"Woi!" Dengan tangannya yang mengenggam tanganku agar aku tak mencoba kabur, Divo berteriak.
Betapa menakutnya teriakannya tak mendapatkan respon untuk beberapa saat. Jantungku berdetak cepat, gugup. Dalam diam mereka menatap ke arah aku dan Divo datar.
Sumpah, Ma … Yuna takut Ma!!!
Apa aku sebaiknya pergi aja?
Aduh gimana nih?
Si Evna sama Risya juga kenapa ikutan diam aja?
"Malaikat kita kembali," lanjut Divo.
Aku pikir ada respon yang akan diberikan, namun sama sekali tidak. Mereka hanya diam, menatapku begitu lamat ntah mereka ingin menerkamku atau sedang tidak percaya bahwa ada manusia tidak tahu malu kini berdiri di hadapan mereka. Tawa yang tadinya terlihat renyah kini hanya ada wajah masam yang begitu menakutkan. Hanya suara lantunan dari biduan yang menutupi kebisuan yang menakutkan ini. Jujur aku bingung.
Apa mereka tidak menginginkanku di sini?
Apa sebaiknya aku pergi?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com