"Kell."
Kelli yang terkejut, ia segera mengusap mata dan pipinya yang basah. Ia berbalik, Kelli mendapati Rian berdiri di ambang pintu. Kelli tersenyum tipis.
"Daritadi Yan? " tanya Kelli seraya menepuk kursi di sampingnya, meminta laki - laki itu duduk. Rian mendudukkan dirinya di samping Kelli.
"Barusan kok, kenapa? " tanya Rian balik, Kelli hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Gimana? Udah bisa kan main gitarnya?" tanya Rian, Kelli mengangguk dan tersenyum lebar.
"Ternyata nggak sesusah itu ya," balas Kelli dengan senyuman lebar.
"Btw, lo dari tadi disini? Perasaan tadi gue lewat kelas lo, belum ada yang keluar buat istirahat," tanya Rian. Sedangkan Kelli nyengir seraya menggaruk kepala belakangnya.
"Di hukum," jawab Kelli, membuat Rian mengerutkan keningnya.
"Udah lupain, nggak penting juga. Kuy ke kantin, gue laper," ajak Kelli seraya menarik tangan Rian, laki - laki itu tersenyum menatap genggaman tangan Kelli.
Sesampai di kantin, beberapa orang memandang ke arah Kelli tidak suka.
"Liat tuh, kemarin Reyhan sekarang Rian. Murahan banget."
"Iya, kemarin gue liat dia pulang sama Reyhan."
Kelli yang mendengar itu, ia menghampiri kedua perempuan yang menggosipkannya. Namun tangannya di cekal oleh Rian, Kelli menggeram.
"Lepasin tangan gue, mereka harus di kasih pelajaran," ucap Kelli kesal.
"Biarin aja, kalau lo kesana berarti sama aja kayak mereka," jelas Rian.
"Tapi mereka udah keterlaluan. Mereka bilang gue murahan, Rian," ujar Kelli dengan wajah tertekuk.
"Biarin aja Kell, nggak usah di ladenin. Mendingan kita makan aja, " ajak Rian seraya menarik Kelli menuju ke stand siomay.
"Lo mau siomay kan? " tanya Rian.
"Mau," jawab Kelli singkat.
"Ya udah kalau gitu, biar gue yang pesan. Lo nyari tempat duduk," perintah Rian seraya mengelus Puncak kepala Kelli gemas. Perempuan itu langsung pergi mencari kursi.
***
"Kak Rey, aku boleh gabung nggak? " tanya Nita dengan wajah memelas.
"Itu kan masih ada kursi kosong , kenapa harus disini?" tanya Bian, membuat Vion menahan tawanya.
Reyhan mengabaikan Nita, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin. Reyhan mencari perempuan itu, biasanya ada Nita disitu juga ada Kelli. Mata Reyhan membulat ketika tatapannya jatuh pada Rian yang mengusap puncak kepala Kelli.
"Duduk aja Nit," kata Reyhan tanpa mengalihkan perhatiannya.
"Makasih Kak," ucap Nita dengan senyuman lebar. Bian dan Vion saling bersitatap, kemudian menatap Reyhan. Keduanya mengikuti arah pandang sahabatnya, sedetik kemudian keduanya tersenyum tengil.
Ketika Kelli sedang mencari tempat duduk, Vion memanggil perempuan itu.
"Kell." Merasa di panggil, Kelli menoleh. Ia mendapati Reyhan dan antek -anteknya di tambah Nita, Kelli berjalan menghampiri meja mereka.
"Kenapa Yon? " tanya Kelli, Vion menunjukkan cengirannya.
"Duduk disini aja, Kell," tawar Vion, Kelli melirik Reyhan. Sedangkan laki - laki itu membuang muka, Kelli mendengus.
"Gue mau makan sama Rian," balas Kelli.
"Ya nggak papa lah, ini masih ada kursi," tambah Bian, Kelli lagi - lagi melirik Reyhan tidak yakin.
"Reyhan setuju kok, jadi duduk disini aja. Biar rame, ya kan, Rey? " tanya Vion kepada Reyhan, laki - laki itu mendengus lalu mengangguk.
Kelli mendudukan dirinya di kursi yang kebetulan
mengahadapi tepat ke Reyhan. Nita mengaduk makananya dengan dongkol, harusnya ia yang duduk menghadap ke arah Reyhan.
Kelli yang melihat Rian kebingungan mencarinya, ia melambaikan tangannya. Rian tersenyum dan menghampiri Kelli.
"Maaf nunggu lama ya," ucap Rian.
"Iya nggak papa, " balas Kelli seraya tersenyum. Rian mendudukkan dirinya di samping Kelli. Reyhan tidak berhenti menatap Rian dengan tatapan tajamnya.
'Sialan. Sama Rian aja kalau ngomong alus banget pake senyum lagi, giliran sama gue kasar,' batin Reyhan kesal.
"Nit, kalau makan pelan - pelan dong," kata Reyhan, ia membersihkan bekas makanan di sudut bibir Nita. Hal itu membuat Nita terkejut, ia sangat senang dengan perhatian yang Reyhan berikan. Sedangkan Kelli, ia tidak peduli. Ia sibuk dengan makanannya.
Reyhan yang melihat respon Kelli, ia menggeram kesal. Bian dan Vion tertawa kecil, keduanya tahu jika sahabatnya itu cemburu.
"Gimana sabtu besok kalian double date? " celetuk Bian asal.
"Siapa? " tanya Kelli santai.
"Lo sama Rian terus Reyhan sama Nita. Seru tuh pasti, lagian besok kan weekend," jawab Bian enteng, membuat orang yang berada di meja itu melongo. Senyuman terbit di bibir Nita, perempuan itu sangat setuju.
"Oke nggak papa, besok jam berapa? " tanya Rian, Reyhan yang mendengar itu ingin protes. Tetapi ia urungkan, ia memiliki ide bagus.
"Jam 10 an gimana? Tempatnya besok aja di atur," usul Reyhan, Vion dan Bian tidak menyangka jika sahabatnya itu akan setuju. Rian setuju dengan usulan Reyhan.
"Ketemuan dimana? " tanya Nita antusias.
"Di depan sekolah aja," usul Reyhan lagi, disambut anggukkan oleh Nita dan Rian. Sedangkan Kelli memilih acuh, ia tidak tertarik.
"Lo gimana Kell? " tanya Rian, Kelli menaikkan sebelah alisnya.
"Ogah, gue nggak mau. Kalian aja yang pergi, gue nggak ikut" tolak Kelli.
"Sok sibuk," gumam Reyhan yang masih bisa Kelli dengar.
"Lo sehari aja nggak bikin gue naik darah, bisa nggak?! " ucap Kelli dengan suara yang naik dua oktaf, membuat orang satu kantin terkejut. Rian mencoba menenangkan Kelli, ia mengusap lengan Kelli agar perempuan itu tenang. Hal itu membuat Reyhan mengumpat dalam hati, ia mencoba menahan emosinya.
"Lah lo jadi orang sok sibuk banget, toh ini kan weekend. Harusnya lo bisa kan ikut," ujar Reyhan santai dengan seringaian di bibirnya yang membuat Kelli muak.
"Okay fine, puas lo," tandas Kelli, membuat Reyhan tersenyum puas.
***
"Gue pulang duluan ya, Kell," pamit Nita dengan senyuman lebarnya. Perempuan itu sangat senang, akhirnya yang ia tunggu kejadian. Ia tidak sabar untuk besok.
"Yoi," balas Kelli, ia mencangklong tasnya di bahu dan keluar kelas. Koridor sedikit ramai, Kelli melangkahkan kakinya menuju parkiran. Kelli hari ini memakai motor maticnya, karena ia bisa ngebut dan leluasa jika naik motor daripada mobil.
"Eh si kucing garong." Kelli hafal betul dengan suara ini, siapa lagi kalau bukan si kampret Reyhan.
"Lo bilang apa tadi? " tanya Kelli seraya melirik Reyhan tajam.
"Emang gue tadi bilang apa? " tanya Reyhan balik, membuat Kelli jengkel dengan laki - laki itu. Perempuan itu pun memakai helmnya dan tancap gas, tapi sebelum itu Reyhan mengatakan hal yang membuat Kelli mematikan kembali motornya.
"Lo kenapa minta di ajarin nyanyi sama si Rian? Gue bisa ajarin Lo," tanya Reyhan.
"Ogah gue di ajarin sama lo, yang ada nanti lo bikin gue kalah dan gue jadi babu lo. Gue nggak mau," tolak Kelli.
"Lo selalu negatif mulu sama gue." Mendengar itu Kelli tertawa.
"Lah lo kan penyebar hawa negatif Rey, baru sadar? " Kelli tertawa.
"Sialan," umpat Reyhan.
"Sampai ketemu besok Reyhan kampret," kata Kelli dengan nada mengejek. Ia pun tancap gas meninggalkan Reyhan yang memberengut.