Berlahan Nadine membuka pintu kamar Axell, di mana Axell terbaring lemah di ranjangnya.
Nadine tak tahan melihat keadaan Axell yang begitu tak berdaya.
Wajah Axell yang begitu kurus, dengan pipi yang tirus, serta kepala yang sudah tanpa rambut.
Berlahan dengan tanpa suara Nadine meraih tangan kurus Axell yang lemah.
Axell berlahan membuka matanya yang terlihat meredup, dengan sebuah selang oksigen dalam hidungnya.
Walau keadaan Axell sudah sangat lemah, saat tahu Nadine datang untuknya dan sudah berada di hadapannya, Axell menatap Nadine dengan senyum lemahnya.
" Hai Nad." sapa Axell dengan sangat lemah.
Nadine tersenyum, menggenggam tangan Axell dengan hati-hati.
" Hai Axell, aku sudah datang seperti yang kamu inginkan, sekarang aku juga menginginkan sesuatu padamu." ucap Nadine lirih menatap dalam wajah Axell.
" Apa?" tanya Axell membalas tatapan Nadine.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com