Kadang-kadang, mengenang masa lalu itu menyakitkan. Xue Xuan Yuan alias Yu Xi, kangen dengan kampung halamannya dan gurunya. Entah bagaimana kabar gurunya sekarang, dia juga sendiri tidak tahu. Dia ingin sekali berkomunikasi dengan gurunya, tapi tidak bisa. Karena sekarang dia ada di dunia, di mana zaman sudah berkembang dengan pesat.
Ketika dia membuka matanya, dia merasa ada tetesan air mata yang jatuh dan membasahi wajahnya. Gadis itu pun menggunakan tangannya untuk mengelap air matanya.
"Lagi-lagi, aku memimpikan guru." batin gadis itu.
Kring…. kring…. bunyi handphone berdering.
Yu Xi pun segera mengambil smartphonenya dan melihat panggilan dari siapa itu. Rupanya panggilan itu berasal dari Lu Zhen Yang. Segeralah dia mengangkat panggilan itu.
"Halo? Tuan muda Lu." sapa Yu Xi di telepon.
"Xi Xi, kamu kenapa? Apakah kamu baru saja menangis?" Lu Zhen Yang jadi khawatir setelah mendengar suara parau dari gadis itu.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com