webnovel

Lanjutannya 3

Senin pagi pukul 06.00

Raine keluar dari rumah dengan seragam putih abu-abu nya, hari ini upacara bendera yang pasti sangat membosankan, belum sampai gerbang pintu rumahnya di tutup rapat sebuah sepeda motor berhenti tepat di depannya, Raine memandang heran ke arah si pengendara motor, dan saat helm di buka.

"Hai Re."

Bagus memperlihatkan gigi putihnya ke arah Raine, Raine masih menatap heran sekaligus aneh kepada cowok nyeleneh di depannya.

"Ngapain lo ?"

"Jemput lo ke sekolah."

Juni menghampiri kedua pasangan berseragam di depan pagar rumah, pakaiannya seolah mengisyaratkan bahwa Juni sudah bersiap untuk jogging pagi.

"Hai, pagi."

"Pagi"

Bagus terpesona melihat sosok cantik dan sexy di depannya, sampai dia turun dari motor sambil nyengir kearah Raine, Raine yang mengerti maksud Bagus langsung memperkenalkan mereka berdua, dan Juni langsung pamit untuk melanjutkan joggingnya.

"Tumben banget sih lo kesini ? Ada apaan neh?"

"Naek dulu, nanti gue cerita di jalan."

Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Bagus bercerita tentang temannya bernama Dewa, Dewa yang jutek sama cewek, Dewa yang ternyata perhatian, Dewa yang gak pernah mau deket sama cewek, Dewa yang dikhawatirkan 'melambai', Dewa yang kata anak-anak suka sama Bagus, anak-anak cowok dikelas suka manggil mereka homo, anak-anak cewek dikelas yang suka teriak-teriak manggil  mereka BBFnya kelas 3-5, dan semua tentang Dewa dan dirinya sendiri, Raine hanya  mendengarkan dengan senyum manis yang tidak pernah lepas dari bibirnya, sampai tiba pada sebuah pertanyaan yang sudah di tebak Raine dari awal.

"Cewek tadi siapa lo Re? Lo kan gak punya sodara cewek, cantik lagi, hhhhh"

Reine menaikkan sebelah alisnya, memandang kaca spion dan didapatinya wajah Bagus yang jelas sekali menunjukkan wajah orang yang sedang terpesona.

"Kenape lo ? Naksir ya ? Nanti gue salamin kalo dah sampe rumah"

"Hehehehe, thanks ya neng."

Mereka diam sesaat selama separuh perjalanan menuju sekolah, dan ketika sampai di sekolah, Bagus memarkirkan motornya di tempat parkir yang sudah di sediakan pihak sekolah. Raine yang sejak tadi penasaran dengan cerita Bagus tentang temannya itu lalu bertanya kepada cowok itu.

"Tadi lo cerita tentang Dewa, trus apa hubungannya sama gue ?"

Bagus tersenyum sambil melepaskan helm dari kepalanya dan menaruh helm tersebut di motornya, seolah dia memang menunggu temannya yang manis ini bertanya padanya. Bagus memandang langit sejenak sebelum kembali menatap Raine yang masih terlihat penasaran dan menjawab pertanyaannya.

"Gue juga sama penasarannya sama lo. Udah beberapa hari ini Dewa suka nyari-nyari info tentang cewek kelas sebelah yang namanya Raine." Bagus menatap Raine yang sekarang bingung dengan jawaban Bagus, sambil menunjuk dirinya sendiri Raine mengeluarkan kata 'gue?' tanpa bersuara. "Iya, lo Re."

Reine berjalan menjauhi sepeda motor Bagus yang sudah terparkir nyaman di tempat parkir, Bagus mengikuti arah langkah kaki Reine dari belakang dan dia hampir saja menabrak Raine saat gadis itu tiba-tiba berhenti tanpa ada bunyi klakson tanda peringatan ataupun lampu sent kiri tp belok ke kanan.

"Kok bisa ? Emang dia kenal gue ?"

Raine memutar tubuhnya untuk memandang kearah Bagus yang jaraknya hanya 5 cm darinya, Bagus mundur satu langkah, jantungnya hampir copot melihat wajah gadis itu lebih dekat dari biasanya, kulit wajahnya terlihat sangat cantik dan halus.

"Ehem, gue gak tahu dah."

Bagus menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Raine kembali memutar tubuhnya dan melanjutkan langkahnya menuju kelas.

"Re, mungkin dia emang kenal sama lo, dimana gitu, inget gak lo ?"

Raine tidak menjawab, dia mencoba berfikir, mengingat-ingat apa dia pernah kenalan sama cowok yang bernama Dewa, tapi nama Dewa kan pasaran, Dewa anak 3-5, gak pernah denger namanya. Raine sibuk dengan fikirannya sendiri, tiba-tiba Bagus menarik lengan Raine dari belakang yang membuat segala pertanyaan-pertanyaan Raine yang belum bisa dijawabnya itu hilang sejenak dari kepalanya.

"Apaan sih ?"

"Lo mau kemana ? kelas lo tuh disini."

Raine bengong melihat kelasnya yang hampir dia lewati, Bagus melepaskan genggaman tangannya dari lengan Raine, Raine nyengir ke arah Bagus.

"Hehehe.."

"Kebiasaan tahu gak sih lo, kalo ada yang difikirin tuh jangan lupa liat jalanan, Re."

Raine kembali tersenyum kearah Bagus, dan memasuki kelasnya sendiri. "Thanks ya." Ucap Raine sambil berlalu dari pandangan Bagus, Bagus masih memperhatikan gadis itu sampai ke mejanya dan masih juga diprhatikan olehnya gadis itu berbicara dengan teman-teman dikelasnya, sesekali tertawa dan Bagus ikut tersenyum melihatnya, disaat bersamaan sepasang mata sejak tadi memperhatikan mereka dari jarak 3 meter.

***

Próximo capítulo