Sepanjang perjalanan Shaka memasang raut kesal, sedangkan Sakra, raut adik laknatnya itu terlihat senang. Cika yang biasanya cerewet kini mendadak diam, itu semua karena ada Sakra.
"Lo kenapa selalu ganggu acara gue sama Cika?" tanya Shaka.
Dengan entengnya, laki - laki itu menjawab, "pengin aja.
Kurang ajar. Shaka menyumpah serapahi adik laki - lakinya di dalam hati. Ia ingin sekali menurunkan Sakra di jalan, namun ia urungkan. Mengingat sudah malam, walau adiknya itu sudah besar, tetap saja ia tidak pernah tega apabila menyangkut soal adik laki - lakinya itu.
Jika dirinya marah dengan Sakra, ia pasti hanya mengomel atau menyumpah serapahi adiknya. Dirinya tidak berani main tangan dengan Sakra.
Shaka melirik ke arah perempuan di sampingnya, kekasihnya itu sedang asyik mengobrol dengan adiknya. Entahlah apa yang keduanya bicarakan, ia tidak mengerti. Dirinyailih diam dan fokus dengan jalan di depannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com