Saat ayah dari si gendut menggendong si gendut dan melewati pintu untuk membawa si gendut masuk dia memarahi ibu dari si gendut dengan suara pelan, "Jaga bicaramu! Sixi bermaksud baik, lebih baik kamu masuk sekarang."
Ibu dari si gendut mencibirkan bibirnya kemudian dia melihat ke arahku dengan tatapan tajam dan masuk ke dalam rumah.
Kemudian dia menutup pintu dengan sangat keras di depanku lalu tidak lama kemudian lampu ruang tamu pun mati.
Aku berbalik badan dan ingin kembali ke rumah.
Hantu perempuan itu terus melihat ke arahku dan dia mengikutiku sampai ke depan gerbang rumah. Namun karena di pintu gerbang tertempel 2 buah jimat, jadi meskipun dia ingin masuk tapi dia tidak bisa.
"Hei, kamu jelas-jelas bisa melihatku, kenapa berpura-pura tidak melihatku? Bantu aku… Hei…"
Hantu perempuan itu berteriak ke arahku tapi aku tetap tidak mempedulikannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com