tara : "Sabiya Taraka"

Polisi : "Tolong bisa diceritakan kejadian kemarin bagaimana? Bagaimana saudara Sabiya Taraka bisa sampai ada di gudang itu?"

Flashback on

Tara P. O. V.

Danau

Saat ini aku sedang melakukan kegiatan penjelahan di Desa Claket dan saat ini kita juga sedang beristirahat karena kelelahan setelah menempuh jarak yang jauh dengan berjalan. Saat aku sedang berada di dekat danau aku melihat seseorang tenggelam di sana. Aku mencoba mencari bantuan di sekitar ku, namun saat itu tidak ada orang di dekat danau. Akhirnya ku putuskan untuk berenang menyelamatkan orang itu.

Setelah ku selamatkan orang itu, ku bawa orang itu menuju pinggiran danau. Orang itu dalam keadaan tidak sadarkan diri, karena terlalu banyak menelan air sehingga kesulitan bernafas. Akhirnya ku beri pertolongan pertama padanya. Setelah beberapa lama orang itu akhirnya sadarkan diri.

Tara : "Apakah kamu tidak apa - apa?"

"Iya aku tidak apa - apa"

Tara : "Siapakah nama mu?"

"Ah nama ku Angga"

Tara : "Oh hai Angga senang berkenalan dengan mu" 

Angga : "Iya senang berkenalan dengan mu juga Tara"

Tara : "Hah kok bisa tahu nama ku?"

Angga terdiam sejenak memikirkan alasannya untuk menjawab pertanyaan dari Tara.

Angga : "Ah itu kan tertera pada name tag mu"

Tara : "Ah iya yah. Oh iya kamu orang asli sini apa bukan?"

Angga : "Enggak aku baru saja pindah ke sini"

Tara : "Oo gitu. Kok kamu bisa tenggelam tadi gimana ceritanya?"

Angga : "Aku tersesat saat mencari rumah ku. Aku berjalan terus dan terus dan akhirnya sampai lah di danau ini. Lalu karena ingin melihat danau lebih jauh lagi akhirnya aku menaiki perahu itu. Lalu saat di tengah - tengah danau aku merasa jika kapal ku sedang digoyang - goyangkan oleh seseorang"

Tara : "Mungkinkah itu hanya hewan? Seperti buaya"

Angga : "Apa kamu bercanda? Di sini mana ada buaya. Jika memang ada pasti aku akan dimakan oleh nya"

Tara : "He he he iya juga ya. Lalu saat kamu tenggelam tadi orang itu di mana?"

Angga : "Nah itu masalahnya. Saat aku tenggelam ku pikir aku akan bertemu dengannya, namun dia tidak ada. Dan terus akhirnya kamu datang menyelamatkan ku. Terima kasih yaa"

Tara : "Iya sama - sama"

Karena sudah terlalu lama aku meninggalkan sangga ku dan juga pakain ku yang basah kuyup, akhirnya aku berpamitan untuk kembali ke sangga ku.

Tara : "Ya sudah kalau begitu aku mau balik dulu yaa. Selamat tinggal dan senang bertemu dengan mu"

Angga : "Tunggu dulu"

Tara : "Iya ada apa?"

Angga : "Bisakah kamu membantu ku?"

Tara : "Tentu saja dengan senang hati aku akan membantu mu"

Angga : "Benarkah?"

Tara : "Iyaa. Jadi aku harus membantu mu apa?"

Angga : "Bisakah kau menemani ku untuk mencari rumah ku. Aku takut tersesat lagi. Meskipun aku juga tidak tahu arah tapi paling tidak aku tidak sendirian. Jadi maukah kau menemani ku?"

Tara hanya terdiam saja dan tidak menjawab.

Angga : "Jadi apakah kau tidak mau menemani ku?" (Dengan muka sedih)

Tara : "Aduh tunggu kamu jangan sedih dulu, soalnya aku juga dalam kegiatan penjelajahan jadi aku mungkin tidak bisa menemani mu"

Angga : "Ah begitu rupanya. Ya sudah aku pergi dulu. Terima kasih karena telah membantu ku, sampai jumpa lain kali"

Angga kemudian pergi meninggalkan aku.

Karena rasa tidak teganya kepada Angga, akhinya ku putuskan untuk membantunya.

Tara : "Tunggu dulu"

Angga : "Iya ada apa?"

Tara : "Baiklah aku akan menemani mu"

Angga : "Benarkah?" (Dengan muka bahagia)

Tara : "Iya"

Cerita berlanjut...

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Próximo capítulo