webnovel

Pertemuan pertama

Mobil yang ditumpangi Fernando sampai di rumah sakit lebih dulu, ia kemudian turun dan menunggu ambulance yang membawa pasien dan Viona datang. Tak lama kemudian ambulance yang membawa pasien itu tiba, Viona langsung melompat turun dengan baju berantakannya. Semua dokter yang menyambut Viona nampak sangat terkejut melihat penampilan Viona yang sangat berbeda itu walau bajunya sudah sobek tapi aura kecantikan nya tak pudar.

Fernando langsung membantu mendorong pasien yang dibawa Viona menuju UGD sedang Viona sendiri tak menyadari kehadiran Fernando ia sudah sangat sibuk memberi perintah untuk cepat membawa pasien itu ke ruang UGD untuk segera di tindak lanjuti, begitu sampai diruang UGD Fernando diberhentikan oleh beberapa orang suster bersama dengan dokter muda yang tadi membentak Viona. Hanya Viona dan beberapa suster yang langsung masuk, tak lama kemudian ada seorang suster berlari mengambil baju operasi warna hijau untuk Viona. Dengan cepat Viona memakai baju operasinya lalu bersiap melakukan operasi setelah melakukan doa bersama secara cepat akhirnya dokter-dokter terbaik rumah sakit Global Bross melakukan operasi darurat itu.

Seorang suster nampak keluar dari ruangan operasi dengan berlari keluar dan membuat orang-orang yang sedang duduk di luar ruangan nampak kaget begitupun Fernando yang terlihat setia menunggu diluar bersama orang-orang kepercayaannya, tak lama kemudian suster yang tadi keluar dari ruang operasi sudah datang kembali dengan membawa dua kantong darah. Ia kemudian masuk lagi kedalam ruang operasi tanpa menjawab pertanyaan orang-orang yang bertanya padanya. Enam jam kemudian lampu tanda operasi sudah selesai akhirnya mati, beberapa orang dokter nampak keluar satu persatu begitupun dengan Viona yang nampak sangat kelelahan.

Viona berjalan lemas bersama dengan beberapa dokter lainnya, ia perlahan membuka masker yang menutupi wajahnya hingga menampakan wajah pucat dan kelelahannya. Walau Viona sudah menghapus riasannya sebelum masuk kedalam ruang operasi tapi tak mengurangi pesonanya. Keluarga korban dan para polisi yang sudah datang pun tak ada yang berani bertanya pada dokter-dokter itu, mereka bisa tau betapa lelahnya dokter-dokter itu setelah melakukan operasi hampir 6 jam lamanya.

Seorang suster yang keluar terakhir dari ruang operasi memberitahu keluarga pasien bahwa operasinya berjalan lancar tinggal menunggu korban sadar saja, ia pun pergi bergabung dengan dokter-dokter yang kelelahan itu. Saat pintu ruangan khusus dokter dibuka oleh suster itu orang-orang yang sedang menunggu diruang operasi bisa melihat para dokter yang baru saja melakukan operasi nampak sangat kelelahan begitupula dengan Viona yang terduduk di lantai dengan posisi menyandarkan tubuhnya ke dinding dengan mata terpejam.

Beberapa dokter senior yang mendengar peristiwa itu langsung mendatangi ruang operasi dan memeriksa kondisi pasien yang sudah lewat dari masa kritisnya, mereka kemudian nampak berbincang dengan Viona dan seorang dokter pendamping nya yang menangani operasi itu. Salah seorang dokter bahkan nampak ingin memeluk Viona tapi ditolak Viona karena ingin membersihkan dirinya yang masih terkena darah korban sehingga membuat dokter lain nampak kaget ketika melihat sikap Viona yang dianggap tak sopan itu.

"Dokter Viona!" hardik seorang dokter senior memanggil Viona yang akan pergi meninggalkan ruang istirahat dokter itu.

Keluarga pasien, polisi dan Fernando bisa mendengar dengan jelas perkataan dokter itu membentak Viona. Fernando berjalan mendekat ke arah dokter itu karena ingin mencari tau sebab dokter senior itu berbicara keras pada Viona.

"Ya saya,"jawab Viona singkat sambil menghentikan langkahnya didepan pintu.

"Begini kah sikapmu dihadapan senior!!" bentak dokter yang ingin memeluk Viona dengan emosi.

"Maksud anda?"tanya Viona bingung karena tak mengerti arah pembicaraan dokter-dokter itu.

"Jangan merasa sombong karena sudah berhasil melakukan operasi kecil tadi," ucap dokter itu dengan berkacak pinggang.

"Ya anda terlalu sombong dokter Viona sehingga tak mau menerima ucapan selamat dari kami para seniormu," imbuh dokter pria lainnya.

Viona bungkam mencerna perkataan pria-pria hidung belang yang ada dihadapannya ini tak lama kemudian senyuman kecil tersungging di bibirnya. Hingga membuat keempat pria itu makin tersulut emosi.

"Saya hanya melakukan tugas saya sebagai seorang paramedis lalu dimana letak kesombongan saya dok? " tanya Viona dengan santai.

"Tapi sikapmu yang tadi sudah menunjukkan bahwa kau adalah dokter yang sangat angkuh dokter Viona," jawab dokter senior itu dengan berapi-api.

"Saya rasa kalau anda semua tadi memang tulus ingin mengucapkan selamat atas keberhasilan operasi saya ini bukankah cukup dengan berjabat tangan tanpa perlu memeluk saya!!! " ucap Viona sambil bersandar pada tembok.

Bersambung 

Próximo capítulo