webnovel

Yang patah tidak akan mati

História
Contínuo · 76.4K Modos de exibição
  • 22 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • N/A
    APOIO
Sinopse

Tags
2 tags
Chapter 1Makna kata maaf dan emot senyum

Kalian tau apa makna Maaf dan senyum ?? mungkin sebagian bisa menenangkan. Tapi malam itu makna maaf dan senyum membuat ku jadi berkabung. Biar ku terangkan maksudnya. Setibanya aku di persinggahan kamar yang sempit, terdengar notif pesan yang sendu. Entah mengapa malam itu hati tak menentu. seperti mau hujan namun cuaca panas, seperti ada bintang namun malam terlalu gelap.

Kulihat pesan di hand phone ku yang ku dapat dari mu. di awali kata "maaf". Kemudian kata selanjutnya "kita takan pernah menjadi kita". aku terdiam. sepertinya ada yang salah. Ku tanyakan "mengapa ?" bukankah saat kita lapar kita selalu punya alasan untuk makan (dalam hati bergeming). namun saat itu kau hanya membalas dengan satu emot senyuman. aku terdiam. di kalahkan sang waktu, menyerah pada rasa dan takluk pada keadaan. Aku termenung di sudut, tanpa cahaya tanpa suara. Aku merasa air mata ku menetes, namun aku tau aku tak sedang menangis. Aku hanya mersa perih saat terpejam, kemudian dalam ingatan senyum mu datang menusuk menyakitkan, ingin aku membenci namun aku terus mengingat. Entahlah. mengapa di benak ku engkau begitu jahat.

Kau pernah merasa tersenyum seperti menangis ?? dan menangis seperti menjerit ??. kesakitan ini yang sedang ku rasa "Senyummu" dan "tangisku". setiap bait yang kutulis adalah lirih, setiap kata yang kubaca adalah pedih. Setiap langkah yang mengayun adalah luka. Entahlah, apakah waktu akan sembuhkan duka atau mati di telan luka.

Di ruang gelap, aku masih terhentak. Teringat kata yang menyakitkan, hanya dua kalimat namun selalu menggema. Apakah akan terhubung kembali, namun antonimnya jelas lebih pasti. Aku tak bersuara namun hati menjerit, jika langit mendengar mungkin petir akan menggelegar.

Ruang ku sempit, seperti semua terhimpit. Ku benci menatap wajahku saat itu, tak ada senyum dan mata pun sembab. Aku melihat cermin aku kira aku akan berbeda, namu ternyata aku salah di "sana" (di dalam cermin) terlihat sama. Senyum ku hilang, tawaku sirna, benci ku menggebu. Apakah ini yang di namakan patah ? dan apakah patah itu kalah ? sudah lah aku benci hari ini.

Aku benci kenyataan ini , aku ingin melupakan !!!

Jika arti cinta menguatkan, kenapa aku menjadi sangat lemah. Tersakiti oleh senyuman, dan dikalahkan oleh kenyataan.

Você também pode gostar

My Dearest, Adhitya

Jika seorang playboy ditakdir untuk jatuh cinta kepada dua wanita terbaik dalam kisah hidupnya, siapa yang akan ia pilih? Wanita yang selalu ia anggap sebagai adik, atau wanita yang sudah lama menjadi sahabatnya? --- "Seorang playboy juga bisa patah hati," lanjut Adhitya disela senyumannya. "Mungkin perasaanku pada Vanie juga sesaat sama seperti ketika mendambakan dirimu. Tapi kau menolakku berkali-kali dan aku sudah merasa cukup patah hati." Adhitya sudah gila rupanya. Adhitya miliknya. Sahabatnya. Impian masa depannya. Adhitya yang sekarang berbalik menyerang perasaannya dengan mengatakan mencintai wanita lain yang adalah adiknya sendiri. "Aku menginginkan Vanie sekarang. Ia tidak pernah membuatku merasa menjadi seorang playboy. Ia selalu membuatku merasa percaya diri untuk mendapatkan dirimu yang pada kenyataannya kau tidak berhasil kusanding," lanjut Adhitya. "Tapi aku memang sayang padanya dari awal. Dan kurasa..." Adhitya menarik wajah Zera tinggi-tinggi karena wanita itu sudah menunjukkan reaksi patah hatinya. "kalau aku bicara lebih banyak lagi itu akan melukaimu. Memintamu menjadi kekasih bohonganku adalah kesalahan ya?" Zera memaksakan senyumannya untuk terbit. Hanya saja sekarang ia terlihat seperti sedang menyengir. "Aku jadi tahu bagaimana rasanya menjadi kekasihmu walau tidak sungguh-sungguh menjadi kekasihmu." Kekehan Adhitya menghentikan senyuman Zera karena sekarang wanita itu menjadi tersipu. "Kau tidak akan mencintaiku kalau berpura-pura menjadi kekasihku, 'kan?" "Aku sudah mencintaimu, Adhitya."

Aurelia_Chrissy · História
Classificações insuficientes
10 Chs