"Aku sekretarisnya Pak Bara. Mungkin kakak ga melihat aku tadi," ucap Tia mengulas senyum.
"Oooh." Dila manggut-manggut mengerti.
Tia memberikan sapu tangan pada Dila untuk menghapus air mata. Dila menerima sapu tangan Tia. Dila membasuh wajahnya di wastafel lalu mengeringkannya dengan sapu tangan pemberian Tia. Merasa dejavu ketika menghirup aroma sapu tangannya.
"Sapu tangan kamu udah basah sama aku?" Dila enggan mengembalikannya. Wangi parfumnya mengingatkannya dengan aroma tubuh Bara. Sudah lama ia tak mencium aroma tubuh Bara.
"Gapapa kak. Itu punya Pak Bara. Masih ada sapu tangan yang lain."
"Kok punya Bara?" Dila kaget. Ada rasa cemburu dibalik pertanyaan. Pantas saja parfumnya sangat familiar di hidung Dila. Kerinduan kembali menyergapnya. Sungguh rindu bermanja di lengan kekar Bara.
"Kebetulan saya sekretarisnya Pak Bara. Semua kebutuhan beliau saya yang siapkan," ucap Tia tersenyum sumringah.
Umpannya dimakan Dila.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com