"... Tidak ada apa-apa, ada aku, ada aku di sini... Kakak akan melindungimu." Leng Yunchen membelai rambutnya dengan sorot mata penuh rasa sakit.
Sementara Leng Xiaomo perlahan mengangkat kepalanya. Dengan rambut lurus sebahu, wajah yang seukuran telapak tangan, mata memerah, dengan beberapa air mata ketakutan, benar-benar mampu membuat Leng Yunchen merasakan sakit di lubuk hatinya ketika melihatnya.
Kapan terakhir kali ia melihat adiknya menangis?
Mungkin bertahun-tahun yang lalu, ketika sosok di depannya masih begitu kurus dan kecil. Saat itu, ia menemukannya berada di atap rumah pada malam hari, sedangkan ia hanya mengawasinya minum dalam gelap, dan akhirnya sosok itu jatuh ke dalam pelukannya dan menangis hingga hampir pingsan.
Kemudian, sosok kecil itu selalu dingin dan tidak pernah tersenyum, bahkan wajahnya jarang sekali menunjukkan ekspresi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com