Tidak seorang pun, kecuali Leng Yunchen, yang bisa mengatakan ini.
Sementara Leng Xiaomo yang mendengarkan suara itu terdiam cukup lama. Bahkan sorot matanya berubah menggelap. Apakah tugasnya selalu yang paling penting di hidupnya?
Bahkan di saat seperti itu saja, ia sama sekali tidak memedulikan adiknya sendiri.
Alhasil, Leng Xiaomo menarik napas dalam-dalam, memandang ke langit malam yang muram, dan berkata perlahan, "Tidak apa-apa, kakak. Kalau kamu sangat sibuk, jangan lupa beristirahat."
Setelah itu, Leng Xiaomo hendak mengakhiri panggilannya. Sejujurnya pun, ia hanya tidak ingin membuat Leng Yunchen terlibat dalam masalahnya saat ini.
Hanya saja, tepat di saat itu, tiba-tiba gemuruh yang diiringi kilat menggelegar membelah sunyinya malam.
Seolah bumi akan terguncang selama tiga menit. Tapi bukan hal yang aneh jika terjadi badai hujan saat di musim panas seperti ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com