"Rafael...Rafael...!" Tidak ada sahutan.
Murni tambah cemas.
Murni masuk kamar. Rafael duduk di kegelapan. Murni
menyalakan lampu kamar.
"Rafael! Kamu kenapa?" Murni menghampirinya, memeluknya dengan cemas.
Rafael menatap Murni. Istrinya melihatnya dengan wajah khawatir.
"Kamu lama sekali...aku merindukanmu!'
"Rafael kamu...!" Rafael menutup bibir Murni dengan ciuman. Cemburu telah menggelapkan hatinya.
"Murni aku cemburu!" Kata Rafael tanpa berhenti menciumi Murni.
Murni tertawa. "Rafael kamu kekanakan sekali!"
Rafael tak peduli. Dia ingin menenggelamkan Murni dalam amukan cintanya.
Rafael mengamuk dalam gelora cinta yang membuat Murni hingga sulit bernafas.
Untuk pertama kalinya Murni melihat Rafael seperti itu.
Dia terbakar emosi yang disulut dirinya sendiri.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com