Tiba-tiba terlintas di benakku, saat berada di goa kelabang, raja kelabang berkata aku jelek. Sekarang aku baru mengerti mengapa ia mengatakan begitu.
Ternyata di matanya, bekas luka di wajah adalah sebuah keindahan.
Detik itu aku langsung merasa lega. Lagi pula, ketika berusia 18 tahun, aku pernah menunjuk hidungku sendiri untuk pertama kalinya dan mengatakan bahwa aku jelek, dan tanpa diduga sekarang seekor kelabang yang yang mengatakan itu padaku. Itu sangat mengejutkan!
Ternyata standar kecantikan yang dimiliki kelabang bertolak belakang dengan manusia.
Fang Xiaolei terdiam dan beberapa air mata jatuh dari pelupuk matanya. Aku menatapnya dengan tatapan jijik, seolah orang yang sudah diracuni itu bukan aku, melainkan dia.
Tiba-tiba, ada getaran keras dari bawah tanah. Segera setelahnya, disusul suara gemuruh di luar jendela yang memecahkan langit.
Gempa bumi?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com