Setelah kematian kedua orang tuanya, Yuyu terus-terusan bersedih. Hingga pada hari pemakaman kedua orang tuanya. Pada hari pemakaman semua teman sekolahnya datang. Para anggota The Chosen juga datang tak terkecuali Hery dan Bayu. Adik kelasnya Stefany datang bersama kakaknya Fais. Saat Fais datang, dia langsung memeluk Yuyu dengan erat. Teman Yuyu yang melihat tidak menyangka mereka akan berpelukan.
"Jangan khawatir, kau masih memilikiku. Jangan ragu untuk mencurahkan semua kesedihanmu padaku"
Kata Fais yang masih memeluk erat Yuyu.
Semua yang mendengarnya kaget. Saat itu juga, Grace datang sendirian dan menghampiri Yuyu.
"Zalma, guruku Zero One meminta maaf karena tidak bisa datang hari ini. Dia sedang ada kesibukan lain"
Yuyu menanggapi Grace hanya dengan anggukan. Sepertinya Yuyu masih belum bisa menanggapi hal yang bersangkutan dengan Zero One. Selama pemakaman berlangsung, Yuyu seperti tidak ingin menerima kepergian orang tuanya. Dari awal sampai akhir pemakaman Yuyu hanya bersedih terus-menerus. Saat pemakaman selesai, Fais tidak langsung pulang. Dia menemani Yuyu seharian penuh, bahkan dia rela bermalam dirumah Yuyu. Yang tentunya sudah ada izin dari keluarga Fais, karena keluarga mereka cukup dekat dan tentunya ada Stefany juga yang mengawasi. Saat malam tiba, Fais dan Yuyu menyiapkan makan malam, sedangkan Stefany keluar membeli cemilan.
"Yu, rencananya kamu balik ke Mabes The Defender kapan?"
"Mungkin minggu minggu depan, emang kenapa kak?"
"Boleh gak kalau aku tinggal disini sampai minggu depan?"
"Eh...." Wajah Yuyu merah
"Bo-boleh sih, tapi nanti disangka aneh-aneh sama warga"
"Gak apa-apa, kan Stefany juga ada"
"Yaudah kalo gitu"
"Oh ya, aku mau tanya satu lagi"
"Mau tanya apa kak?"
"Kamu udah punya pacar belum?"
Mendengar pertanyaan Fais yang tiba-tiba itu membuat Yuyu tersipu malu.
"Eh, be-belum kak, emang kenapa tanya itu yah?"
"Nggak, takut aja kalau kamu punya pacar terus nanti dia marah karena aku tinggal dirumahmu"
"Oh gitu, kirain apa" jawab Yuyu yang sedikit kecewa.
"Loh kok cara jawabnya kayak kecewa gitu? Emang kamu harap aku mau tanya apa? Ciee berharap, mengharap apa tuh?"
"Ih apaan sih, udah lanjutin aja tuh sebelum Stefany datang kita harus sudah siap"
Tiba-tiba saja Stefany sudah ada dibelakang mereka.
"Kak Zalma, maaf yah. Kakakku ini bodoh, gak peka"
"Loh, Stefany. Udah dari tadi disini?"
"Iya, sejak kakakku ini nanya punya pacar atau belum"
"Loh kok gak bilang dari tadi sih, udah ayo kita makan malam"
"Oh ya, ini kita kok kayak keluarga yah. Kak Zalma jadi ibunya, Fais jadi Ayahnya, dan aku..." Sebelum Stefany menyelesaikan ucapannya, Fais langsung menyambung.
"Kau mertuanya"
"Heee, emang aku keliatan tua apa?"
"Siapa suruh ngebahas itu. Udah, lanjut makannya".
Selama seminggu, Fais dan Stefany tinggal dirumah Yuyu. Sepertinya, kehadiran mereka berdua membuat Yuyu kembali ceria. Hari ini Yuyu akan kembali ke Mabes The Defender dan akan berpisah dengan Fais dan Stefany.
"Kak Fais, Stefany, makasih ya. Selama seminggu ini udah nemenin dan menghibur aku"
"Haha, itukan sudah tugas ku sebagai kakak yang baik"
"Hehehe, iya kak. Maaf juga karena kakakku yang bodoh dan tidak peka ini" ujar Stefany yang mengejek Fais.
"Hehe, gak apa-apa kok Stefany. Malah itu yang aku suka dari kak Fais"
Saat itu juga Stefany menatap Fais dengan tatapan sinis.
"Apa lihat-lihat" kata Fais yang tidak tahan dengan tatapan Stefany.
Dalam hatinya, Stefany mengeluh "ya ampun, kakakku ini bodohnya sampai ke akar. Udah jelas kak Zalma bilang suka sama dia, tapi dianya gak peka. Ini sama aja kak Zalma ditolak"
"Kak Zalma, maafkan kakakku yang bodoh ini"
"Hehe, gak apa-apa Stefany. Udah biasa itu"
Setelah pembicaraan itu, Yuyu kemudian berangkat menuju Mabes The Defender. Saat Yuyu tiba di Mabes The Defender. Teman-temannya di The Chosen menyambutnya. Sepertinya, Khun sudah mulai sedikit akrab dengan yang lain. Meskipun dia masih belum banyak bicara, tapi dia masih menanggapi yang lainnya. Saat Yuyu sedang berbincang dengan yang lainnya, Khun tiba-tiba bertanya.
"Gimana Yu? Udah jadian?"
"Eh? Maksud kak Khun gimana?"
"Yah kamu Sama Fais, kan minggu lalu dia nembak kamu didepan semua orang"
"Emang pernah ya?"
"Ya ampun, kalian benar-benar cocok. Bahkan ketidak sadaran kalian sama. Terus seminggu ini, selama kalian tinggal bersama, dia gak pernah nembak gitu?"
Saat mendengar yang dikatakan Khun tadi, semua orang kaget kecuali Ihsan yang juga sudah tahu.
"Yu? Kamu tinggal bareng sama dia?" Tanya Nisa yang kaget.
"Dan dia gak pernah nembak kamu?" Lanjut Sesil yang penasaran.
"Selama seminggu itu, kalian belum jadian juga?" Tanya Nisa dan Sesil bersamaan.
"Sebaiknya kamu ambil inisiatif sendiri Yu. Kamu langsung bilang aja kalau kamu suka sama dia, soalnya dia itu gak pekaan" ucap Ihsan.
"Sebenarnya, sebelum berangkat tadi, aku sudah bilang begitu sama dia. Tapi dia gak respon, bahkan adiknya sampai minta maaf"
Tiba-tiba suasana yang tadinya ribut, jadi hening. Kemudian Ihsan dan Khun terlihat emosi.
"Dasar teman goblok. Ditembak cewek tapi malah gak direspon" teriak Ihsan dan Khun yang tiba-tiba.
"Khun, kalau anak itu ketemu nanti, kita giling kepalanya biar gak bodoh-bodoh amat" ucap Ihsan penuh tekad.
Sambil berbincang, mereka mengantar Yuyu kekamamarnya dan para cowok kembali kekamar masing-masing.
Esoknya, Yuyu kembali memulai pelatihannya. Yuyu juga berjuang dikelas tambahannya agar bisa memenuhi harapan orang tuanya. Setelah dua minggu menjalani kelas tambahan, akhirnya dia mulai uji coba kemampuan. Hari itu juga bertepatan dengan latihan pertarungan. Saat mereka menuju ke V-Train, suara gemuruh yang mereka dengar saat pertama kali memasuki V-Train kembali terdengar. Dan sepertinya yang ada didalam sana juga orang yang sama waktu itu, yaitu Zero One. Namun, kali ini Zero One tidak langsung pergi. Qonita yang bersama mereka bertanya.
"Kenapa belum keluar? Biasanya langsung pergi begitu saja"
"Hari ini mereka latihan tempurkan? Aku ingin lihat kemampuan mereka" ucap Zero One.
Para The Chosen yang mendengar ucapan Zero One itu langsung bersemangat. Qonita kemudian meminta Yuyu untuk mencoba kemampuannya.
"Yuyu, pertama-tama, kamu harus mencoba mengeluarkan kemampuanmu dulu, baru kita mulai latihan tempurnya"
Yuyu kemudian masuk ke ruang virtual dan mengeluarkan kemampuannya. Qonita yang melihat kemampuan Yuyu bingung.
"Kemampuan itu, baru kali ini aku melihat kemampuan seperti itu. Dia seperti mengeluarkan cahaya, dan membuat lawannya tidak berkutik"
Setelah berkata seperti itu, Zero One yang ada disamping Qonita mengatakan sesuatu.
"Tidak mungkin, Mengapa semua yang kuperkirakan selalu terjadi. Angel Bless benar-benar ada padanya"
Qonita yang mendengar itu terlihat bingung, sepertinya itu pertama kali dia mendengar kata Angel Bless.
"Qonita, mulai latihan tempurnya" ucap Zero One
"Baik"
Qonita kemudian memulai latihan tempur dan mengelompokkan mereka. Khun, Ihsan dan Yuyu berada dalam kelompok 1. Hery dan Bayu kelompok 2. Liz dan Surya dikelompok 3. Sesil, Nisa dan Jason kelompok 4. Setelah dibagi berkelompok, mereka kemudian saling bertarung bergiliran. Setelah latihan selesai Zero One menyampaikan sesuatu yang mengejutkan.
"Nurul Zalma, Khun Draugnov dan Ihsan Kenzo. Mulai besok, kalian akan berlatih denganku untuk mengikuti ujian khusus yang akan dimulai 5 bulan lagi"
Setelah mengatakan hal itu, dia langsung pergi. Yuyu, Khun dan Ihsan yang baru mendengar istilah ujian Khusus bertanya pada Qonita.
"Kak, Ujian khusus itu apa?"
"Ujian khusus adalah ujian yang diadakan untuk mencari calon Kapten dan biasanya dipilih dari orang-orang yang sudah bepengalaman dalam pertempuran"
"Tapi kami kan belum berpengalaman"
"Ya, aku tau. Tapi pasti ada suatu alasan mengapa kalian diminta untuk mengikuti ujian khusus"
Setelah Qonita menjelaskan tentang ujian Khusus, dia kemudian membubarkan kelas. Tidak terasa hari sudah mulai gelap, mereka memudian kembali ke kamar masing-masing dan seperti biasa, mereka akan berkumpul dicafetaria saat jam makan malam. Sebelum berkumpul dengan teman-temannya, Yuyu menyempatkan waktu untuk chat dengan Fais dan memberitahu kejadian hari ini. Dalam chatnya, Fais memberikan dukungan pada Yuyu dan menyemangatinya. Yang kemudian membuat Yuyu tersenyum sendiri dan kembali dikerjai oleh Sesil. Setelah waktu makan malam tiba, mereka kemudian bergegas ke cafetaria untuk makan malam bersama yang lainnya.
Saat sampai dicafetaria, Hery dan Bayu juga ada disana dan langsung menghampiri Yuyu.
"Hey, bagaimana mungkin ZO memilihmu?"ucap Hery.
"Untuk Ihsan dan Khun bisa kami mengerti, tapi kenapa kau juga dipilihnya?"sambung Bayu.
"Eh, sebenarnya aku juga tidak tau, kenapa dia memilihku"
"Pembohong, kau pasti sudah merayunya saat itukan? Saat kejadian malam itu"
Mendengar kata-kata Hery membuat Yuyu teringat lagi oleh kedua orang tuanya. Ihsan dan Khun yang melihat raut wajah Yuyu yang akan menangis langsung memukul Hery.
"Kau jangan mengatakan yang tidak-tidak keparat!!"
Sesaat sebelum Ihsan menghajar Hery lagi. Grace kemudian muncul dan mengentikan keributan itu.
"Hentikan semua ini. Kau! Hery Jaw. Jangan pikir guruku adalah orang yang degerakkan oleh perasaan. Dia selalu memikirkan segala hal dengan logika. Jadi! Jangan pernah mengatakan hal yang tidak benar jika kau belum mengenal guru dengan baik" setelah Grace memarahi Hery, Hery dan Bayu kembali kekamarnya tanpa sepatah katapun.
Setelah menenangkan diri dari amarah, Grace kemudian kembali menyamangati Yuyu.
"Zalma, jangan dengarkan perkataannya. Itu hanya kata-kata dari orang yang iri padamu. Tetaplah berusaha dan penuhi harapan orang tuamu, oke?" Ucapnya sambil tersenyum pada Yuyu.
"Baik" jawab Yuyu yang kembali bersemangat.
"Oke, kutunggu kalian besok ditempat latihan ya"
"Tunggu, tempat latihannya dimana?"tanya Ihsan yang menghentikan Grace.
"Oh, guru tidak memberitahu kalian? Dasar, lagi-lagi guru lupa. Cukup perlihatkan Kartu kalian pada alat scan dilift dan kau akan dibawa ketempat latihan. Kartunya akan diberikan Qonita besok" setelah itu Grace langsung pergi.
Esoknya, Yuyu, Khun dan Ihsan diberikan sebuah kartu oleh Qonita.
"Ini kartu kalian, Scan kartunya dilantai dasar untuk ketempat ZO"
Setelah diberikan kartu oleh Qonita, mereka bertiga langsung pergi kelift dan melakukan sesuai perintah Qonita. Setelah kartu mereka discan, pintu lift tiba-tiba berubah dan dari bawah muncul lift yang sangat unik. Setelah mereka masuk kedalam lift, ada suara dari A.I yang meminta mereka memasukkan kartu mereka kedalam sebuah lubang kartu dan melakukan scan retina serta sidik jari. Setelah selesai, lift itu kemudian bergerak. Tidak lama kemudian, lift itu berhenti dan setelah pintunya terbuka, Zero One dan Grace sudah ada didepan mereka.
"Selamat datang diruang Khusus Zero One, disini kalian akan memulai awal yang baru agar bisa lolos dalam ujian Khusus"